Pola Makan ini Jadi Kunci Meningkatkan Fungsi Otak, Wajib Dicoba
Pola makan yang baik berperan dalam meningkatkan kinerja otak melalui perubahan mikrobiota usus.
Meningkatkan fungsi otak tidak hanya tergantung pada aktivitas mental, tetapi juga pada jenis makanan yang kita konsumsi. Penelitian terbaru dari Universitas Tulane mengungkapkan bahwa pola makan tertentu dapat memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus dan berkontribusi pada peningkatan fungsi kognitif.
Penelitian ini memberikan pemahaman baru mengenai bagaimana diet dapat berdampak pada kinerja otak. Bahkan, penelitian tersebut menunjukkan bahwa diet Mediterania berpotensi menjadi solusi untuk meningkatkan daya ingat dan fleksibilitas kognitif.
-
Kenapa minuman sehat penting saat diet? Ketika Anda sedang menurunkan berat badan, konsumsi makanan dan minuman sehari-hari merupakan hal yang perlu diperhatikan.
-
Apa yang dimaksud dengan makan sehat? Menurut Davis pada dasarnya, makan sehat adalah mengisi tubuh dengan makanan bergizi dan utuh.
-
Bagaimana cara mendapatkan lemak sehat? Namun, penting untuk memilih lemak yang sehat seperti lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda yang ditemukan dalam alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan berlemak, dan minyak zaitun.
-
Apa saja makanan yang baik untuk menjaga kesehatan mata? Makanan tinggi vitamin A, C, E, lutein, zeaxanthin, dan zinc dapat membantu menjaga kesehatan mata Anda.
-
Bagaimana cara memilih makanan yang tepat untuk diet sehat? Nggak hanya mengontrol asupan lemak di dalam tubuh, penting juga nih untuk tetap selektif memilih jenis makanan yang dikonsumsi. Ada beberapa alternatif makanan sehat bernutrisi yang bisa dicoba untuk mencegah timbunan lemak di perut. Misalnya saja makanan tinggi serat dan kaya karbohidrat kompleks seperti sayur, buah dan gandum. Selain itu, makanan tinggi protein seperti daging tanpa lemak, ikan dan kacang-kacangan. Terakhir, makanan dengan lemak sehat seperti alpukat, kedelai dan yogurt.
-
Kenapa mengunyah makanan dengan benar penting untuk kesehatan? Orang yang tidak mengunyah makanan dengan baik sebelum menelan sering kali mengalami masalah pencernaan dan berisiko lebih tinggi untuk tersedak, aspirasi, malnutrisi, dan dehidrasi.
"Kami sudah mengetahui bahwa apa yang kita makan memengaruhi fungsi otak, tapi penelitian ini menggali bagaimana hal tersebut bisa terjadi," kata Dr. Rebecca Solch-Ottaiano, peneliti utama dalam studi ini dan instruktur riset neurologi di Pusat Penelitian Neurosains Klinis Tulane.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pilihan makanan yang kita konsumsi dapat memengaruhi kinerja otak dengan mengubah mikrobiota usus, yang pada gilirannya berdampak pada fungsi kognitif kita, seperti yang dikutip dari neurosciencenews pada Selasa, 7 Januari 2025.
Studi yang diterbitkan dalam Gut Microbes Reports ini menunjukkan bahwa tikus yang diberikan diet ala Mediterania, yang kaya akan minyak zaitun, ikan, dan serat selama 14 minggu, mengalami perubahan signifikan pada mikrobiota usus mereka.
Perubahan ini meliputi peningkatan empat jenis bakteri usus yang bermanfaat serta penurunan lima jenis bakteri berbahaya. Selain itu, tikus-tikus tersebut juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja mereka pada tantangan labirin yang dirancang untuk menguji memori dan pembelajaran, dibandingkan dengan tikus yang diberi diet Barat yang tinggi lemak jenuh.
Diet Mediterania Dapat Membantu Meningkatkan Kemampuan Daya Ingat
Peningkatan jumlah bakteri seperti Candidatus Saccharimonas telah terbukti berhubungan dengan peningkatan kinerja kognitif. Sebaliknya, peningkatan jenis bakteri lain seperti Bifidobacterium justru terkait dengan penurunan fungsi memori.
Selain itu, individu yang mengikuti pola makan Mediterania menunjukkan kemampuan kognitif yang lebih fleksibel, yang memungkinkan mereka untuk lebih baik dalam beradaptasi dengan informasi baru. Mereka juga mengalami peningkatan daya ingat kerja serta memiliki kadar kolesterol LDL yang lebih rendah, yang dikenal sebagai kolesterol "buruk".
"Temuan kami menunjukkan bahwa diet ini atau efek biologisnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja akademik pada remaja atau kinerja kerja pada orang dewasa muda," kata Dr. Demetrius M. Maraganore, Ketua Neuroscience di Herbert J. Harvey, Jr. Chair.
Penelitian ini merupakan yang pertama dalam mengukur dampak diet Mediterania terhadap mikrobiota dan hasil kognitif, dibandingkan dengan pola makan Barat. Dalam studi ini, model tikus yang digunakan memiliki usia biologis yang setara dengan manusia berusia 18 tahun, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai efek diet terhadap kognisi manusia.
Diet Mediterania yang Sehat untuk Kesehatan Otak
Walaupun penelitian ini dilakukan dengan model hewan, hasilnya konsisten dengan berbagai studi yang menunjukkan hubungan antara diet Mediterania dan peningkatan memori serta penurunan risiko demensia pada manusia. Para peneliti menekankan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia untuk memvalidasi hasil-hasil ini dan untuk memahami lebih dalam tentang hubungan antara pola makan, bakteri usus, dan fungsi otak, terutama pada individu yang lebih muda.
Bagi mereka yang berminat untuk mengadopsi pola makan yang mendukung kesehatan otak, terdapat beberapa elemen penting dalam diet Mediterania yang harus diperhatikan, di antaranya:
- Minyak zaitun sebagai sumber utama lemak
- Sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh yang melimpah
- Ikan dan protein tanpa lemak
- Pembatasan konsumsi daging merah dan lemak jenuh
- Asupan serat tinggi dari berbagai sumber tumbuhan
Hasil penelitian ini memberikan wawasan yang jelas tentang bagaimana pola makan yang sehat dan bergizi dapat berkontribusi pada kesehatan otak dan mikrobiota usus. Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak diet terhadap otak, kita dapat membuat pilihan yang lebih bijak untuk mendukung fungsi kognitif yang optimal, terutama di usia muda, yang merupakan fase krusial dalam perkembangan otak.