Masih banyak warga Palestina yang meninggalkan rumah mereka mengungsi ke sekolah-sekolah yang bisa saja menjadi target serangan pasukan zionis Israel di Khan Younis, selatan Jalur Gaza.
FOTO: Penderitaan Warga Palestina di Gaza Hidup Bertahan di Kegelapan Tanpa Listrik, Cuaca Panas dan Dinginnya Malam
Ratusan warga Palestina yang meninggalkan rumah mereka masih mengungsi ke sebuah sekolah di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, setelah serangan militer Israel yang terus berlangsung di tengah konflik Israel-Hamas. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Kondisi tempat pengungsian tidak adanya aliran listrik telah menambah buruk keadaan. Mereka juga terpaksa merasakan hidup dalam suasana kegelapan malam hari. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Cuaca panas yang ekstrem yang melanda wilayah tersebut juga menambah parah keadaan mereka. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Sejak serangan dimulai, banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan mencari perlindungan di berbagai fasilitas umum, termasuk sekolah-sekolah yang dengan cepat diubah menjadi tempat penampungan darurat. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Di sekolah ini, para pengungsi berusaha bertahan hidup tanpa listrik. Selain itu, distribusi air bersih dan makanan juga sulit. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Seperti Amal Nsair, seorang wanita Palestina yang mengungsi ini sedang mengipasi anak-anaknya saat mereka tidur di sekolah tempat mereka berlindung dari cuaca panas dan udara dingin malam hari. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Sementara itu, upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan terus berlangsung, meskipun hasilnya masih belum jelas.
Di tengah ketidakpastian ini, warga Palestina di Jalur Gaza hanya bisa berharap bahwa perdamaian akan segera terwujud. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
Seorang anak pengungsi Palestina dari keluarga Nsair tidur sambil berlindung di sekolah selama cuaca panas dan pemadaman listrik, di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 25 Juni 2024. Foto: REUTERS / Mohammed Salem
PBB kemarin melaporkan 15.000 warga Palestina melarikan diri dari Gaza utara sehari sebelumnya. Jumlah ini tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya pada Senin.