Pengakuan Mengejutkan Effendi Simbolon Diteror Usai Bicara Disharmoni TNI-Gerombolan
Effendi Simbolon mengaku diteror pasca bicara disharmoni TNI dan gerombolan.
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon mengaku mendapatkan intimidasi pasca bicara disharmoni TNI dan menyebut TNI sebagai gerombolan yang kemudian menjadi viral. Ia memperoleh berbagai macam ancaman, termasuk terhadap nyawanya.
"Nah ini kemudian menjadi viral dan saya sayangkan adanya proses-proses lanjutan yang mengintimidasi begitu. Saya kira enggak zamannya lagi hanya seorang Effendi Simbolon kemudian dikepung dengan begitu hebatnya," ujar Effendi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Edi Sudrajat, mungkin bagi banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya.
-
Kenapa Kapolri dan Panglima TNI meninjau SUGBK? “Kami ingin memastikan serangkaian kesiapan pengamanan khususnya terkait dengan kegiatan puncak yang dilaksanakan besok sore ini betul-betul bisa terselenggara dengan baik,” tutur Sigit.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
Effendi bilang bentuk intimidasi tersebut berupa alamat rumahnya disebar, hingga handphonenya tidak berhenti berdering.
"Mungkin teman-teman lihat sendiri viral-viral alamat rumah saya dikasih, kemudian handphone saya 24 jam enggak berhenti-henti berdering," ujar Effendi.
Profiling Pihak yang Intimidasi
Ia mengaku telah melakukan profiling pihak-pihak yang melakukan intimidasi. Pada saatnya Effendi akan membuka ke publik.
"Ada semua saya profiling semua. Nanti pada waktunya saya buka," katanya.
Sementara itu Effendi belum berniat menempuh jalur hukum terhadap pihak yang melakukan intimidasi.
"Enggak, enggak, jauh di atas hukum," katanya.
Isu Disharmoni Jadi Tak Fokus
©2022 Merdeka.com
Effendi menyayangkan substansi dari isu disharmoni di tubuh TNI tidak menjadi fokus. Effendi justru diserang karena penggunaan diksi 'gerombolan'.
"Kita melihat dari kejadian-kejadian di lapangan gitu, kok adanya ya ketidakdisiplinan, ketidakpatuhan, itu apa sih? apa karena faktor disharmoninya antar kalian, kan begitu," ujar Effendi.
"Kita ini bukan substansinya yang dibahas, tapi marahnya naudzubilaminzalik kayak ini wah," sambungnya.
Effendi mempertanyakan kemarahan sejumlah prajurit TNI kepada dirinya. Dia mengaku siap cium kaki bila memang kemarahan itu spontan.
"Kalau marah spontan saya langsung sembah itu kakinya," ucap politikus PDIP.
Namun, kalau marah karena dimobilisasi atau diperintah, kata Effendi sudah jadi masalah. Dia mengkritik mobilisasi prajurit TNI untuk menyerang dirinya.
"Tapi kalau marah karena dimobilisasi diperintah ya nanti dulu, nanti dulu, itu persoalan jadinya. Apa boleh menggunakan kekuatan TNI untuk begitu? Apa boleh? Saya tanya ke kalian?" ujarnya.
Tunjukkan Isi Pesan WA ke Kasad Dudung
Ia juga mengaku telah mengirimkan pesan WhatsApp kepada Kasad Jenderal Dudung Abdurachman. Dia membantah belum berkirim pesan kepada Dudung untuk menyampaikan permohonan maaf.
Effendi telah mengirimkan pesan kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Dudung sejak beberapa hari lalu. Andika sudah merespons dan ditemui, hanya Dudung saja belum membalas.
"Kan udah saya WA tapi kan belum direspon," ujar Effendi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9).
Effendi pun memperlihatkan isi handphonenya kepada awak media. Dia memperlihatkan pesan yang sudah dikirim ke Dudung.
"Saya ada love-nya tuh, Selamat pagi Jenderal mohon waktu bertemu Terima kasih salam Efsim ada love ada merah putihnya," tuturnya sambil membacakan isi WhatsApp ke Dudung.
Politikus PDIP ini mengaku siap bertemu dengan Dudung. Effendi justru heran malah mendapatkan intimidasi.
"Orang saya enggak ada masalah kok kenapa kemudian saya yang dijadi sasaran," katanya.
Dudung Klaim Tak Dihubungi Effendi
©2022 Merdeka.com
Di sisi lain, hingga Kamis (15/9), Dudung mengaku ponselnya tidak menerima ajakan bertemu dari Effendi. Baik ajakan lewat pesan singkat maupun sambungan telepon. Padahal, Ia menyatakan siap jika memang Effendi ingin bertemu dengannya.
"HP saya belum ada SMS, belum ada telepon," kata Dudung dalam jumpa pers di Mabes AD, Jakarta, Kamis (15/9).
Dudung akan menerima dengan tangan terbuka bila Effendi datang untuk duduk bersama meluruskan pernyataan yang kemudian membuat prajurit TNI geram.
"Kalau beliau datang saya terima dengan baik, enggak masalah," tegas Dudung.