Profil Otto Hasibuan, Pengacara Jessica Wongso yang Kini jadi Sorotan Usai Film Dokumenter Ice Cold
Nama Otto Hasibuan dikenal lantara sering menangani kasus-kasus besar yang menjadi sorotan.
Dengan mencuatnya kembali kasus 'Kopi Siandida', Otto akan berusaha memperjuangkan keadilan bagi Jessica yang divonis 20 tahun penjara.
Profil Otto Hasibuan, Pengacara Jessica Wongso yang Kini jadi Sorotan Usai Film Dokumenter Ice Cold
Belakangan nama Otto Hasibuan ramai menjadi perbincangan. Otto menjadi perbincangan setelah Netflix merilis film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.
Film itu berisi rekaman-rekaman perjalanan kasus 'Kopi Sianida' dan wawancara dengan beberapa orang terkait, salah satunya Otto Hasibuan.
Dalam kasus itu, Otto menjadi pengacara Jessica Kumala Wongso terdakwa kasus pembunuhan 'Kopi Sianida' dengan korban Mirna Salihin.
- Deretan Kejanggalan Kasus Sianida Jessica Wongso dan Mirna Salihin di Film Dokumenter 'Ice Cold'
- Merasa Dipojokkan di Ice Cold, Ayah Mirna Imbau Netizen Tak Tonton Dokumenter Jessica Wongso
- Penjelasan Ditjen PAS soal Wawancara Jessica Wongso di Film Dokumenter 'Kasus Kopi Sianida' Disetop
- Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso, Membongkar Kasus Misterius di Layar Netflix
Dengan mencuatnya kembali kasus 'Kopi Siandida', Otto akan berusaha memperjuangkan keadilan bagi Jessica yang divonis 20 tahun penjara. Berikut profil Otto Hasibuan dilansir dari berbagai sumber, Senin (9/10).
Otto Hasibuan salah satu pengacara kondang di Indonesia. Namanya dikenal lantaran kerap kali menangani kasus-kasus besar yang terjadi di tanah air.
Otto lahir Pematangsiantar, Sumatera Utara pada 5 Mei 1955. Sejak sekolah, dia sering ikut organisas hingga sempat menjadi ketua OSIS saat SMA.
Demi melanjutkan pendidikan, Otti hijrah ke Pulau Jawa untuk berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Dia kemudian mengambil jurusan hukum di kampus tersebut.
Lulus S1 di UGM, Otto melanjutkan pendidikan ke Australia. Dia megambil studi Comparative Law di University Technology of Sydney.
Tidak berhenti di situ, Otto kembali kuliah di UGM untuk meraih gelar doktor. Dia kemudian memilih profesi sebagai advokat sesuai dengan pendidikan yang dijalaninya.
Kemudian Otto juga menjadi ketua umum Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) selama dua periode.
Otto kembali aktif berorganisasi ketika menjadi advokat. Dia pernah menjadi ketua umum DPP Ikatan Advokasi Indonesia (Ikadin) selama dua periode pada 2003–2007 dan 2007–2012.
Nama Otto Hasibuan dikenal lantara sering menangani kasus-kasus besar yang menjadi sorotan. Kasus yang pernah ditanganinya antara lain;
Kasus Nazaruddin
Eks Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin, pernah menunjuk Otto Hasibuan sebagai pengacaranya saat terjerat kasus suap. Nazaruddin didakwa menerima suap dari Manajer Marketing PT Duta Graha Indah (DGI) Mohammad El Idris.
Namun, dalam perjalanan kasus tersebut Otto memilih mundur sebagai tim kuasa hukum Nazaruddin.
Kasus Korupsi e-KTP
Selain Nazaruddin, kasus korupsi lain yang ditangani Otto Hasibuan ialah korupsi e-KTP. Kasus itu menjerat mantan Ketua DPR RI Setya Novanto pada 2017. Kasus e-KTP termasuk korupsi yang besar lantaran merugikan negara sekitar Rp 2,3 triliun.
Meski begitu, Otto kembali memilih mengundurkan diri lantaran ada perbedaan pandangan dalam menangani perkara.
Kasus Korupsi Akil Mochtar
Otto Hasibuan dipercaya sebagai pengacara mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar saat terjerat kasus korupsi. Akil didakwa menerima suap dalam sengketa Pilkada yang ditangani oleh MK pada tahun 2013.
Pada perjalanan kasus itu, Otto Hasibuan menyatakan mundur karena alasan benturan kepentingan.