10 Juta Orang Kaya Indonesia Lebih Pilih Belanja ke Luar Negeri
Airlangga menjelaskan, sebenarnya selama ini tingkat daya beli masyarakat Indonesia tercatat relatif baik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa sekitar 10 juta masyarakat kelas atas alias orang kaya masih gemar belanja di luar negeri. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri di tengah upaya pemerintah dalam mendongkrak tingkat daya beli masyarakat.
"Nah ini kebanyakan mereka belanjanya tidak di Indonesia. Padahal itu daya belinya kuat. Nah itu yang sebetulnya kita perlu tarik (belanja) juga di sini," kata Airlangga dalam acara BNI Investor Daily Round Table seperti ditulis Antara, Rabu (15/1).
- Orang Kaya di Indonesia Cuma 0,06 Persen dari Total Populasi
- Orang Paling Kaya se-ASEAN Ternyata Ada di Indonesia, Jumlahnya Ada 4 Orang
- Orang Paling Kaya di Indonesia Punya Harta Rp1.000 Triliun, Sumbernya Ternyata dari Bisnis Ini
- 193,6 Juta Orang Bakal Bepergian saat Mudik Lebaran, Terbanyak Bukan dari Jakarta
Airlangga menjelaskan, sebenarnya selama ini tingkat daya beli masyarakat Indonesia tercatat relatif baik.
Hal ini tercermin dari konsumsi rumah tangga yang masih jadi penopang pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III 2024 yang sebesar 4,95 persen (yoy).
Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III tumbuh sebesar 2,55 persen (yoy).
Pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan konsumsi untuk restoran dan hotel. Selaras dengan meningkatnya perjalanan wisatawan nusantara dan tingkat penghunian kamar hotel
Selain itu, menurut Airlangga, daya beli masyarakat dapat diukur dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat.
Indeks Keyakinan Konsumen
Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2024 sebesar 127,7 lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya yang sebesar 125,9. Meningkatnya indeks tersebut mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Sebagai salah satu strategi mendongkrak daya beli masyarakat, Pemerintah telah menyelenggarakan beragam program belanja murah pada akhir 2024.
Program tersebut membukukan transaksi yang mencapai Rp71,5 triliun.
Nilai itu merupakan akumulasi dari total transaksi Program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), Program Belanja di Indonesia Aja (BINA), dan Program Every Purchase is Cheap (EPIC) Sale 2024.
Sejumlah program tersebut juga didominasi oleh produk-produk UMKM dalam negeri.
"Dalam kurun waktu tanggal 11 sampai tanggal 29 (Desember 2024), terserap Rp71 juta. Dan itu dibandingkan tahun yang lalu naik 15 persen. Artinya daya beli dan daya dorong (masyarakat) ada," ucap Menko.