Pencegahan Anemia yang Bisa Dilakukan, Ketahui Gejala dan Cara Mengatasinya
Pencegahan anemia bisa dilakukan dengan melakukan beberapa cara, salah satunya memenuhi pola makan dengan gizi seimbang.
Pencegahan anemia bisa dilakukan dengan melakukan beberapa cara, salah satunya memenuhi pola makan dengan gizi seimbang. Anemia sendiri, merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah merah, yang menyebabkan tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga membuat penderitanya akan lemah dan lesu.
Sel darah merah sehat (hemoglobin) berperan penting untuk mengikat oksigen untuk membantu sel-sel dalam tubuh berfungsi secara normal. Seseorang bisa menderita anemia jika memiliki kadar hemoglobin di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki, dan di bawah 12 gram per desiliter untuk perempuan.
-
Bagaimana cara mencegah terjadinya anemia akut? Secara umum, ada beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan, antara lain: • Konsumsi suplemen zat besi. Zat besi adalah salah satu bahan penting untuk pembentukan hemoglobin, yaitu protein yang mengikat oksigen pada sel darah merah. Kekurangan zat besi akan mengganggu produksi sel darah merah. Suplemen zat besi bisa membantu meningkatkan kadar hemoglobin dan mengatasi anemia akibat kekurangan zat besi. • Konsumsi vitamin C. Vitamin C berperan membantu penyerapan zat besi lebih baik di dalam tubuh. Vitamin C juga berperan dalam pembentukan kolagen, yaitu protein yang membentuk dinding pembuluh darah. Vitamin C bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayuran, seperti jeruk, kiwi, brokoli, dan paprika. • Konsumsi vitamin B12 dan asam folat. Vitamin B12 dan asam folat juga diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang sehat. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat bisa menyebabkan anemia megaloblastik, yaitu anemia yang ditandai dengan sel darah merah yang besar dan tidak matang. Vitamin B12 bisa didapatkan dari makanan hewani, seperti daging, telur, susu, dan keju. Asam folat bisa didapatkan dari sayuran hijau, kacang-kacangan, sereal gandum, dan buah-buahan.
-
Apa itu anemia aplastik? Anemia aplastik merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kekurangan sel darah dalam tubuh, yang disebabkan oleh berhentinya produksi sel darah oleh sumsum tulang belakang.
-
Bagaimana cara mengobati Anemia Aplastik? Pengobatan anemia aplastik tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi individu.
-
Mengapa Anemia Aplastik terjadi? Penyebab anemia aplastik dapat berasal dari kondisi keturunan atau faktor lingkungan.
-
Apa saja ciri-ciri yang menandakan seseorang mengalami anemia akut? Ciri-ciri anemia akut adalah gejala-gejala yang timbul akibat tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah merah yang cukup dalam waktu lama. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri anemia akut yang umum terjadi: • Kelelahan yang berlebihan. Penderita anemia akut akan merasa cepat lelah dan lemas karena tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. • Pucat. Kulit, bibir, kuku, dan gusi penderita anemia akut akan tampak pucat karena kurangnya hemoglobin yang memberi warna merah pada darah. • Sesak nafas. Penderita anemia akut akan mengalami kesulitan bernapas karena tubuh berusaha untuk mengompensasi kekurangan oksigen. • Nyeri perut. Penderita anemia akut bisa merasakan nyeri perut yang disebabkan oleh gangguan pada organ-organ pencernaan, seperti lambung, usus, atau limpa. • Nyeri dan pegal pada leher. Penderita anemia akut bisa merasakan nyeri dan pegal pada leher karena peningkatan tekanan darah dan detak jantung. • Sakit kepala. Penderita anemia akut bisa alami sakit kepala akibat kurangnya aliran darah ke otak. • Detak jantung cepat. Penderita anemia akut bisa merasakan jantung berdebar-debar karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. • Mudah memar. Alami memar atau perdarahan karena kurangnya sel darah merah dan trombosit yang berfungsi untuk membantu pembekuan darah.
-
Kapan ibu hamil dikatakan mengalami anemia? “Kalau pada trimester 1 disebut anemi kalau kurang dari 11 miligram zat besi, di trimester 2 kurang dari 10,5 atau paling gampang semuanya dibawa 10 setengah milligram,” kata Noroyono.
Anemia sendiri bisa disebabkan karena beberapa faktor. Untuk mengatasi anemia dan melakukan pencegahan juga tergantung dengan penyebab yang mendasarinya.
Lantas, bagaimanakah langkah pencegahan anemia yang bisa dilakukan? Berikut ulasan selengkapnya dilansir dari laman Alodokter dan berbagai sumber:
Penyebab Anemia
Tentu saja anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Namun, secara garis besar anemia bisa terjadi karena tiga kondisi, seperti:
- Kehilangan darah secara berlebihan
- Hancurnya sel darah merah terlalu cepat
- Produksi darah merah yang kurang
Jenis-Jenis Anemia
Anemia sendiri bisa dibedakan jenisnya berdasarkan dari penyebabnya:
1. Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi
Anemia bisa disebabkan karena seseorang kekurangan asupan zat besi dalam tubuhnya. Kondisi ini disebut dengan anemia defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb).
Seseorang dengan kondisi ini, bisa saja karena kurang asupan zat besi dari makanan, atau adanya masalah dimana tubuh tidak mampu menyerap zat besi, karena penyakit seperti celiac.
2. Anemia Karena Pendarahan
Pendarahan besar yang terjadi pada seseorang, juga bisa menjadi penyebab anemia. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain itu, anemia karena perdarahan juga bisa merupakan gejala cacingan akibat infeksi cacing tambang yang menghisap darah dari dinding usus.
3. Anemia pada Masa Kehamilan
Pada ibu hamil, tingkat hemoglobin dalam tubuhnya memang bisa dibilang lebih rendah. Namun, kondisi tersebut bisa disebut cukup normal. Padahal, pada saat hamil tubuh membutuhkan hemoglobin yang cukup tinggi. Untuk itu, dianjurkan pada ibu hamil mengonsumsi beberapa makanan yang bisa membantu membentuk zat hemoglobin.
Makanan-Makana itu tentu saja yang memiliki beberapa kandungan dan vitamin seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12.
4. Anemia Aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Anemia Hemolitik
Anemia jenis ini bisa diturunkan dari genetik, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria. Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya.
6. Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
7. Anemia Karena Penyakit Kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
Gejala Anemia
- Lemas dan cepat lelah
- Sakit kepala dan pusing
- Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan
- Kulit terlihat pucat atau kekuningan
- Detak jantung tidak teratur
- Napas pendek
- Nyeri dada
- Dingin di tangan dan kaki
Pencegahan Anemia
Anemia bisa diatasi atau dicegah jika penyebabnya merupakan kondisi khusus seperti hamil, haid, ataupun kekurangan nutrisi. Namun, di beberapa kasus anemia yang disebabkan karena masalah genetik, tidak dapat dicegah kecuali melalui bantuan dokter. Berikut cara melakukan pencegahan anemia yang bukan karena faktor genetik:
Perbanyak Makanan Tinggi Zat Besi
Untuk anemia yang disebabka karena kekurangan zat besi, Anda bisa mulai mengonsumsi makanan-makanan yang tinggi akan kandungan zat besi. Beberapa makanan kaya zat besi di antaranya daging, ayam tanpa lemak, sayuran berwarna hijau tua, dan kacang-kacangan.
Tingkatkan Konsumsi Makanan Tinggi Vitamin C
Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi agar lebih optimal. Selain mengonsumsi asupan tinggi zat besi, orang yang rentan mengalami anemia juga perlu makan makanan kaya vitamin C. Beberapa buah dan sayur dengan kandungan vitamin C tinggi di antaranya adalah jeruk, stroberi, sampai brokoli.
Perbanyak Asupan Asam Folat dan Vitamin B12
Selain zat besi, tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat untuk memproduksi sel darah merah. Makanan tinggi vitamin B12 di antaranya daging sapi dan ayam, hati, ikan, kerang, susu, telur, sereal, dan biji-bijian. Sedangkan makanan tinggi asam folat (folat) di antaranya bayam, brokoli, asparagus, kacang polong, pisang, sampai jeruk.
Hindari Minum Teh dan Kopi saat Makan
Mengonsumsi teh, kopi, cokelat, dan soda saat makan, membuat tubuh akan sulit menyerap zat besi. Sebab, beberapa minuman itu banyak mengandung kafein. Hindari minum teh, kopi, cokelat, dan soda saat makan atau setelah makan.
Atasi Penyebab Kehilangan Banyak Darah
Pencegahan anemia juga bisa dilakukan dengan cara mengatasi penyebab kehilangan darah jika Anda kerap mengalami pendarahan. Misal, seperti haid yang tidak normal, ataupun masalah pencernaan yang menimbulkan pendarahan.
Segeralah konsultasikan ke dokter untuk meminta langkah apa yang harus diambil agar tubuh terhindari dari anemia karena faktor tersebut.
Penuhi Gizi Seimbang
Menjaga pola makan bergizi seimbang bisa menjadi cara menjaga gaya hidup sehat, termasuk cara mencegah penyakit anemia. Menurut Kementerian Kesehatan, pedoman gizi seimbang kini menggunakan panduan Isi Piringku.
Yakni, bagi piring menjadi dua bagian. Lalu, gunakan setengah bagian piring sebanyak 2/3 bagian diisi makanan pokok (nasi, kentang, dll.) dan 1/3 bagian sisa setengahnya diisi lauk. Serta, setengah bagian piring lainnya sebanyak 2/3 bagian diisi sayur dan 1/3 bagian sisa setengahnya diisi buah.