Sempat Idap Infeksi Kelenjar Getah Bening, Sosok Cantik ini Lawan Penyakit dengan Olahraga dan Bisnis
Sebelum memulai bisnis dan membagikan konten olahraga, Salsa, sapaan akrabnya, mulai rutin berolahraga pada tahun 2013.
Olahraga merupakan investasi jangka panjang yang penting untuk kesehatan fisik dan peningkatan kualitas hidup. Di zaman digital saat ini, media sosial sangat berperan dalam membantu menemukan informasi tentang berbagai jenis olahraga yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Salah satu pengguna media sosial, Salsabila Karsawinata, memanfaatkan platform tersebut untuk memberikan edukasi mengenai olahraga yang menyenangkan. Dia bahkan telah mendirikan tiga perusahaan yang bergerak di bidang olahraga secara daring.
- Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita: Gejala, Risiko, dan Cara Mengatasinya
- Idenya Muncul saat Sakit, Pebisnis Asal Bojonegoro Berhasil Rintis Bisnis Obat Tradisional yang Harganya Selangit
- 7 Gejala Infeksi Jamur yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
- Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi
Sebelum memulai usaha dan membagikan konten seputar olahraga, Salsa, sapaan akrabnya, mulai rutin berolahraga pada tahun 2013 setelah mengalami infeksi kelenjar getah bening. Setelah sembuh, dia merasa tubuhnya tidak dalam kondisi prima, tidak terhubung dengan dirinya sendiri, dan sering mengalami rasa sakit. Dari pengalaman tersebut, Salsa memutuskan untuk mengubah gaya hidupnya dengan berolahraga secara teratur.
"Setelah sembuh, tubuh saya terasa tidak fit, seperti tidak sejalan dengan badan sendiri. Dari situ, saya bertekad untuk menjalani hidup yang lebih sehat, dengan menjaga pola makan dan berolahraga secara rutin," ungkap Salsa kepada Fimela.
Setelah memutuskan untuk berolahraga, Salsa melakukan penelitian untuk menemukan jenis olahraga yang tepat dan dapat dilakukan secara konsisten. Melalui berbagai riset di internet, bertanya kepada orang lain, dan dukungan dari pasangannya, ia akhirnya memilih latihan angkat beban.
"Olahraga pertama saya sangat fleksibel, tetapi jangan berpikir bahwa angkat beban itu langsung 100 kg atau 50 kg. Berat badan kita sendiri juga bisa dianggap sebagai angkat beban. Jadi, saya memilih untuk pergi ke gym," jelasnya.
Salsa menceritakan bahwa setelah tiga bulan berolahraga, ia mulai merasakan perubahan positif pada tubuhnya. Ia tidak lagi mudah merasa lemas dan bangun tidur pun menjadi lebih segar.
Membangun Tiga Perusahaan Olahraga yang Berbasis Digital
Salsa sempat menetap di Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikannya. Kemudian saat kembali ke Jakarta untuk memulai karier dan membangun keluarga, dia merasa bingung. Kembalinya ke ibu kota justru menyulitkannya dalam mengatur jadwal olahraga yang sebelumnya rutin dilakukannya.
"Di Yogyakarta yang tidak pernah macet dan gym yang dekat, sekarang di Jakarta saya kesulitan mengatur waktu untuk berolahraga karena jarak rumah dan kantor yang jauh, waktu yang terbatas, ditambah lagi kemacetan," ungkapnya.
Dari kebingungannya itu, Salsa memutuskan untuk mencoba home training atau olahraga yang bisa dilakukan di rumah. Setelah mencoba sendiri, ia akhirnya membuka kelas olahraga daring yang dinamakan Salsalivefit sejak 2017 dan memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaan kantoran.
"Saya ingin tetap berolahraga dengan cara yang efektif tanpa harus repot pergi ke gym, jadi saya memilih home training sejak 2018. Bahkan sejak pandemi, saya sama sekali tidak pergi ke gym," ujarnya.
Salsa menjelaskan gerakan dalam home training sama seperti di gym, hanya saja tidak memerlukan peralatan yang rumit. Cukup dengan alat sederhana seperti dumbbell, kettlebell, dan barbell.
"Alatnya lebih sederhana, tetapi gerakannya tetap sama," tambahnya.
Salsa menyatakan bahwa tujuan Salsalivefit adalah agar semua orang dapat berolahraga dengan cara yang menyenangkan, bukan hanya fokus pada target dan kemudian berhenti. Ia pun mulai memberikan edukasi tentang olahraga melalui media sosialnya.
"Awalnya saya mengajar di rumah-rumah, kemudian di studio olahraga, hingga akhirnya membuka kelas online. Media sosial sangat berperan penting sebagai sumber utama saya," tuturnya.
Setelah Salsalivefit mendapatkan banyak perhatian, Salsa meluncurkan kelas Fit Fat Loss yang berfokus pada Fatloss, Weightloss, Bodybuilding, dan PrepostNatal, yang tersedia untuk sesi pribadi maupun grup. Selain online, Salsa juga menawarkan kelas offline untuk bertemu dan berolahraga bersama di Gudshape.
"Salsalivefit adalah yang pertama kami luncurkan, lalu kami memutuskan untuk memisahkan beberapa program. Jadi, fokus pada kelas online dan juga ada yang bisa diadakan di kantor-kantor. Sekarang, bukan hanya saya yang menjadi trainer, tetapi juga ada tim. Saya bisa lebih fokus pada ibu hamil dan pasca melahirkan," pungkasnya.
Raih Sertifikat di Bidang Olahraga
Salsa pada awalnya tidak memiliki pengalaman di dunia olahraga. Dia merupakan lulusan Sastra Indonesia dari Universitas Gadjah Mada. Namun, setelah menemukan kecintaannya pada olahraga, Salsa mulai mendapatkan sertifikasi sejak tahun 2014. Saat ini, dia telah mengantongi empat sertifikat, yaitu Certified Advance Personal Trainer, Certified PrePostnatal Fitness, Certified Sport Nutrition, dan Certified Aerobic Instructor.
Menurutnya, pengetahuan yang diperolehnya di bidang Sastra Indonesia tetap bermanfaat saat ia menciptakan konten untuk media sosialnya.
"Dulu, saya merasa tidak ada kaitannya. Namun sekarang saya menyadari bahwa ada hubungan, karena bahasa mencakup banyak aspek. Terutama karena fokus saya adalah mendidik teman-teman untuk hidup sehat dengan cara yang berbeda dan menyenangkan. Saya menyampaikannya melalui konten, dan saya rasa itu sangat menghubungkan antara bahasa," ujarnya.