Sejarah Baru Tercipta, Palestina Dapat Kursi & Duduk di Sidang Majelis Umum PBB
Berikut potret perwakilan Palestina duduk di Sidang Majelis Umum PBB.
Sejarah baru tercipta. Palestina mendapatkan kursi dalam sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Tentu saja, dengan diperolehnya kursi di PBB menandakan momen bersejarah bagi Palestina. Apalagi, momen bersejarah tersebut terjadi di tengah perlawanan kuat Israel terhadap Gaza, Palestina.
- Pidato Prabowo Depan PBB & Pemimpin Dunia, Dorong Palestina Merdeka
- VIDEO: Dukungan Mutlak 143 Negara Agar Palestina Jadi Anggota Tetap PBB
- Bikin Merinding, Potret Ketaatan & Khusyuknya Warga Palestina Sholat Berjamaah di Tengah Reruntuhan Masjid
- Potret Putri Raja Yordania Berseragam Tentara Ikut Terjunkan Bantuan ke Gaza dari Pesawat, ini Sosoknya Cantik Jelita
Momen bersejarah ini sontak mendapatkan atensi dari masyarakat dunia. Lantas bagaimana potret perwakilan Palestina duduk di Sidang Majelis Umum PBB?
Melansir dari berbagai sumber, Jumat (13/9), simak ulasan informasinua berikut ini.
Palestina Dapat Kursi di PBB
Majelis Umum PBB secara resmi telah meningkatkan hak-hak perwakilan dari Palestina dalam Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Selasa (10/9) lalu.
Pada sidang tersebut, Palestina mendapatkan kursi di antara para negara anggota PBB. Sebelumnya, Palestina diberikan status sebagai pengamat. Mereka juga belum memperoleh hak penuh sebagai anggota PBB.
Perwakilan Otoritas Palestina, Riyad Mansour, duduk di meja yang bertuliskan 'Negara Palestina'. Ia duduk di antara negara anggota PBB Sri Lanka dan Sudan.
"Ini bukan sekadar persoalan prosedural. Ini momen bersejarah bagi kami," kata kata Duta Besar Mesir Osama Mahmoud Abdelkhalek Mahmoud seperti dilansir dari The New Arab.
"Negara Palestina harus duduk di Majelis Umum di antara negara-negara anggota, negara-negara anggota penuh," lanjutnya.
Sejarah Baru Tercipta
Pemilihan delegasi Palestina ini terjadi di tengah upaya Israel yang berulang kali memblokir pembicaraan damai yang akan mengarah pada penerimaan internasional terhadap Negara Palestina. Di mana yang dideklarasikan oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada tahun 1988.
Deklarasi tersebut pun telah diakui oleh 145 dari 193 negara anggota PBB. Akan tetapi, Israel dan Amerika Serikat sekaligus sekutunya terus menolak untuk menerima negara Palestina. Meskipun ada bentuk pengakuan lain.
Meski Palestina bukan anggota penuh majelis tersebut, akan tetapi mereka berupaya menjadi anggota penuh PBB.
Berhak Jadi Anggota Penuh
Pada tanggal 10 Mei, Majelis Umum PBB pun telah mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh. Pihaknya juga merekomendasikan hal tersebut kepada Dewan Keamanan PBB untuk "mempertimbangkan kembali masalah ini dengan baik".
Majelis juga menegaskan bahwa warga Palestina berhak mendapatkan keanggotaan penuh. Di mana hal itu nantinya akan memberikan mereka hak tambahan, termasuk status pengamat dan kemampuan untuk mengajukan proposal dan amandemen.
Untuk menjadi anggota penuh, Palestina memerlukan pemungutan suara di Majelis Umum. Selain itu, Palestina juga memerlukan rekomendasi dari Dewan Keamanan.
Majelis Umum PBB kemungkinan akan melakukan pemungutan suara terhadap rancangan resolusi Palestina minggu depan yang menuntut Israel mengakhiri 'kehadirannya yang melanggar hukum' di wilayah Palestina dalam waktu enam bulan.
Israel Kebakaran Jenggot
Israel mengungkapkan rasa tidak senangnya atas tindakan tersebut. Pihaknya mengklaim bahwa keberhasilan Palestina mendapatkan kursi di PBB dipengaruhi oleh favoritisme politik. Ia juga mengatakan bahwa hak keanggotaan seharusnya hanya diperuntukkan bagi negara-negara anggota.
"Setiap keputusan dan atau tindakan yang meningkatkan status rakyat Palestina, baik di Majelis Umum PBB atau secara bilateral, saat ini merupakan sebuah penghargaan… bagi terorisme pada umumnya dan teroris Hamas pada khususnya," kata Jonathan Miller, wakil duta besar Israel untuk PBB seperti dilansir dari The Time of Israel.