Bos Lamborghini Sindir Produsen Mobil yang Latah Masuk Pasar China
Strategi Lamborghini saat ini adalah tidak mengejar posisi terdepan dalam penggunaan plug-in hybrid.
Lamborghini dikenal sebagai salah satu produsen mobil super yang berfokus pada segmen pasar mewah, saat ini sedang menikmati hasil penjualan yang sangat memuaskan. Pada tahun 2023, merek asal Italia ini bahkan mencatatkan penjualan lebih dari 10 ribu unit kendaraan, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di sembilan bulan pertama tahun 2024, Lamborghini telah mengirimkan 8.411 unit kendaraan, yang menunjukkan peningkatan pendapatan sebesar 20 persen. Hal ini sangat kontras dengan situasi yang dihadapi oleh perusahaan induknya, Volkswagen Group, yang sedang berusaha mengurangi biaya akibat penjualan yang merosot di Eropa.
Menurut CEO Lamborghini, Stephan Winkelmann, strategi yang diterapkan oleh Lamborghini saat ini adalah tidak berusaha menjadi yang pertama dalam menggunakan teknologi plug-in hybrid. Ia menjelaskan bahwa teknologi bukan hanya soal inovasi, tetapi juga tentang hadir pada saat pasar siap.
"Kami selalu mengatakan bahwa teknologi baterai harus membantu kami untuk tampil lebih baik dari sebelumnya," ungkap Winkelmann.
"Pada akhirnya, yang terpenting adalah performanya. Kami harus menjadi yang terdepan karena kalau tidak, tidak ada alasan untuk melakukannya. Hanya mengurangi emisi dan tidak memberikan dampak daya tambahan pada mobil dan performa akan menjadi permainan yang sia-sia," tambahnya.
Di samping itu, Winkelmann juga menekankan pentingnya sikap bijak dalam menghadapi transisi menuju teknologi kendaraan listrik. Merek yang memiliki lambang Banteng ini lebih berhati-hati dalam merespons langkah banyak produsen mobil lainnya yang berlomba-lomba memasuki pasar China.
Pendekatan tersebut kini menjadi tantangan bagi produsen yang berharap dapat terus meraih keuntungan dari pasar Tiongkok.
"Mereka mengalami masalah karena mereka terlalu banyak terpapar. Kami tidak pernah melakukannya, tidak seperti merek lain. Kami selalu melihat ukuran pasar, lalu kami memutuskan apa yang harus dilakukan," tegas Winkelmann.
Lamborghini menghadapi tantangan
Produsen mobil listrik asal China yang saat ini tengah berkembang tidak dianggap sebagai ancaman bagi Lamborghini. Winkelmann menjelaskan bahwa meskipun pasar China merupakan pasar otomotif terbesar di dunia, hal ini tidak berlaku untuk segmen mobil mewah. "Ada gelembung yang sedang meletus, dan inilah yang terjadi di Cina.
Namun pada akhirnya, ukuran pasar mobil mewah selalu lebih kecil daripada yang digelontorkan banyak produsen mobil ke pasar tersebut," tegasnya. Meskipun demikian, CEO Lamborghini tersebut menyadari bahwa mereka akan menghadapi sejumlah tantangan di masa depan.
Dalam konteks elektrifikasi, Winkelmann menekankan pentingnya memperhatikan dua aspek, yaitu penerimaan pasar dan regulasi dari pihak legislator. "Dan di sisi kami, seberapa cepat kami mampu menghadirkan sesuatu yang sama emosionalnya dengan mobil-mobil kami saat ini," tukasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Lamborghini tetap berkomitmen untuk menghadirkan inovasi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga tetap mempertahankan nilai-nilai emosional yang menjadi ciri khas merek mereka. Dengan demikian, meskipun ada tantangan dari produsen mobil listrik lainnya, Lamborghini tetap optimis dalam menghadapi masa depan.