Sambil Menangis, Gadis Gaza Ngaku Jenuh dengan Penderitaan 'Negara-Negara Arab Aku Tidak akan Maafkan'
Gadis asal Gaza mengaku tak akan memaafkan negara-negara Arab karena membiarkan Palestina menderita akibat serangan Israel.
Seorang gadis asal Gaza mengeluarkan isi hatinya yang penuh kepedihan karena Gaza terus menerus mendapat serangan dari militer Israel.
Banyak rekan dan orang terdekatnya turut menjadi korban hingga membuatnya merasa lelah dan jenuh dengan penderitaan tak berujung yang menimpa orang tak bersalah.
Dalam sebuah video yang beredar, gadis itu sampai menangis saat diminta mengutarakan isi hatinya atas penderitaan yang dirasakan akibat kekejaman militer Israel.
Gadis itu juga mengutuk negara-negara Arab yang hanya bisa terdiam dan tak banyak membantu warga Gaza. Bahkan ia berujar tak akan pernah memaafkan mereka.
Seperti apa selengkapnya? Melansir dari Instagram @haneen.salem.gaza, Selasa (13/8) berikut informasinya.
Jenuh dan Lelah Menderita
Dalam video tersebut, gadis yang tak diketahui namanya itu hanya bisa menangis dan tak kuasa membendung amarah karena terus-terusan merasakan penderitaan.
"Kami sudah jenuh, wahai dunia. Kami sudah jenuh. Bukan hanya aku, kami semua lelah. Semua anak-anak, semua pemuda sudah lelah," ucapnya.
Dirinya mengecam orang Yahudi dan negara-negara Arab yang terus membiarkannya dan warga Gaza menderita. Ia pun mengaku jenuh dan lelah karena terus menjadi korban.
"Cukup sudah! Cukup! Mengapa orang Yahudi melakukan ini pada kami? Dan negara-negara Arab hanya menyaksikan kami? Apakah penderitaan kami menyenangkan mereka?"
"Kami sudah jenuh, wahai dunia. Kami sudah lelah," sambungnya.
Tak akan Pernah Maafkan Negara-negara Arab
Gadis itu mengaku marah pada negara-negara Arab yang hanya bisa menonton tanpa bertindak apapun.
Padahal sudah banyak bukti yang memperlihatkan kekejian tentara Israel yang membuat anak-anak Gaza tewas dengan kondisi mengenaskan.
"Dan kalian, kalian negara-negara Arab. Aku tidak tahu harus berkata apa tentang kalian. Anak-anak sekarat di bawah reruntuhan, tangan-tangan mereka putus, kaki mereka robek, kepala mereka hancur."
"Kepada setiap negara-negara Arab dan warga dunia yang melihat kami, darah apa yang mengalir di nadi kalian? Kalian terbuat dari tanah liat apa? Jika anak Anda mengalami ini, apakah Anda akan diam?" ucapnya lagi.
Sebagai akhir dari pernyataanya, gadis itu mengaku tak akan memaafkan negara-negara Arab baik di dunia dan akhirat.
"Aku punya satu kalimat untuk disampaikan: aku tidak akan memaafkan kalian baik di dunia maupun di akhirat. Dan aku akan meminta Tuhanku untuk tidak memaafkan kalian juga. Itulah kalimat terakhir yang kusampaikan pada kalian," tutupnya.
Negara-negara Arab Sekutu Israel
Bantuan terus diberikan oleh internasional kepada masyarakat Gaza akibat konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel, terutama beberapa negara Arab.
Meski begitu, tak semua negara Arab memberikan bantuan secara penuh. Beberapa di antaranya justru membangun hubungan baik dengan Israel hingga disebut sekutu.
Pada dasarnya hubungan Israel dengan negara-negara Arab memang telah lama terjadi. Tak sedikit negara Arab yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel dan mulai membangun kerja sama dagang hingga keamanan.
Berikut daftar negara Arab yang disebut sekutu Israel hingga saat ini:
1. Yordania
Yordania diketahui memiliki hubungan baik dengan Israel. Pada 26 Oktober 1994, Raja Hussein dari Yordania resmi menjalin perdamaian dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin melalui perantara Presiden AS kala itu, Bill Clinton.
Kedua negara juga menjalin hubungan dagang pada 1996. Terbukti Israel mendirikan pusat pengobatan modern di Amman.
2. Uni Emirat Arab (UAE)
Uni Emirat Arab menjalin hubungan dengan Israel melalui perjanjian damai pada 15 September 2020.
Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif al-Zayani dan Menteri Luar Negeri Emirati Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan menandatangani perjanjian di hadapan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
3. Mesir
Presiden Mesir Anwar Sadat memulai hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 1979 usai menandatangani perjanjian damai dan telah dinegosiasikan selama KTT Camp David di hadapan Presiden AS jimmy Carter.
Dalam perjanjian tersebut, Israel akan menyerahkan Semenanjung Sinai kepada Mesir sebagai balasan pengakuan negara Israel oleh Mesir.
4. Maroko
Maroko memiliki sejarah panjang dalam hal diplomatik dengan Israel. Kedua negara sudah menjalin hubungan sejak 1990 meski tidak resmi.
Namun hubungan tersebut sempat terputus usai terjadi pemberontakan Palestina pada 2002.
Pada 10 Desember 2020 melalui bantuan AS, Maroko sepakat kembali menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan.
Pada 2021, Maroko-Israel menandatangani tiga perjanjian perihal konsultasi politik, penerbangan serta budaya. Keduanya juga menandatangani perjanjian pertahanan.