Ribuan Saudaranya Tewas Dibombardir, Pria Lebanon ini Malah Jadi Mata-Mata Israel, Begini Nasibnya saat Ketahuan
Seorang pria Lebanon tertangkap basah menjadi mata-mata Israel hingga diserahkan ke otoritas setempat.
Terbunuhnya sejumlah pemimpin Hizbullah oleh militer Israel memicu konflik yang berkepanjangan di Lebanon. Hingga kini, lebih dari 2.000 warga sipil dilaporkan tewas. Sementara lebih dari 8.000 korban mengalami luka-luka sejak Israel gencar melakukan invasi.
Operasi militer pasukan Israel ternyata banyak mendapat bantuan dari warga Lebanon yang bekerja sebagai mata-mata. Terungkap, anggota sindikat spionase Israel itu tercatat berjumlah lebih dari 100 orang.
- Sembilan Tentara Elit Israel Tewas Setelah Perangkap Bom Hizbullah Meledak di Sebuah Gedung
- Israel Bunuh 150 Warga Gaza & Lebanon Dalam Sehari, AS Basa Basi Cuma Minta Penjelasan
- Perang Hizbullah-Israel Meluas, KBRI Imbau WNI di Lebanon Tetap Waspada
- Israel Kembali Serang Lebanon, 492 Orang Terbunuh Termasuk Puluhan Wanita dan Anak-Anak
Salah satunya yakni seorang pria Lebanon yang tertangkap basah hingga diserahkan ke otoritas setempat. Berikut ulasan selengkapnya.
Pria Lebanon Tertangkap jadi Mata-Mata
Hampir satu tahun pertempuran, Beirut kini menjadi saksi peperangan antara Hizbullah dengan Israel yang semakin memanas. Selama itu, tercatat jika lebih dari 2.000 orang dinyatakan tewas, demikian diungkap oleh Kementerian Kesehatan Lebanon dalam cnbc.
Namun di tengah-tengah rasa penderitaan dan duka mendalam yang dialami warga Lebanon, salah satunya justru melakukan hal tak bermoral.
Pria tersebut menjadi mata-mata dan membela Israel dibandingkan negaranya sendiri.
Beruntung, ketugasannya sebagai mata-mata itu terungkap oleh Hizbullah dan diserahkan kepada otoritas setempat di tepi selatan Beirut. Video penangkapannya kini beredar luas di media sosial.
"Seorang pria Lebanon diserahkan kepada otoritas Lebanon oleh Hizbullah di pinggiran selatan Beirut setelah dicurigai menjadi mata-mata untuk Israel," demikian dikutip dari keterangan unggahan akun X @SprinterFamily.
Tertunduk Lesu, Dikawal Ketat
Dalam video yang beredar, pria yang merupakan warga Lebanon tersebut tampak digiring petugas untuk berpindah kendaraan.
Saat itu, sosoknya bahkan tertunduk di kala pandangannya secara sengaja ditutup para petugas dengan kaos miliknya sendiri.
Kendati aksinya telah diketahui, pria tersebut tetap menjadi pusat perhatian dari para petugas. Teriakan bernada kesal beberapa kali terdengar.
Beberapa petugas hingga anggota Hizbullah kala itu tampak hadir dan menjaga lokasi dengan ketat. Pria yang berjalan membungkuk itu dikelilingi para petugas berbadan tegap.
Ratusan Warga Lebanon Dilaporkan jadi Mata-Mata
Sebelumnya, ratusan warga Lebanon diketahui turut berperan dan mendukung operasi militer Israel sebagai mata-mata.
Sebagaimana yang dilaporkan jaringan televisi Al-Manar, seorang pria Lebanon terindentifikasi telah bekerjasama dengan dinas spionase Israel Mossad hingga lebih dari dua dekade.
Pria itu mengaku dibayar sebanyak 600 ribu dolar untuk mengungkap pergerakan Hizbullah hingga pasukan militer Lebanon.
Seorang wartawan majalah al-Jaras Lebanon juga terungkap telah menjadi bagian jaringan spionase Mossad. Dia dibayar rezim Tel Aviv hingga 700 USD per artikel dengan tulisannya yang sarat anti-Hizbullah.
Hingga saat ini, dilaporkan lebih dari 100 orang berhasil diamankan aparat atas tuduhan bekerja sama dengan Israel. Melalui penangkapan tersebut, diketahui tak sedikit dari pasukan keamanan hingga pegawai telekomunikasi yang ikut memberi informasi penting ke Israel.
Modus Operandi Sindikat Spionase Mossad Terungkap
Modus operandi yang dijalankan militer Israel bersama agen spionase mereka pun belum lama ini berhasil terbongkar oleh otoritas Lebanon, demikian dikutip dari laporan surat kabar Al-Akhbar.
Salah satu sistem kerja mereka ialah dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan telekomunikasi yang cukup canggih. Mereka berdalih tengah melakukan survei pemetaan digital untuk menjalankan proyek pariwisata virtual.
Pemetaan pun dilakukan hingga mengungkap jalan, nama toko, kendaraan, situasi kota, hingga setiap wajah yang melintas dengan cukup rinci.
Saat diinterogasi hakim investigasi Lebanon, mereka bahkan mengaku sama sekali tak mengetahui jika perusahaan yang memperkerjakan mereka terafiliasi dengan intelijen Tel Aviv.