Mitos Gunung Lawu, Mulai Adanya Pasar Setan Hingga Pantangan Pakai Baju Hijau
Selain pemandangan alam yang menakjubkan, masyarakat percaya bahwa, Gunung Lawu memiliki cerita mistis yang membuat merinding dan beredar di kalangan pendaki.
Nama Gunung Lawu memiliki arti unggul, oleh masyarakat setempat disebut juga sebagai Wukir Mahendra Giri.
Mitos Gunung Lawu
Tidak hanya menjadi tujuan wisata untuk para pengunjung yang mencari keindahan alam dan sejarah. Para pendaki pun sering mengambil tantangan menaklukkan puncak tertingginya.
Jalur pendakian yang menantang, dengan pemandangan alam yang luar biasa, membuat Gunung Lawu menjadi destinasi favorit para pendaki.
Namun, tidak hanya keindahan alam dan sejarah yang membuat Gunung Lawu menarik. Di balik gemerlap pesonanya, tersembunyi cerita mistis yang diyakini oleh masyarakat sekitar.
-
Di mana letak Pasar Setan di Gunung Lawu? Ketinggian gunung yang mencapai tinggi 3.265 mdpl dianggap masih menyimpan cerita tersembunyi tentang kerajaan Majapahit. Puncak gunung Lawu menjadi tempat dari pasar setan.
-
Apa yang dimaksud dengan Pasar Setan di Gunung Lawu? Pasar gaib ini disebut juga sebagai tempat sarangnya makhluk halus. Menurut informasi masyarakat setempat, puncak gunung Lawu yang terkenal adalah Hargo Dalem. Sedangkan puncak tertinggi gunungnya adalah Hargo Dumilah.
-
Dimana letak Pasar Setan di Gunung Lawu? Pasar Setan terletak di sekitar Pos 5 pada jalur pendakian Gunung Lawu.
-
Apa yang terjadi pada pendaki di Gunung Lawu? Seorang mahasiswi asal Universitas Diponegoro (Undip), Anindita Syafa Nabila Rizky (20) ditemukan meninggal dunia di Pos 4 Gupakan Menjangan jalur pendakian Gunung Lawu lewat Cetho, Karanganyar, Jateng, pada Minggu (25/6) siang.
-
Dimana Pasar Setan di Gunung Lawu berada? Menurut legenda, di Gunung Lawu terdapat sebuah pasar yang hanya bisa dilihat dan dirasakan oleh makhluk gaib.
-
Bagaimana pendaki Gunung Merapi merasakan keberadaan Pasar Bubrah? Pasar Bubrah dikenal sebagai pasar besar di Keraton Merapi, dengan banyak warung dan penjual yang diyakini sebagai makhluk halus penunggu Gunung Merapi.
Cerita horor dan pengalaman mistis sering kali menjadi pembicaraan di kalangan penduduk lokal dan pendaki.
1. Pasar Setan
Di balik keindahannya, gunung ini juga dianggap sebagai tempat sarangnya makhluk halus dan menyimpan beragam cerita mistis, termasuk kisah-kisah kerajaan Majapahit yang diyakini tersembunyi di puncaknya.
Banyak suara-suara misterius yang beberapa pendaki dengar tak terduga selama pendakian, seperti suara delman, napas manusia, dan keramaian seperti di pasar.
Meski suara itu terdengar, penampakan fisiknya seringkali tidak terlihat oleh mata manusia.
Pasar Setan dan Tawangmangu, membuat setiap pendaki yang menjajakan langkahnya di gunung ini dibuat merinding. Suara penawaran barang oleh makhluk tak kasat mata sering terdengar, dan ada anjuran untuk segera mengambil barang di sekitar seperti daun atau ranting jika mendengar tawaran tersebut.
2. Burung Kyai Jalak
Menurut kepercayaan lokal, burung tersebut hanya akan menampakkan diri kepada mereka yang sopan dan memiliki niat baik. Masyarakat sekitar juga meyakini bahwa kehadiran burung ini saat pendakian merupakan tanda selamat dan sambutan dari para penguasa spiritual setempat.
3. Larangan Baju Warna Hijau
Meskipun tidak ada aturan resmi yang tertulis, kepercayaan masyarakat setempat menyatakan bahwa pendaki yang berjumlah ganjil dapat digenapkan oleh makhluk gaib atau kekuatan supranatural lainnya.
Selain larangan jumlah ganjil, ada juga larangan memakai baju berwarna hijau selama pendakian. Konon, memakai baju hijau dapat menyebabkan penculikan oleh Ratu Pantai Selatan.
Meskipun sebagian orang mungkin mempertanyakan keterkaitan antara Gunung Lawu dan pantai selatan yang jauh, masyarakat dan para pendaki masih tunduk pada aturan ini.
4. Mitos Sendang Drajat
Sendang Drajat, sebagai sumber mata air di sekitar Gunung Lawu, memiliki kepercayaan khusus yang diyakini oleh masyarakat setempat. Dipercayai bahwa siapapun yang meminum air dari sendang ini akan mendapatkan manfaat untuk tetap awet muda.
- 7 Mitos Gunung Lawu Paling Populer, Pasar Setan Sampai Pantangan Baju Hijau
- Mitos Gunung Merapi yang Bikin Merinding, dari Pasar Gaib hingga Gerbang Keraton
- Mitos Gunung Arjuno, Bahaya Masuk Pasar Setan dan Banyaknya Suara Gamelan
- Mitos Gunung Argopuro, Tempat Bersemayam Dewi Rengganis hingga Hutan Lumut yang Menyesatkan Jiwa
5. Berlaku Sopan
Setiap pendaki diingatkan untuk menjaga etika dan tidak merusak alam sekitar, sekaligus menjauhi kata-kata kasar yang dapat dianggap sebagai tindakan tidak hormat terhadap Gunung Lawu.
Beberapa kasus kehilangan dan tersesatnya pendaki di Gunung Lawu diyakini memiliki keterkaitan dengan perilaku kurang sopan dan kurangnya kepatuhan terhadap etika.
Masyarakat setempat mempercayai bahwa meremehkan keberadaan Gunung Lawu atau tidak menjaga sopan santun dapat menyebabkan kejadian tidak diinginkan.
Oleh karena itu, para pendaki didorong untuk memahami bahwa hubungan dengan alam bukan hanya sekedar petualangan fisik, melainkan juga interaksi spiritual
6. Diikuti Penunggu
Gunung Lawu menyimpan cerita mistis yang membuat beberapa pendaki merasakan kehadiran penunggu alam gaib.
Pengalaman ini umumnya terjadi saat mencapai pos 4, suatu lokasi yang dianggap paling angker di rute pendakian. Pendaki sering merasakan perubahan suasana dan hawa di sekitar mereka, menciptakan sensasi yang sulit dijelaskan secara rasional. Konon, sedikit pendaki yang berani mendirikan tenda di tempat ini karena merasa adanya nuansa yang berbeda dan terasa kurang nyaman.
Sensasi yang dirasakan oleh para pendaki, seperti perbedaan suhu atau perasaan bahwa mereka diikuti oleh kehadiran gaib, menciptakan aura misterius yang memperkaya pengalaman pendakian mereka.
7. Aktivitas Spiritual
Gunung Lawu, memiliki tiga puncak utama yang dianggap tempat sakral dan dijadikan pusat aktivitas spiritual oleh masyarakat setempat.
Salah satu momen istimewa di Gunung Lawu terjadi saat malam 1 Suro, di mana puncak gunung ini dijadikan tempat bermeditasi. Malam tersebut dianggap sebagai momen spiritual yang penuh makna, dan para pendaki berkumpul untuk merayakan keharmonisan dengan alam semesta.
Pantangan apa saja di Gunung Lawu?
Salah satu pantangan utama adalah terkait dengan pemilihan pakaian. Memakai pakaian berwarna hijau pupus, corak gading melati, corak poleng benang telon, dan corak merutu sewu dianggap sebagai tindakan yang melanggar aturan
Selain itu, berbicara dengan kata-kata kasar, jorok, atau tidak senonoh merupakan pantangan lain yang harus dihindari para pengunjung. Para pendaki dihimbau untuk menjaga sikap rendah hati dan rasa saling menghormati selama mendaki di Gunung Lawu.