Potret Lawas Atap Kereta Jadi Favorit Dipenuhi Penumpang, Anak Milenial Tak Mengalami
Potret lawas atap kereta api yang jadi favorit para atapers.
Transportasi umum telah tersedia sejak lama di Indonesia. Salah satunya kereta api. Sejak dulu hingga sekarang kereta masih menjadi salah satu transportasi favorit masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, kereta api menjadi lebih baik. Kebijakan, fasilitas hingga stasiun terus mengalami perubahan positif.
-
Apa yang menjadi ciri khas jalur kereta api Rangkasbitung - Pandeglang saat ini? Rel bahkan sudah ditumbuhi pohon di bagian tengahnya yang berarti usia rel sudah lebih tua dari tumbuhan besar tersebut.
-
Apa yang terjadi pada kereta api dari Surabaya di Rancaekek, Bandung? Kereta ini dijadwalkan tiba di stasiun pukul 20:00 WIB, namun hingga jam menunjukkan waktu tersebut kereta tak kunjung muncul. Jangankan fisiknya, suara, kepulan asap sampai lampunya saja tidak tampak dari kejauhan.
-
Kenapa Jembatan Kereta Api Rancagoong bikin merinding? Bukan karena tempat tersebut angker, namun karena sempitnya jembatan dan tidak adanya pembatas di sisi kanan dan kiri jembatan.Ketinggian jembatan juga mencapai puluhan meter, sehingga para pengguna roda dua yang melintasi jembatan wajib berhati-hati.
-
Kenapa rel kereta api dibangun di Bandung? Agar mudah diangkut dengan biaya murah dan jarak yang dekat, pemerintah melalui perusahaan jawatan kereta api membangun jalur rel. Ini untuk mengurangi ongkos kirim dari yang sebelumnya menggunakan sistem transportasi pedati tradisional.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Mengapa jalur kereta api dibangun di Sumatera? Terbentuknya jalur rel kereta api di Sumatra tak lepas dari kebutuhan pemerintah Hindia Belanda dalam mobilisasi pengiriman logistik dan komoditas hasil bumi menuju pesisir untuk diperdagangkan.
Lantas bagaimana potret lawas atap kereta api zaman dulu yang selalu dipenuhi oleh penumpang?
Melansir dari berbagai sumber, Rabu (23/6), simak ulasan informasinya berikut ini.
Sejarah Penumpang Naik di Atap KRL
Kenal dengan istilah Atapers? Istilah ini tentu sudah tidak asing bagi generasi tahun 90-an. Atapers merupakan istilah populer yang muncul pada tahun 1990-an hingga 2000-an. Di mana saat itu KA Commuter Jabodetabek masih dikenal sebagai KRL Ekonomi.
Liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Kereta api ini juga dikelola oleh Divisi Angkutan Perkotaan Jabodetabek atau Divisi Jabodetabek. Atapers sebenarnya memiliki arti penumpang atau kelompok penumpang yang naik ke atas kereta api atau kereta rel listrik. Bukan masuk ke dalam gerbong, namun berada di atap gerbongnya.
Atapers di KRL Ekonomi
Awalnya, KRL yang diasosiakan untuk para atapers yakni KRL Rheostatik. Hal ini karena bentuk atap KRL yang dibuat melengkung dan tidak terpasang AC sehingga para atapers bisa leluasa naik di atap gerbong.
Tetapi, atapers bisa ditemukan di hampir semua KRL Ekonomi. Termasuk pula KRL yang terpasang AC (KRL Ekonomi AC), khususnya lintas Bogor. Banyak KRL yang pintunya diganjal seperti KRL Tokyu 8000 dan 8500 hingga Tokyo Metro seri 7000 dan 6000 juga tak luput dari para atapers.
Tak Jera Meski Memakan Korban
Para atapers ini tampaknya tidak pernah jera. Padahal sudah banyak peristiwa terjadi pada para atapers. Bahkan terkadang juga memakan korban.
Misalnya seperti yang terjadi pada Jumat (3/3/2006) silam di mana atap gerbong kereta jurusan Rangkasbitung-Jakarta roboh. Robohnya atap gerbong ini juga mengakibatkan sedikitnya 30 penumpang luka-luka.
Korban umumnya terluka di bagian tangan, kepala dan kaki. Sebagian lainnya diketahui menderita patah tulang karena melompat keluar gerbong untuk menyelamatkan diri.
Liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Selain itu, dalam setengah bulan pernah tercatat setidaknya 5 peristiwa atapers terjatuh. Sejak 1-14 Februari 2012 lalu, lima kejadian atapers jatuh dari atap kereta yang mengakibatkan 5 orang meninggal dan 7 lainnya menderita luka parah.
"Itu lintas Bekasi 2 kali kejadian dengan korban 2 orang luka dan 2 orang meninggal. Lintas Bogor 3 kali kejadian itu 3 orang yang meninggal dan sisanya luka parah, jadi total lima orang yang meninggal dan sisanya luka parah," ungkap Senior Manajer Security PT KAI Daerah Operasional I Ahmad Sujadi saat ditemui di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (14/2/2012) dikutip dari Liputan6.com.
Sejak 2012 Tak Ada Lagi Penumpang di Atap
Seiring berjalannya waktu, kereta api maupun kereta rel listrik menjadi lebih baik. Kebijakan, fasilitas hingga stasiun terus mengalami perubahan yang kian membaik.
Kebijakan e-ticketing serta peningkatan keamanan stasiun dan kereta membuat tak ada lagi atapers di Indonesia. Apalagi terdapat kebijakan tidak akan memberangkatkan kereta api jika masih ada penumpang di atap.
Tak hanya itu saja, penurunan kabel listrik juga sangat mempengaruhi keberadaan atapers. Dilansir dari BBC, kebijakan kabel LAA diturunkan dari semula di ketinggian 5 meter menjadi 4,4 meter. Kebijakan ini diambil usai berbagai upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil.
Mulai dari memasang bola-bola beton, kawat berduri, papan peringatan atau pintu koboi, pemberian oli di atap hingga menyemprotkan cairan berwarna.
"Penurunan kabel listrik itu mulai berdampak. Penumpang [kereta] ekonomi yang biasanya naik di atas sekarang sudah bersih," kata humas PT KAI Daerah Operasional I, Mateta Rizalulhaq yang dikutip dari BBC Indonesia.
Kenangan Para Atapers
Kini baik itu kereta api jarak jauh maupun kereta listrik sudah bersih dari para atapers. Hal itu membuat para atapers terkadang mengingat dan mengenang momen-momen saat itu.
Seperti pemilik akun Facebook Teguh Firman Syah yang membagikan foto dengan keterangan 'Masa yang habis Oleh waktu, Kini Tinggal Cerita😊'. Unggahan ini pun banyak di komentari oleh masyarakat luas.
Facebook Teguh Firman Syah ©2021 Merdeka.com
"Terakhir jaman waktu stm sering naek diatas kreta,, Serunya kalo lewatin trowongan dari stasiun cawang-kalibata,, Pada teriak "awas kepala" 😁😁," tulis akun Bayu Rizky Ibrahim
"rindu.... 🤭," tulis akun Zulkiflie Idris.
"Jadi ingat awal merantau ke Jakarta sering naik kreta begini dari Kota (Beos) ke Pasar Minggu 😁," tulis akun Abdul Latif Siregar.
"Jadi inget jman ane sekolah thn 91-92," tulis akun Hermawan Wawan.
"Pernah ngalamin lgi waktu skolah dlu kesenen jati negara naik diatas kreta," tulis akun Dede Abdul Basit Basit.