Kondisi pengungsi masyarakat sipil Palestina yang tinggal di kamp tenda darurat di wilayah Rafah kian memprihatinkan. Foto: REUTERS / Ibrahim Abu Mustafa
Kondisi para pengungsi warga sipil Palestina di Rafah, Gaza Selatan kian memprihatinkan.
Mereka tak hanya menghindari serangan udara Israel, tetapi juga harus bertahan hidup di tengah kekurangan pasokan makanan dan juga air bersih. Foto: REUTERS / Ibrahim Abu Mustafa
Serangan brutal tentara zionis Israel telah membuat kondisi mereka semakin buruk, pasalnya bantuan bahan makanan yang tengah mengantre masuk mendapat kesulitan untuk masuk ke perbatasan. Foto: REUTERS / Ibrahim Abu Mustafa
Dari sumber Badan Amal ActionAid menyatakan kondisi beberapa pengungsi di Rafah, Gaza bagian selatan semakin buruk.
Mereka sempat menceritakan kondisi warga sipil Palestina yang terpaksa memakan rumput karena tidak ada sesuatu yang dapat dimakan. Foto: REUTERS / Ibrahim Abu Mustafa
"Semua orang di kamp pengungsian ini sedang kelaparan. Semua orang pengungsi hanya dapat 1,5 hingga 2 liter air yang tidak bersih setiap hari untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari," kata ActionAid dalam pernyataannya yang dilansir dari Reuters, Jumat (9/2/2024). Foto: REUTERS / Ibrahim Abu Mustafa
Meski wilayah Rafah berada di perbatasan dengan Mesir, namun bantuan kemanusiaan masih kesulitan untuk masuk untuk menyalurkan bantuan pada 1, 4 juta pengungsi kota terakhir di selatan Gaza tersebut.
Terlihat kondisi lokasi pengungsi Palestina di Rafah yang meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel saat berlindung di kamp tenda darurat, di tengah konflik antara Israel dan Hamas yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Foto: REUTERS / Bassam Masoud
Anak-anak Palestina dan seorang wanita memegang wadah saat mereka mengantre untuk menunggu mendapatkan makanan yang dimasak oleh dapur amal di tengah kekurangan pasokan makanan di Rafah, Gaza Selatan. Foto: REUTERS / Ibrahim Abu Mustafa