Reaksi Pilu Siswa SD yang Dipaksa Setubuhi Kucing Sebelum Meninggal, Bikin Nyesek
Seorang siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) berinisial F (11) di Tasikmalaya, Jawa Barat menjadi korban perundungan hingga meregang nyawa.
Seorang siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) berinisial F (11) di Tasikmalaya, Jawa Barat menjadi korban perundungan hingga meregang nyawa. Diketahui F mengalami depresi usai dipaksa menyetubuhi seekor kucing sambil direkam oleh teman-temannya.
T (39) ibu kandung korban menyebutkan, selama masih hidup selain menjadi korban perundungan, putranya kerap dipukuli oleh teman-teman bermainnya.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
-
Apa itu bullying? Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terus menerus.
-
Apa saja contoh tindakan bullying yang dilakukan anak dan remaja? Mereka mungkin melecehkan atau mengolok orang lain dalam upaya untuk menonjol di antara teman-teman mereka.
-
Apa dampak utama dari bullying pada anak? Dampak bullying pada anak yang paling signifikan adalah penurunan harga diri. Pelecehan, penghinaan, dan pengucilan yang terus menerus dapat menyebabkan perasaan tidak berharga dan tidak mampu.
Meski anaknya masih berstatus pelajar SD, namun rupanya kerap mendapatkan siksaan berupa kekerasan fisik. Puncaknya, sekitar sepekan sebelum meninggal, video korban F diduga menyebar di media sosial.
Simak selengkapnya reaksi pilu korban F yang dipaksa setubuhi kucing dan direkam teman-temannya berikut ini, merdeka.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (22/7).
Siswa SD Dipaksa Setubuhi Kucing dan Direkam
Ilustrasi bullying ©2012 Merdeka.com/Shutterstock
Korban F adalah anak kedua dari empat bersaudara. T (39) ibu kandung korban, mengatakan bahwa anaknya masih berstatus pelajar SD kelas V.
Tapi putranya tersebut kerap mendapatkan perundungan berupa kekerasan fisik dari teman-teman bermainnya.
Bahkan teman-temannya tak segan memaksa F untuk menyetubuhi dan direkam. Videonya lantas disebarkan di media sosial.
"Sebelumnya memang anak saya mengaku sempat dipukuli dan dipaksa menyetubuhi kucing dan dilihat oleh teman-temannya sambil direkam menggunakan HP," kata T kepada wartawan, Kamis (21/7).
Pasca-insiden tersebut, T mengatakan bahwa keluarga pelaku para perundung anaknya sempat datang dan meminta maaf atas apa yang anak mereka lakukan.
"Kami keluarga sudah ikhlas dengan kepergiannya, tapi semoga kejadian ini tidak terjadi lagi kepada anak-anak lainnya. Saya minta mereka untuk lebih mendidik anak-anaknya, jangan ada pembiaran," ungkap ibu korban.
Reaksi Pilu Siswa SD yang Dibully
Siswa asal Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat tersebut pun menjadi malu dan tak mau keluar rumah.
Reaksi pilu yang menyayat hati dari F usai dibully. Ia menjadi depresi hingga tak mau makan dan sakit.
Bukan hanya fisiknya saja yang terluka, batinnya ikut tersakiti akibat perundungan yang diterimanya. Bahkan korban F harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
"Anak saya jadi malu, depresi, tidak makan, minum, banyak melamun. Anak saya juga tidak mau keluar rumah dan merasa sakit di bagian kepala karena sempat dipukuli," papar ibu korban.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto menjelaskan berdasarkan keterangan dari teman-teman korban dan tetangganya.
"Video hasil rekaman tersebut menyebar di media sosial dengan durasi 50 detik. dalam video tersebut terekam aksi korban dan pelaku yang sedang mengolok-oloknya," kata Ato, Kamis (21/7).
Siswa Meninggal Akibat Depresi
Ilustrasi bullying ©©2012 Shutterstock/Mikael Damkier
Sampai kemudian, diungkapkan T, putra keduanya mengeluhkan sakit tenggorokan dan oleh keluarga dibawa ke rumah sakit.
Namun saat masih dalam proses perawatan, korban F yang masih berusia 11 tahun itu diketahui meninggal dunia pada Minggu (18/7).
"Dari sana, korban ini depresi tidak mau makan dan minum sampai kemudian keluarganya membawa ke rumah sakit untuk dirawat sampai akhirnya meninggal dunia," tutur Ato.
Pelaku Bully Ada 4 Anak
Pelaku perundungan terhadap siswa kelas 5 SD tersebut diduga berjumlah empat orang. Mereka ditengarai telah memaksa korban menyetubuhi kucing, hingga memukul.
Ato Rinanto mengungkapkan, salah seorang pelaku merupakan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Para pelaku masih anak-anak di bawah umur dan kita akan melakukannya pendampingan kepada keluarga korban dan para pelaku agar bisa membuka mata," terangnya.
Menurut Ato, KPAID akan memproses secara hukum kasus tersebut. "Agar kejadian serupa tidak kembali terulang ke anak-anak. Apalagi video aksi tidak senonoh itu sempat menyebar di media sosial dan menjadi perbincangan warganet," paparnya.
Pihak KPAID Tetap Melapor ke Polisi
Ilustrasi shutterstock
Atas kejadian tersebut, Ato menyebut bahwa pihaknya tetap membuat laporan resmi kepada pihak kepolisian melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak.
"Langkah ini kami ambil karena video dengan durasi 50 detik ini sudah menjadi konsumsi publik. Dan ini agar diketahui juga siapa pelaku yang menyebarkan video tersebut," ujar Ato.
Menurutnya, laporan perlu dilakukan sebagai bentuk mengedukasi masyarakat terkait perlindungan dan pengawasan terhadap anak. Hal lain yang akan dilakukan adalah melakukan pendampingan psikis kepada keluarga korban dan juga para pelaku.
"Dengan kasus yang terjadi ini, harus lebih dipahami akan pentingnya pengawasan dan edukasi kepada anak-anak maupun para orang tuanya supaya kejadian itu tidak terulang lagi," pungkasnya.
(mdk/kur)