Mitos atau Fakta, Apakah Merokok Dapat Menghilangkan Stres? Begini Penjelasannya
Merdeka.com merangkum informasi tentang apakah merokok benar-benar efektif dalam meredakan stres atau justru memperburuknya.
Merokok sering kali dianggap sebagai cara untuk meredakan stres, baik di kalangan perokok maupun mereka yang baru mulai mencoba rokok.
Banyak yang percaya bahwa menyalakan sebatang rokok dapat membantu mereka merasa lebih tenang dan rileks, terutama saat sedang menghadapi situasi yang membuat stres.
-
Bagaimana rokok merusak paru-paru? Akumulasi zat-zat berbahaya dari asap rokok dalam jangka panjang menyebabkan iritasi dan peradangan kronis pada paru-paru, mengurangi kemampuan organ ini untuk bekerja dengan optimal.
-
Kapan Bumbu Rawon mulai menjadi trending topik? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (19/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Kapan pertanyaan lucu dan menjebak menjadi trending topik? Simak ulasan selengkapnya dilansir dari berbagai sumber, Jumat (12/7/2024).
-
Apa yang diklaim beredar di media sosial mengenai filter rokok? Beredar di media sosial, yang mengeklaim filter rokok mengandung darah babi. Sehingga narasi beredar rokok dinyatakan haram.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang dipastikan oleh Menko Luhut terkait TikTok? Luhut memastikan larangan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap investasi TikTok di Indonesia.
Namun, apakah benar rokok dapat menghilangkan stres atau ini hanya sebuah mitos yang telah bertahan lama? Terutama, banyak sekali orang yang meyakini hal tersebut.
Berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang apakah merokok benar-benar efektif dalam meredakan stres atau justru memperburuknya. Simak ulasannya sebagai berikut.
Mengapa Banyak Orang Menganggap Merokok Meredakan Stres?
Salah satu alasan utama mengapa banyak orang merokok adalah karena mereka percaya bahwa rokok dapat membantu mengatasi stres.
Kebiasaan ini sering kali dimulai sejak masa muda, saat seseorang pertama kali menghadapi tekanan sosial, emosional, atau pekerjaan. Pada saat-saat yang penuh stres, merokok seolah menjadi pelarian cepat yang memberikan efek menenangkan.
Rasa tenang yang dirasakan setelah merokok sebagian besar disebabkan oleh nikotin, bahan aktif dalam rokok yang memengaruhi otak. Nikotin merangsang pelepasan neurotransmiter seperti dopamin, yang dikenal sebagai “hormon kebahagiaan”.
- 10 Mitos Ibu Hamil yang Sering Dipercaya, Begini Fakta Sebenarnya
- Mitos atau Fakta Jika Ingatan Ikan Mas Hanya Bertahan 3 Detik? Ternyata Ini Jawabannya
- 6 Mitos Tentang Menyusui yang Sering Dipercaya, Ketahui Fakta Penjelasannya
- Mitos Jalak Kebo yang Dianggap Membawa Keberuntungan hingga Pengusir Makhluk Gaib
Dopamin ini dapat menciptakan perasaan senang dan rileks sejenak, membuat perokok merasa bahwa stres mereka telah berkurang. Namun, sensasi ini hanya bersifat sementara dan dapat menimbulkan siklus kecanduan.
Apakah Merokok Benar-Benar Menghilangkan Stres?
Fakta ilmiah menunjukkan bahwa merokok tidak secara efektif mengurangi stres dalam jangka panjang. Namun nikotin dapat menciptakan relaksasi secara langsung, sehingga dapat mengurangi stres dan kecemasan.
Meski begitu, efek itu hanya bertahan sementara dan selanjutnya akan timbul gejala penarikan dan keinginan yang meningkat untuk selalu merokok.
Artinya, merokok dapat mengurangi gejala penarikan, akan tetapi tidak efektif dalam mengurangi kecemasan atau stres.
Ketika seseorang berhenti merokok untuk sementara waktu, kadar nikotin dalam darah mereka menurun, yang menyebabkan gejala putus nikotin seperti kegelisahan, mudah marah, dan peningkatan rasa stres.
Ketika mereka merokok kembali, nikotin tersebut memulihkan gejala putus nikotin, dan perokok merasakan kelegaan sementara.
Namun, kelegaan ini bukan karena stres berkurang, melainkan karena nikotin menghilangkan gejala kecanduan yang ditimbulkan oleh diri rokok itu sendiri.
Dengan kata lain, rokok menciptakan siklus di mana seseorang merasa stres karena putus nikotin dan merokok untuk menghilangkan stres yang disebabkan oleh kecanduan tersebut.
Ini adalah ilusi yang membuat perokok percaya bahwa rokok adalah solusi stres, padahal sebenarnya rokoklah yang menciptakan masalah itu.
Cara yang Lebih Sehat untuk Mengatasi Stres
Alih-alih merokok, ada banyak cara yang lebih sehat dan efektif untuk mengatasi stres. Beberapa di antaranya termasuk:
1. Olahraga Teratur
Olahraga telah terbukti dapat meredakan stres dengan meningkatkan produksi endorfin, hormon yang membuat perasaan bahagia. Berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang adalah beberapa bentuk olahraga yang dapat membantu mengurangi ketegangan.
2. Meditasi dan Teknik Relaksasi
Meditasi dan pernapasan dalam merupakan metode efektif untuk menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan. Teknik-teknik ini membantu meningkatkan kesadaran diri dan mengajarkan cara menghadapi situasi stres tanpa tergoda untuk merokok.
3. Berbicara dengan Orang Terdekat
Terkadang, berbicara dengan teman atau keluarga tentang apa yang membuat Anda stres bisa sangat membantu. Dukungan sosial yang baik dapat membantu mengurangi beban emosional.
4. Mengatur Pola Tidur
Tidur yang cukup dan berkualitas adalah faktor penting dalam mengelola stres. Kurang tidur dapat meningkatkan produksi hormon stres seperti kortisol, yang dapat membuat Anda merasa lebih cemas dan mudah tersinggung.
5. Mengelola Waktu dengan Baik
Stres sering kali muncul karena perasaan terburu-buru atau beban kerja yang menumpuk. Belajar mengatur waktu dan membuat prioritas dapat membantu mengurangi tekanan dalam kehidupan sehari-hari.