Mertua Eks Panglima TNI Kedatangan Tamu, Konglomerat RI Dulu Beli Pabrik Lamborghini
Momen AM Hendropriyono kedatangan tamu istimewa yang dulu pernah membeli pabrik Lamborghini di momen lebaran Idul Fitri.
Mertua eks Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Andika Perkasa, yakni Jenderal (Purn) TNI, AM Hendropriyono menggelar acara open house di momen lebaran Idul Fitri 1444 H. Hal itu diketahui dari unggahan di Instagram @jenderaltniandikaperkasa.
Acara tersebut dihadiri oleh keluarga dan juga beberapa orang-orang penting di Tanah Air. Salah satunya ialah konglomerat Indonesia yang pernah membeli pabrik Lamborghini.
-
Kenapa Andhika Perkasa mengubah ransum TNI? Kondisi ini membuat Andhika yang pada saat itu menjabat sebagai Pangkostrad merasa gelisah. Ketika jabatannya naik menjadi Kepala Staff Angkatan Darat, Andhika merombak pola konsumsi para prajurit di medan operasi.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Edi Sudrajat, mungkin bagi banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Bagaimana Andhika Perkasa merancang ransum TNI yang baru? “Saya desain dan saya bandingkan dengan negara maju. Itu ada teorinya. Kilo kalori harus terpenuhi tapi gimana caranya itu tidak terlalu berat yang kita banyakin adalah porsi protein,” tandasnya.
-
Siapa yang berolahraga bersama Jenderal Andika Perkasa? Tak hanya olahraga di gym, Jenderal Andika Perkasa juga tampak bermain basket. Ia bermain basket bersama beberapa orang lain dan putranya, Andrew.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
Siapakah dia? Simak ulasannya:
Unggahan Andika Perkasa di Momen Lebaran
Melalui akun Instagram pribadinya, Jenderal Andika membagikan foto-foto momen lebaran Idul Fitri di kediaman sang mertua, AM Hendropriyono.
Di momen lebaran itu, tampak Hendropriyono tengah menggelar acara open house yang dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan juga para koleganya.
Instagram/@jenderaltniandikaperkasa ©2023 Merdeka.com
Kedatangan Tamu Istimewa
Salah satu tamu istimewa yang hadir dalam acara tersebut ialah konglomerat terkenal Indonesia, Setiawan Djody. Tampil rapi menggunakan batik, Djody terlihat berfoto bersama dengan keluarga Hendropriyono.
Instagram/@jenderaltniandikaperkasa ©2023 Merdeka.com
Saat foto bersama, Djody nampak berdiri persis di sebelah Andika Perkasa.
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444H. Terima kasih untuk semua yang telah menyempatkan datang," tulis Andika dalam keterangan foto.
Sosok Setiawan Djody
Setiawan Djody merupakan konglomerat asal Indonesia. Bersama dengan putra dari Presiden ke-2 RI yakni Tommy Soeharto, ia pernah membeli perusahaan supercar Lamborghini.
Pada Januari tahun 1994 silam, Djody dan Tommy menggelontorkan uang sebesar US$ 40 juta untuk membeli perusahaan berlogo 'banteng ngamuk' itu melalui perusahaan Megatech.
Tommy Soeharto dan Setiawan Jody ©2023 Merdeka.com
Namun, pada saat itu jurnal sejarah Lamborghini hanya menyebut pembelinya sebagai 'unknown Indonesian'.
Kemudian, diketahui jika Megatech ini dimiliki oleh Tommy dan Djody. Keduanya memiliki sekitar 60 persen saham, sementara sisanya dipegang sebuah perusahaan Malaysia, MyCom Berhad.
Akhir Kepemilikan Lamborghini
Selain Lamborghini, perusahaan Megatech yang dimiliki Djody dan Tommy juga tercatat sebagai pemilik perusahaan Vector. Ini adalah salah satu merek supercar Amerika yang cukup bergaung namanya pada masa itu.
Kepemilikan perusahaan supercar Lamborghini berakhir di tangan Tommy dan Djody pada tahun 1998, saat Indonesia mengalami krisis moneter.
Meski dijual, Megatech pada saat itu justru mendapatkan untung besar. Sebab, mereka menjual perusahaan tersebut dengan harga 110 juta dolar AS. Niilainya menjadi berkali-kali lipat mengingat tingginya nilai dolar ketika krisis moneter pada saat itu.