Seangkatan sama AKP Riyanto Ulil, Begini Kesedihan Kompol Syarif 'Telah Patah Sayap Terbaik Angkatan Kami
Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah merasakan duka mendalam atas kematian AKP Riyanto Ulil.
Asisten ajudan Presiden ke-7 Joko Widodo Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah ikut berduka atas meninggalnya AKP Riyanto Ulil Anshar yang menjadi korban penembakan rekannya di Polres Solok Selatan.
Syarif ikut kehilangan sosok AKP Riyanto yang merupakan rekan seangkatannya di Akpol 2012.
- Dikawal Ketat Tangan Diborgol, Ini Penampakan Kabagops Polres Solok yang Tembak Mati Temannya di Kantor Polisi
- Ditembak Mati Kabagops, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Disebut Polisi Berprestasi
- Kisah Kompol Syarif Diam-Diam Daftar Akpol Usai Gagal Tes Akmil, Bikin Ibunda Terkejut
- Anggota Polres Sergai Sumut Ditangkap atas Dugaan Tipu Masuk Akpol Rp1,2 M
Ia pun mengaku sangat kehilangan sosok rekan yang baik dan berdedikasi tinggi selama bertugas.
Dalam unggahan tersebut, Kompol Syarif ikut memberikan doa dan pesan menyentuh kepada almarhum.
"Telah patah salah satu sayap terbaik angkatan kami @wiratama_bhayangkara.official
Kami mengenal sosok almarhum @ryantoulilanshar adalah orang yang sangat baik, berintegritas, dan berdedikasi tinggi
Selamat jalan Saudaraku, rest in peace 🙏," tulis Kompol Syarif dalam unggahan.
Profil AKP Riyanto Ulil Anshar
Mengutip dari berbagai sumber, AKP Riyanto Ulil Anshari merupakan lulusan Akademi Kepolisian (AKPOL) tahun 2012.
AKP Ulil Ryanto Anshari lahir di Makassar pada 12 Agustus 1990, sehingga saat ini usianya menginjak 34 tahun.
Sebelum menjabat jadi Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Riyanto merupakan Kasat Narkoba Polres Magelang.
Jabatan terakhirnya adalah Kasat Reskrim Polres Solok Selatan sejak 24 November 2023 atau baru menjabat 11 bulan 29 hari sebelum insiden penembakan tersebut terjadi.
AKP Riyanto tutup usia pada Jumat (22/11) pukul 00.43 WIB usai ditembak AKP Dadang Iskandar di parkiran Mapolres Solok Selatan.
Kronologi Penembakan AKP Riyanto
Penembakan yang dilakukan AKP Dadang Iskandar kepada AKP Riyanto terjadi usai rekan pelaku yang merupakan penambang galian ilegal di Solok Selatan ditangkap.
Pelaku tambang ilegal yang juga sopir tambang kemudian dibawa ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan.
Di perjalanan menuju mapolres, korban ditelepon polisi pelaku penembakan yang bertanya perihal penangkapan yang dilakukan.
Ketika pelaku tambang galian C tengah diperiksa, saat bersamaan, personel mendengar tembakan dari luar gedung. Saat dilihat keluar, ternyata satu polisi sudah terkapar terkena tembakan.
Sementara satu polisi lainnya terlihat pergi meninggalkan lokasi kejadian menggunakan mobil dinas kepolisian. Saat itu, tidak terlihat ada orang lain di lokasi selain dua polisi yang menembak dan ditembak.
Direktur Reskrimum Polda Sumbar Kombes Andry Kurniawan mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyidikan.
“Jadi sementara keterangan dari tersangka kami dapatkan. Tentu kami penyidik akan mendalami,” sambungnya.
Menurutnya, penyidik masih mendalami terkait peran Kabag Ops AKP Dadang Iskandar di kasus dugaan tambang sirtu ilegal tersebut. Termasuk siapa pemilik dari proyek galian mineral itu.
“Sedang kita dalami,” jelas dia.