Proyek Jagoan Jokowi Ketiban Untung Gede-gedean Rp510 Triliun, Full Senyum Colek Luhut
Presiden Joko Widodo tunjukkan keberhasilan salah satu proyek kebanggaannya.
Presiden Joko Widodo memamerkan keberhasilan dari salah satu proyek kebanggaannya, yakni hilirisasi nikel. Tercatat, nilai ekspor dari hasil hilirisasi mengalami lonjakan yang sangat signifikan.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat meresmikan pabrik bahan anoda baterai lithium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, Rabu (7/8) kemarin. Simak ulasannya:
Presiden Jokowi Singgung Proyek Kebanggaannya
Presiden Jokowi baru saja meresmikan PT Indonesia BTR New Energy Material yang akan memproduksi bahan anoda baterai lithium di Indonesia.
Dalam acara peresmian pabrik, Presiden menyinggung soal proyek hilirisasi nikel yang saat ini sudah mulai menunjukkan kemajuan.
Presiden menyebut, rencana pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang telah diputuskan beberapa tahun lalu, kini mulai menunjukan hasil.
Meskipun, pada awal pencetusan menuai beragam pro dan kontra di berbagai lapisan masyarakat saat pemerintah mulai menyetop ekspor biji nikel ke luar negeri.
Bahkan karena keputusan tersebut, Indonesia juga sempat digugat oleh Uni Eropa (UE) ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
"Dimulai dengan nikel yang kita stop ekspor materialnya di tahun 2020 dan saat itu banyak yang menentang (bahkan) dari dalam negeri sendiri," kata Presiden Jokowi.
"Karena kita pada saat awal kehilangan (rugi) kurang lebih 1,5 billion USD atau Rp20 triliun. Tapi saya waktu itu meyakini bahwa nilai tambah kalau kita stop ekspor material ini akan melompat naik," tambahnya.
Kini, nilai ekspor hilirisasi nikel berhasil melejit berkali-kali lipat dari Rp33 triliun menjadi Rp 510 triliun. Jumlah tersebut tentu mengalami kenaikan berkali-kali lipat dari sebelumnya.
Dalam pidatonya, Jokowi juga menyenggol Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan ketika menyampaikan soal keberhasilan hilirisasi nikel itu.
"Tadi seperti dikatakan pak Menko Luhut Binsar Pandjaitan, sekarang sudah 34 billion USD nilai dari eksport nikel kita. Dari yang sebelumnya Rp33 triliun melompat menjadi kira-kira Rp510 triliun rupiah," kata Jokowi.
Setelah diresmikan, PT Indonesia BTR New Energy Material diharapkan bisa memproduksi 80 ribu ton material anoda per tahun. Melansir dari laman Liputan6, jumlah tersebut setara dengan 1,5 juta mobil listrik.
Kedepannya, pemerintah juga berkomitmen untuk terus membangun ekosistem kendaraan listrik lebih terintegrasi. Tidak lupa juga dengan memanfaatkan sumber daya lokal seperti nikel, kobalt, dan mangan.
- Pestapora Pertamina Fastron 2024 Bakal Hadirkan Pengalaman Tiga Hari yang Tak Terlupakan
- Diduga Disadap Israel dan Dipasangi Peledak, Ahli Ungkap Bagaimana Pager Meledak Secara Bersamaan di Lebanon
- Ini Alasan Mengapa Banyak Orang Percaya Pseudoscience, Bahkan Orang Pintar Juga Bisa Mempercayainya
- Beda Keterangan KPK dengan Jubir Kaesang soal Nebeng Jet Pribadi, Jumlah Penumpang dan Teman Tak Ikut
- Gunung Telomoyo Terbakar, Dipicu Warga Bakar Rumput
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024