Viral Video Adzan di Gaza Bikin Hati Pilu, Suara Muazin Menahan Tangis
Berikut video adzan di Gaza yang membuat hati pilu.
Berikut video adzan di Gaza yang membuat hati pilu.
Viral Video Adzan di Gaza Bikin Hati Pilu, Suara Muazin Menahan Tangis
Militer Israel kembali menunjukkan kekejaman dan kekejiannya.
Tanpa hati dan perasaan, militer Israel melancarkan lebih dari 60 serangan udara di Rafah dalam 48 jam usai Mahkamah Pidana Internasional memerintahkan penghentian operasi militer di wilayah selatan Jalur Gaza tersebut.
Selama invasi darat Israel di wilayah tersebut, puluhan peluru artileri dan tembakan terus-menerus juga diarahkan ke warga Palestina di Rafah.
Akibatnya, 13 warga Palestina terbunuh secara mengenaskan.
Mirisnya, ketiga belas warga yang meninggal dunia tersebut termasuk enam keluarga Qishta, seorang ibu lanjut usia dan tiga anaknya—dua perempuan dan satu laki-laki—serta seorang putra dewasa dan dua anaknya.
Seperti diungkapkan oleh organisasi HAM Euro-Med Monitor yang berbasis di Jenewa.
Penderitaan demi penderitaan yang dirasakan oleh warga Palestina ini membuat siapa saja tak kuasa menahan rasa kesedihan.
Hal itu terlihat saat Ia melantunkan adzan dengan suara menahan tangis seperti dilansir dari akun TikTok bebeksayur65, Kamis (30/5).
Sontak siapa saja yang mendengarnya pun merasakan kepiluan di setiap lantunan adzan yang dikumandangkan.
"Gaza 💔," tulisnya dalam video.
"Aku sudah mendengar banyak adzan dalam hidupku, tapi hatiku tidak pernah begitu sakit saat mendengar adzan ini," paparnya dalam video.
TikTok bebeksayur65
Kepedihan juga dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Banyak dari warga Indonesia yang tak kuasa menahan kesedihan usai melihat kekejaman militer Israel di Rafah.
"Ya allah kapan selesai perang di Palestina 😭😭," tulis akun tatangsubiantoro.
"Adzannya langsung tembus ke Arsy Allah😭😭," tulis akun me_yanis.
"Begitu sedih mendengarnya. Semoga cepat merdeka palestina. Amin ya Allah," tulis akun hambali19.
"Adzan nya nahan tangis. Ya Allah 😭😭😭," tulis akun warmwarum350.
"😭😭😭 yakinlah mereka orang orang pilihan dari Allah yang nantinya di kumpulkan di telaga Al-Kautsar. Semoga Allah mentabahkan dalam ujian berat ini aamiin," tulis akun Chichuuyaa.
Baru-baru ini, Israel memborbardir warga Palestina di Rafah.
"Tiga belas warga Palestina terbunuh dalam 48 jam setelah keputusan Mahkamah (Pidana Internasional), termasuk 6 anggota keluarga Qishta, seorang ibu lanjut usia dan 3 anaknya—2 perempuan dan 1 laki-laki—serta seorang putra dewasa dan dua anaknya," kata organisasi HAM Euro-Med Monitor yang berbasis di Jenewa tersebut.
Mereka dilaporkan tewas pada Sabtu di Khirbet al-Adas, sebuah wilayah di utara Rafah yang tidak termasuk dalam perintah evakuasi Israel.
Menanggapi serangan di kamp tenda Rafah, penulis dan aktivis Palestina Kaleem Hawa mengatakan "tidak ada lagi garis merah bagi Israel dan Amerika Serikat."
"Mereka mampu menyerang penduduk sipil tanpa pandang bulu, menciptakan kuburan massal, dan mengepung 2 juta orang," ujarnya kepada Al Jazeera dari Detroit, Amerika Serikat, di mana sedang berlangsung konferensi pro-Palestina.
"Semua garis merah telah dilanggar. Hanya perlawanan rakyat Palestina di lapangan dan perjuangan kami di sini, di pusat imperium, yang akan membantu mengakhiri genosida dan kampanye pemusnahan yang sedang berlangsung ini," tambahnya.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan keprihatinannya setelah menerima informasi dari Rafah tentang serangan Israel terhadap tenda-tenda pengungsi Palestina.
Ada laporan mengenai korban jiwa, "termasuk anak-anak dan perempuan di antara mereka yang terbunuh," kata UNRWA dalam sebuah unggahan di X. "Gaza adalah neraka di bumi. Gambar-gambar dari semalam adalah bukti nyata dari hal itu."