Tenda Pengungsian Tergenang Banjir, Anak-Anak Gaza Terpaksa Tidur di Kandang Ayam
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah, apalagi di tengah musim hujan seperti saat ini.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah, apalagi di tengah musim hujan seperti saat ini.
Tenda Pengungsian Tergenang Banjir, Anak-Anak Gaza Terpaksa Tidur di Kandang Ayam
Agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina telah berlangsung sekitar 123 hari. Krisis kemanusiaan di daerah yang terkepung itu semakin parah, apalagi telah masuk musim hujan.
Anak-anak di Rafah, Gaza selatan terpaksa tidur di kandang ayam karena tenda pengungsian yang mereka tempati tergenang setelah hujan lebat.
Dikutip dari Quds News Network, anak-anak ini tidur di atas kandang ayam bersusun yang terbuat dari besi. Di sana mereka menggelar alas tidur dan bantal.
"Pengungsi anak-anak tidur di kandang ayam hari-hari ini untuk menghindari hujan lebat dan dingin, steelah tenda yang mereka tinggali terendam akibat hujan lebat," jelas Quds News Network dalam unggahannya di X.
Rafah menampung sekitar 1,4 juta pengungsi yang datang dari Gaza utara, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Kekhawatiran meningkat setelah Israel melancarkan serangan daratnya di kota ini. PBB memperingatkan potensi besarnya korban jiwa di wilayah ini.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan, 11.000 warga yang sakit dan terluka perlu segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan yang layak untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Saat ini, beberapa rumah sakit di Gaza utara tidak bisa berfungsi sepenuhnya. Sementara itu, pasokan obat-obatan, bahan bakar, dan tim medis sangat dibutuhkan di wilayah Gaza selatan.
Kementerian Kesehatan menambahkan, 350.000 pasien di Gaza sangat memerlukan obat-obatan untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Pasukan angkatan laut Israel menembak konvoi kendaraan yang mengangkut bantuan makanan untuk Gaza pada Senin (5/2).
Warga Palestina saat ini juga terancam kelaparan karena terbatasnya pasokan bantuan yang bisa masuk ke Gaza.
Agresi brutal Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan 27.365 warga sipil Palestina dan melukai 66.630 lainnya. Sebagian besar korban tewas adalah anak-anak.