Mobilnya Ditabrak Truk TNI di Perbatasan NTT, Mantan Presiden Timor-Leste Langsung Bereaksi
Mantan presiden Timor Leste langsung bereaksi usai mobilnya ditabrak truk TNI.
Mobilnya Ditabrak Truk TNI di Perbatasan NTT, Mantan Presiden Timor-Leste Langsung Bereaksi
Truk TNI menabrak mobil mantan presiden dan perdana menteri Timor Leste, Taur Matan Ruak, Selasa (23/7) pagi kemarin.
Kecelakaan itu terjadi di NTT dekat perbatasan Indonesia dan Timor Leste.
Usai kejadian, terjadi pertemuan antara Taur Matan Ruak dan perwakilan TNI AD yang bertanggung jawab atas insiden kecelakaan yang terjadi di NTT tersebut.
Mereka berbincang agar hubungan baik antara Indonesia dan Timor Leste tetap terjalin dengan baik. Hasilnya, mantan Presiden Timor Leste itu memaafkan kelalaian tersebut.
- Kronologi Truk TNI Tabrak Mobil Mantan Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak di NTT
- Truk TNI Tabrak Mobil Mantan Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak di NTT
- Mobil Dinas di Ibu Kota Nusantara Hanya untuk Presiden dan Wapres serta Menteri, Selebihnya Naik Sepeda dan Jalan Kaki
- Jadi Menteri ATR/BPN, Apa Saja Tugas dan Tanggung Jawab AHY?
Bahkan, ia meminta agar prajurit yang menabrak mobilnya tidak mendapatkan hukuman apapun.
Karena kecelakaan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.
Bagaimana momennya? Simak ulasannya sebagai berikut.
Mantan Presiden Timor Leste Maafkan Prajurit
Hal itu ia sampaikan dalam sebuah pertemuan usai kecelakaan dengan perwakilan TNI AD yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
TNI-AD yang mengaku bersalah atas kejadian itu langsung menyampaikan permohonan maaf tersebut kepada Taur Matan Ruak dan menjelaskan sedikit kronologi terjadinya kecelakaan tersebut
“Kami sebagai komandan, pimpinan anggota kami, memohon maaf atas kelalaian anggota kami di perjalanan. Karena anggota kami tadi tujuannya izin menyampaikan mengantar beras,”
kata perwakilan prajurit TNI.
“Bapak tidak perlu minta maaf. Saya lihat ini sebagai satu kecelakaan. Satu hal kecil yang bapak harus perhatikan,” kata Taur Matan Ruak melalui penerjemahnya.
Meski awalnya, ia mengatakan jika sedikit merasa sedih. Namun, ia juga meminta agar komandan tidak menghukum sopir truk karena kecelakaan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.
“Bapak tidak usah minta maaf. Saya lihat ini sebagai kecelakaan. Bapak komandan tidak perlu minta maaf. Saya tidak mau bapak menghukum anak buah,” terangnya.