Penampakan Kitab Optik Warisan Ilmuan Islam, jadi Dasar Perkembangan Teknologi
Penampakan kitab optik alias kitab Al-Manazir.
Bagi sebagian orang mungkin masih belum familiar dengan kitab optik alias kitab Al-Manazir. Ini adalah sebuah buku yang ditulis oleh seorang ilmuwan muslim bernama Ibnu Al Khaitam alias Alhazen.
Kitab tersebut berisi kumpulan argumen eksperimental tentang teori penglihatan manusia dan cahaya. Melalui unggahan di akun Instagram @gtonibaku, membagikan potret gambaran kitab optik yang sudah berusia 1000 tahun itu. Simak ulasan selengkapnya:
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
Kitab Optik
Melansir dari unggahan yang dibagikan, membagikan video berisi gambaran potret kitab optik yang ditulis oleh Ibnu Al Khaitam alias Alhazen.
Buku tersebut ditulis sekitar abad ke-11 pada saat Islam sedang dalam masa keemasannya. Dalam kitab tersebut, berisi hasil argumen hasil eksperimen Alhazen soal cahaya dan proses penglihatan pada mata manusia.
Dalam kitab optik tersebut, dikatakan bahwa penglihatan terjadi karena mata manusia menangkap cahaya.
Buku ini juga terkenal karena teori tentang kamera obscura dan perumusan masalah Alhazen. Karya Alhazen secara tidak langsung berdampak pada pengembangan optik di Eropa antara 1260 dan 1650.
Sosok Ibnu Al Khaitam
Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan sosok Ibnu Al Khaitam. Namun, ia sangat terkenal di Eropa sekitar tahun 965 atau 1040 masehi. Ia bahkan dijuluki sebagai 'The Father of Optics'.
Dalam kitab optik, Al Khaitam mempresentasikan banyak percobaan yang mendukung klaimnya tentang cahaya dan transmisinya. Melansir dari laman wikipedia, Al Khaitam mengklaim bahwa warna sangat mirip dengan cahaya.
Hal itupun menghasilkan kualitas yang berbeda dari suatu bentuk dan bergerak dari setiap titik pada objek dalam garis lurus. Melalui eksperimen tersebut, ia menyimpulkan bahwa warna tidak dapat merambat tanpa ada udara.
Instagram/@gtonibaku ©2023 Merdeka.com
Dibaca oleh Tokoh Dunia
Kitab Optik diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh seorang sarjana yang tidak dikenal pada akhir abad ke-12 atau awal abad ke-13. Karya tersebut berpengaruh selama abad pertengahan.
Kemudian pada tahun 1572, dicetak oleh Friedrich Risner sebagai bagian dari koleksinya Opticae thesaurus. Ini termasuk sebuah buku tentang senja yang salah dikaitkan dengan Alhazen, serta sebuah karya tentang optik oleh Witelo.
Instagram/@gtonibaku ©2023 Merdeka.com
Dalam keterangan video, buku optik tersebut juga sudah dibaca oleh Galilelo Galilei, Yohanes Kepler, Rendus Kartes, dan Leonardo Da Vinci.
(mdk/khu)