Meningkatkan Ekonomi, Polisi Ini Bertani Cabai Terinspirasi Saat Jadi Ajudan Gubernur
Seorang polisi dari Polda NTT memanfaatkan lahan kosong untuk bertani cabai demi tingkatkan ekonomi dan stabilitas pangan.
Seorang polisi dari Polda NTT memanfaatkan lahan kosong untuk bertani cabai demi tingkatkan ekonomi dan stabilitas pangan.
Meningkatkan Ekonomi, Polisi Ini Bertani Cabai Terinspirasi Saat Jadi Ajudan Gubernur
Seorang anggota Polisi di Polda NTT, Aiptu Titus Lomi memiliki keahlian bertani.
Ia tidak menyia-nyiakan kemampuannya untuk menanam cabai di sebuah lahan kosong di Besmarak, Kabupaten Kupang, NTT.
Titus Lomi berhasil menanam cabai hingga mencapai 1.300 pohon.
- Pakar Kebijakan Sebut Paket Stimulus Ekonomi Bisa Ringankan Beban Masyarakat Terdampak PPN 12%
- Dukung Pemerintah Tekan Inflasi, Ketum TP PKK Hadiri Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Bogor
- Pj Gubernur Kaltim Ajak Warga Pemaluan Duduk Bareng: IKN di Kaltim akan Dorong Laju Pertumbuhan Ekonomi
- Apresiasi Pj Gubernur Kaltim untuk Perkembangan Ekonomi di Penajam Paser Utara
Cabai dari hasil taninya dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya sekaligus dibagikan kepada orang yang membutuhkan.
Titus Lomi mendapatkan inspirasi bertani cabai saat menjadi ajudan gubernur.
Bagaimana kisahnya? Simak ulasannya sebagai berikut.
Polisi Jadi Petani Cabai
Polisi asal Kupang bernama Aiptu Titus Lomi yang bekerja di Direktorat Pengamanan Objek Vital NTT tidak menyia-nyiakan lahan kosong yang dimilikinya untuk bertani dan menanam ribuan pohon cabai. Titus Lomi berhasil menanam pohon cabai sebanyak 1.300 pohon. Hasil panennya dijual dengan harga Rp60.000 per kilo.
Titus Lomi selalu menyempatkan waktu usai bertugas untuk datang ke kebun dan merawat ribuan pohon cabainya.
“Kalau luas lahan seluruhnya hampir 3.000, dan kalau cabai paling 20-25. Di dalamnya 1.300 atau 1.400 yang ada. Kalau untuk panen, sementara ini kita panen 20-30 kilo,”
kata Titus.
Hasil panen itu dipasarkan secara online.
Selain itu, ia juga berperan dalam memenuhi permintaan cabai di pasar sekitar 10 sampai 20 kilo.
“Dan pemasarannya online dan mungkin ada permintaan pasar, kayak pasar inpres, paling 20 kilo, 10 kilo,” lanjut Titus.
Terinspirasi saat Jadi Ajudan Gubernur
Inspirasi Titus bertani dan memanfaatkan lahan kosong muncul saat menjadi ajudan Gubernur NTB.
Saat sering ikut melakukan kunjungan, Titus menilai bahwa banyak sekali lahan kosong yang potensial.
Maka dari itu, ia berpikir untuk ikut memanfaatkan lahan kosong dan menanamkan pohon cabe agar dapat meningkatkan ekonomi keluarganya.
Selain itu, kegiatan menanam pohon cabai dan memanfaatkan lahan kosong sekaligus menerapkan program Kapolri tentang menjaga stabilitas pangan.