Kondisi Pasar Mobil Listrik di China yang Suram akibat Persaingan Harga yang Ketat
Meskipun penjualan EV di China meningkat, prospek pendapatan produsen kendaraan listrik tetap suram karena persaingan harga yang ketat.
Meskipun kendaraan listrik (EV) saat ini menyumbang lebih dari setengah dari total penjualan mobil baru di China, prospek keuntungan bagi produsen kendaraan listrik di negara itu tetap tidak cerah. Hal ini terutama disebabkan oleh persaingan harga yang semakin ketat, seperti yang dilaporkan oleh South China Morning Post (SCMP).
Saat ini, hanya dua perusahaan lokal, yaitu BYD dan Li Auto, yang berhasil meraih keuntungan. Sementara itu, sekitar 30 pesaing lainnya masih menghadapi tekanan besar untuk mengatasi kerugian, meskipun penjualan di pasar otomotif terbesar di dunia ini terus menunjukkan hasil yang menjanjikan.
Di kuartal kedua tahun ini, tiga perusahaan terkemuka dalam produksi kendaraan listrik—Xpeng, Zeekr Intelligent Technology, dan Leapmotor—melaporkan kerugian total mencapai 42,9 miliar yuan (sekitar USD 6 miliar). Walaupun angka kerugian ini menurun 20 persen dibandingkan dengan kerugian 53,5 miliar yuan yang terjadi tahun lalu, muncul kekhawatiran bahwa penerapan diskon tambahan dapat semakin memperburuk kondisi industri ini.
Di China, penjualan kendaraan listrik mengalami peningkatan yang signifikan, dengan angka penjualan yang untuk pertama kalinya melampaui 50 persen pada bulan Juli. Kenaikan ini didorong oleh berbagai insentif yang diberikan oleh pemerintah serta pengembangan infrastruktur pengisian daya yang semakin baik.
Berdasarkan laporan dari Asosiasi Mobil Penumpang China, pada bulan lalu, sebanyak 878.400 unit kendaraan listrik murni dan hibrida plug-in telah dikirimkan kepada konsumen di China, yang menunjukkan peningkatan sebesar 36,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Kendaraan listrik tersebut berkontribusi sebesar 51,1 persen dari total penjualan kendaraan di negara tersebut.
Saat ini, China berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap total penjualan kendaraan listrik di seluruh dunia, menjadikannya sebagai kekuatan utama dalam sektor ini.
Namun, persaingan harga yang sangat ketat memaksa sejumlah produsen untuk memberikan diskon besar-besaran, yang bisa berdampak negatif pada margin keuntungan mereka.