29 Persen Remaja Putri di Semarang Alami Anemia, Ini Penjelasan Dinkes
Terjadinya anemia ini memperbesar resiko mereka melahirkan anak stunting
Terjadinya anemia ini memperbesar risiko mereka melahirkan anak stunting
29 Persen Remaja Putri di Semarang Alami Anemia, Ini Penjelasan Dinkes
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang menemukan setidaknya 29 persen remaja putri di wilayah tersebut mengalami anemia. Temuan itu berdasarkan hasil skrining yang dilakukan mulai Desember 2022 hingga Juni 2023. Kepala Dinkes Semarang, Dokter Abdul Hakam, menyebutkan bahwa pihaknya telah memeriksa sebanyak 23 ribu remaja putri, dan dari sana diperoleh 29 persen di antaranya mengalami anemia.
-
Siapa yang rentan terkena anemia? Anemia adalah kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat, yang penting untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Anak-anak yang mengalami anemia akan merasa lelah, lemah, dan kesulitan berkonsentrasi.
-
Siapa yang berisiko anemia akut? Anemia akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: • Kekurangan zat besi, vitamin B12, atau asam folat.
-
Bagaimana anemia pengaruhi kecerdasan anak? Zat besi memiliki peranan krusial dalam transportasi oksigen ke otak, sehingga jika terjadi kekurangan, hal ini dapat berdampak negatif pada fungsi otak anak.
-
Apa itu Anemia Aplastik? Anemia aplastik merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kekurangan sel darah dalam tubuh, yang disebabkan oleh berhentinya produksi sel darah oleh sumsum tulang belakang.
-
Apa ciri-ciri anemia akut? Ciri-ciri anemia akut adalah gejala-gejala yang timbul akibat tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah merah yang cukup dalam waktu lama. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri anemia akut yang umum terjadi: • Kelelahan yang berlebihan. Penderita anemia akut akan merasa cepat lelah dan lemas karena tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. • Pucat. Kulit, bibir, kuku, dan gusi penderita anemia akut akan tampak pucat karena kurangnya hemoglobin yang memberi warna merah pada darah. • Sesak nafas. Penderita anemia akut akan mengalami kesulitan bernapas karena tubuh berusaha untuk mengompensasi kekurangan oksigen.
-
Siapa yang rentan terkena Anemia Aplastik? Beberapa penyakit genetik seperti anemia fanconi, sindrom shwachman-diamond, dan diskeratosis kongenital dapat menyebabkan anemia aplastik pada anak-anak atau remaja.
Menurut dia, hasil skrining tersebut menunjukkan perlunya kerja keras dari seluruh pihak, baik puskesmas, camat, lurah, dan kader, untuk menyosialisasikan pentingnya tablet penambah darah dan makan dengan lauk pauk lengkap. "Pola makan mereka harus dibenarkan. Tablet penambah darah harus dikonsumsi seminggu sekali. Remaja putri mulai kelas V atau yang sudah menstruasi untuk mengikuti bulan skrining Agustus ini," ujar Hakam dikutip dari ANTARA.
Ia mengimbau remaja putri mulai kelas 5 SD atau yang sudah mengalami menstruasi untuk mengikuti bulan skrining pada Agustus ini, termasuk skrining hemoglobin (HB).
Dari pemeriksaan itu, remaja putri yang memiliki HB kurang dari 12 nantinya akan diberi tablet penambah darah oleh puskesmas melalui guru masing-masing yang harus diminum sekali dalam seminggu.
Namun sebelum minum tablet penambah darah, Hakam mengingatkan kalau pola makan tetap harus lengkap meliputi karbohidrat, sayur, buah, dan protein hewani untuk mempersiapkan remaja menjadi generasi emas yang bebas stunting.
Menurutnya, langkah preventif penting dimulai dari usia remaja, sebab Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dengan banyaknya generasi muda usia produktif yang harus disiapkan dengan baik. "Stunting harus dicegah. Kami ingin bonus demografi dengan masyarakatnya yang benar-benar berkualitas. Kami tidak mau anak-anak milenial banyak remaja, tapi kualitas tidak bagus," katanya.
Selain anemia, Dinkes juga memperhatikan lingkar lengan usia praremaja yang bisa mengindikasikan risiko mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang nantinya jika hamil berisiko melahirkan anak stunting. "Pencegahan stunting mulai dari usia remaja dan pranikah. Calon pengantin harus mendaftar tiga bulan sebelum menikah. Jadi kalau HB atau lingkar lengan kurang, masih bisa diintervensi," pungkasnya.