Perjuangan Dokter Mendaki Pakai APD Demi Pasien di Puncak Pegunungan
Potret perjuangan dokter tengah viral di Thailand. Demi menyelamatkan 4 pasien di atas gunung bersama ibu dan neneknya.
Dokter dan tenaga medis lainnya berada di garda terdepan dalam menangani wabah Corona. Rela bertaruh nyawa untuk merawat pasien.
Potret perjuangan dokter tengah viral di Thailand. Demi menyelamatkan 4 pasien anak tengah menjalankan karantina mandiri selama 14 hari di atas gunung bersama ibu dan neneknya.
-
Di mana Dokter Lo dirawat? Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Siapa yang sedang berjuang menjadi seorang dokter? “Selangkah lagi menjadi seorang dokter,” tulis Zahra, adik Awkarin, dalam upayanya mengejar profesi sebagai dokter.
-
Kondisi Dokter Lo saat ini seperti apa? "Keadaannya memang masih kurang baik," terangnya. Namun hari berikutnya Jumat, (22/12) Sumartono mendapat kabar dari drg. Haryani, Supervisor Marketing RS Kasih Ibu Solo, bahwa Dokter Lo di rawat di RSKI.
-
Bagaimana cara dokter menjaga kesehatan? "Saya seorang dokter dan berikut adalah lima hal yang tidak saya lakukan, atau tidak lagi saya lakukan, demi kesehatan saya. Yang pertama adalah mengonsumsi alkohol. Tidak ada jumlah alkohol yang aman untuk kesehatan kita," katanya dalam unggahan video.
Dokter Soi berhasil mendaki dua gunung dan menyeberangi sungai dengan mengenakan APD di suhu panas 38 derajat celcius. Ingin tahu kisah lengkapnya? Berikut ulasannya.
Viral Unggahan di Facebook
Potret perjuangan seorang dokter dari klinik desa diunggah oleh akun PRD (departemen hubungan masyarakat) Provinsi Nan, Thailand.
Facebook PRD Nan ©2020 Merdeka.com
Lima potret dokter Soi mendaki dua gunung dan menyeberangi sungai, ditemani asistennya. Kisah perjuangan diawali ketika dirinya tengah membaca beberapa file di klinik desanya.
Sebuah telepon masuk, mengabarkan bahwa ada anak di atas gunung yang mengalami demam, batuk dan pilek. Mereka bingung, penanganan pertama yang tepat itu apa saja.
Perjalanan Terjal Jalan Kaki
Dokter Soi bersama asistennya, lengkap mengenakan APD sebagai antisipasi di masa pandemi Covid-19 ini. Padahal suhu kala itu mencapai 38 derajat celcius.
Menahan panas terik dan keringat yang terus mengucur. Keduanya berangkat ke desa dengan sepeda motor.
Ketika mereka berada di daerah pedesaan, hanya ada jalan tanah yang curam dan sempit. Sering kali dokter Soi harus berjalan sementara asistennya mengendarai sepeda motor.
Seberangi Beberapa Sungai
Facebook PRD Nan ©2020 Merdeka.com
Rumah yang ditinggali oleh tiga anak, satu bayi, ibu, dan seorang nenek itu berada di puncak gunung. Mereka bertahan selama 14 hari mengikuti aturan pemerintah selama lockdown.
Perjalanan menuju ke rumah yang sangat jauh dari pedesaan, memaksa mereka untuk melewati beberapa sungai. Dokter Soi juga mengalaminya, dan sudah bersiap sejak awal ketika dihubungi untuk mengenakan sepatu bot.
Perjuangan Mencapai Puncak
Asistennya sudah menunggu di puncak. Dokter Soi menunjukkan wajah begitu kelelahan hingga tergelincir dan jatuh beberapa kali.
Facebook PRD Nan ©2020 Merdeka.com
Ketika ditanya, dia berusaha tampak sanggup, meski tubuhnya dirasa tidak kuat dengan lelah yang menjalar sampai tulang. Tangannya terus berusaha menggapai benda di sekitar untuk jadi penopangnya.
"Satu tangan membawa kantong obat, yang satunya memegang ranting anggur atau benda-benda di sepanjang jalan. Meskipun tergelincir berkali-kali. Aku terus menahan diri," ujar dokter Soi.
Mulai Nampak Gubuk Kecil
Semakin dekat dengan puncak, dokter Soi mulai melihat ada gubuk kayu kecil di tengah-tengah peternakan. Rumah kecil beratapkan rumput itu berada di wilayah yang nampak gersang.
Dokter Soi merasakan air matanya mengalir deras tetapi dia menutupinya dengan bertanya kepada anak-anak, apakah tinggal di pertanian itu menyenangkan.
Segera Bertindak
Facebook PRD Nan ©2020 Merdeka.com
Dokter Soi segera memeriksa keadaan semua anaknya yang mengaku sakit. Dia khawatir jika harus pulang dengan menyusuri jalan tanah di malam hari.
Ternyata ketiga anak diperkirakan usia 4 hingga 7 tahun ini mengalami demam, batuk dan pilek biasa. Sang bayi juga mengalami hal serupa, dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat. Bersyukurlah tidak ada tanda sesak napas.
Dokter Soi meninggal beberapa obat dan meminta ibunya untuk terus mengawasi kondisi keempat anaknya.
Begitu Menginspirasi
Dokter Soi dan asistennya kembali ke klinik dan merasa sangat lega dapat kembali ke rumah. Dia mengaku tidurnya menjadi tidak nyenyak memikirkan keadaan anak yang sakit di atas gunung.
Setelah tiga hari berlalu, seorang warga desa yang kerap mengantarkan makanan dan air ke keluarga tersebut datang ke klinik.
Facebook PRD Nan ©2020 Merdeka.com
Dia melaporkan bahwa keempat anak di sana telah pulih. Dokter Soi mengatakan, bahwa merasa sangat lega dan hal itu mampu melupakan semua kelelahan dan kesulitan yang dia hadapi sebelumnya.
Dokter Soi merupakan salah satu dokter yang menginspirasi untuk berjuang keluar di masa sulit seperti ini.