Pemkab Gunungkidul Kekurangan Jumlah Dokter, Ini Jumlah yang Dibutuhkan
Kekurangan dokter dirasakan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Gunungkidul. Lantas berapa jumlah dokter yang dibutuhkan di sana?
Tak bisa dipungkiri, saat ini Indonesia masih kekurangan dokter. Mengutip kemkes.go.id, saat ini jumlah dokter umum di Indonesia hanya sebanyak 156.310 dokter. Rasionya pun sangat rendah, yaitu 0,47 dokter per 1.000 penduduk.
Begitu pula dengan dokter spesialis, jumlahnya hanya 49.670 dokter. Bila rasio ideal dokter spesialis adalah 0,28 per 1.000 penduduk, untuk memenuhi rasio itu Indonesia masih membutuhkan 29.179 dokter spesialis lagi.
-
Siapa yang menyatakan bahwa jumlah dokter di Indonesia masih rendah? Mengutip pernyataan Wakil Menteri Kesehatan, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, KEMD saat memberikan materi di acara yang sama, saat ini rasio jumlah dokter Indonesia masih tergolong sangat kecil, yaitu 0,47 dokter per 1.000 penduduk.
-
Bagaimana Prabowo ingin mengatasi kekurangan dokter di Indonesia? Kita kurang 140 ribu dokter. Itu utama. Bayangkan kalau ada yang kena stroke atau serangan jantung, dua sebab yang paling besar kematian, di beberapa kabupaten tidak ada spesialis jantung atau spesialis stroke. Kita akan akan mengirim 10 ribu anak-anak pintar lulusan SMA kita akan beri beasiswa ke luar negeri untuk belajar kedokteran, dan 10 ribu lagi untuk belajar science teknologi, enginering dan matematika, biologi serta fisika,“
-
Kenapa pentingnya meningkatkan jumlah tenaga medis di Indonesia? Meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan bagi masyarakat juga perlu didukung dengan berbagai hal penunjang, termasuk salah satunya jumlah tenaga medis.
-
Bagaimana cara Jokowi atasi kekurangan dokter spesialis? Oleh sebab itu, dia meminta Kemenkes membuat terobosan untuk memperbanyak dokter spesialis di Indonesia. Salah satunya, dengan memaksimalkan 24 fakultas kedokteran dan 420 rumah sakit.
-
Apa masalah utama terkait dokter spesialis di Indonesia? Jokowi mengaku banyak mendapat keluhan soal tak adanya dokter spesialis di daerah, khususnya provinsi kepulauan.
-
Siapa nama dokter dari UGM yang berpraktik di Papua? Nyaris Setengah Abad Mengabdi di Papua, Dokter Lulusan UGM Ini hanya Kenakan Tarif Rp2 Ribu kepada Pasien Puluha tahun lalu, Fransiscus Xaverius Sudanto meninggalkan kehidupan serba mudah di Pulau Jawa. Ia memilih tinggal di Papua untuk mengabdikan dirinya pada kesehatan masyarakat di sana.
Belum lagi distribusi dokter spesialis masih tidak merata. Sebanyak 59 dokter spesialis masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Kekurangan dokter dirasakan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Gunungkidul. Lantas berapa jumlah dokter yang dibutuhkan di sana? Bagaimana cara pemerintah setempat menangani permasalahan tersebut? Berikut selengkapnya:
Jumlah Dokter di Gunungkidul
Saat ini, di Kabupaten Gunungkidul baru tersedia 98 dokter umum yang tersebar di 30 puskesmas. Selain itu ada 32 dokter gigi di 30 puskesmas, 14 dokter umum di dua RSUD, dan 38 dokter spesialis di dua RSUD.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono, mengatakan bahwa jumlah itu masih dinilai jauh dari cukup. Ia menilai guna memenuhi pelayanan yang maksimal, masih diperlukan banyak lagi sumber daya manusia, khususnya tenaga dokter dan dokter spesialis di RSUD.
Apalagi RSUD Wonosari telah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) sebagai RSUD yang harus mampu menjadi rujukan madya kanker, jantung, saraf dan uronefro (KJSU) sehingga memerlukan dokter spesialis tertentu dan juga tenaga keperawatan dengan pelatihan khusus KJSU.
Kebutuhan Dokter di Gunungkidul
Ismono mengatakan, sesuai analisa rencana kebutuhan tenaga dokter umum di rumah sakit, perbandingannya dalah 1:5.000. Saat ini sudah ada sebanyak 776.000 penduduk memiliki jaminan kesehatan. Maka untuk itu jumlah kebutuhan dokter di 30 puskesmas se-Kabupaten Gunungkidul adalah sekitar 5-6 orang dokter umum per puskesmas, 1-2 orang dokter gigi di puskesmas, atau totalnya sebanyak 150 dokter umum dan 60 dokter gigi.
Sedangkan berdasarkan analisis Dinkes Gunungkidul, kebutuhan dokter umum di RSUD Wonosari dan RSUD Saptosari minimal masing-masing 10-15 dokter (20-30 orang dokter umum) untuk kebutuhan pelayanan di UGD dengan tiga shift jaga.
Selanjutnya kebutuhan dokter spesialis di dua RSUD pemerintah antara lain spesialis bedah, obsgyn, anak, saraf, mata, THT, jiwa, rehab medik, dalam, ortopedi, jantung, pembuluh darah, paru, anesthesi, kulit kelamin, radiologi, urologi, bedah mulut, dan ortodenti.
“Tahun ini dibutuhkan sebanyak 60-75 dokter spesialis dengan berbagai jenis spesialis untuk dua RSUD pemerintah tersebut,” kata Ismono dikutip dari ANTARA pada Rabu (21/8).
Upaya Penambahan Jumlah Dokter
Terkait dengan kurangnya jumlah dokter tersebut, Pemkab Gunungkidul berupaya untuk menambah jumlah dokter. Upaya itu dilakukan dengan cara rekrutmen CPNS dan PPPK, serta peningkatan kompetensi melalui Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Diharapkan dengan cara-cara tersebut, kekurangan jumlah dokter di Kabupaten Gunungkidul dapat terisi secara bertahap.
“Selain permasalahan kekurangan jumlah dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis, masih ada kendala kurangnya jumlah tenaga kesehatan lainnya seperti perawat, apoteker, ahli gizi, sanitarian, tenaga laboratorium, psikologi klinis, TTK, dan juga tenaga penunjang non-kesehatan seperti akuntansi dan tenaga programmer TI,” kata Ismono.
- Amalan Nabi Idris AS yang Dapat Ditiru, Bawa Banyak Keutamaan
- Kondisi Terkini Dampak Gempa Bandung, 700 Rumah Rusak dan 82 Warga Luka
- Rumah Sakit Baru di Selatan Banyuwangi Segera Terwujud
- Viral Momen Menegangkan Dua Pria Tersangkut di Perosotan Waterboom, Panik tapi Bikin Ngakak
- BI Klaim Penguatan Rupiah Lebih Baik dari Won Korea dan Ruppe India
Berita Terpopuler
-
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024 -
VIDEO: Tegas! Jokowi Respons Carut Marut PON 2024 "Tiap Event Besar Pasti Ada Koreksi"
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Kaesang Klarifikasi ke KPK, Jokowi: Semua Warga Negara Sama di Mata Hukum
merdeka.com 18 Sep 2024