18 Juni, pemerintah tutup Gerbang Cibubur dan Cimanggis di Jagorawi
Guna memperlancar arus kendaraan di Tol Jagorawi, baik dari arah Jakarta menuju Ciawi maupun sebaliknya, Gerbang Tol (GT) Cibubur Utama dan Cimanggis Utama rencananya akan dinonaktifkan per 18 Juni 2017. Rencana penonaktifan penutupan gerbang tol ini disebabkan menjadi titil kemacetan bagi pengguna jalan tol Jagorawi.
Guna memperlancar arus kendaraan di Tol Jagorawi, baik dari arah Jakarta menuju Ciawi maupun sebaliknya, Gerbang Tol (GT) Cibubur Utama dan Cimanggis Utama rencananya akan dinonaktifkan per 18 Juni 2017. Rencana penonaktifan penutupan gerbang tol ini disebabkan menjadi titil kemacetan bagi pengguna jalan tol Jagorawi.
"Insya Allah bulan ini, kita rencanakan pada tanggal 18 Juni," ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna di Jakarta, Selasa (6/6).
Meski tak lagi berfungsi, dia mengatakan, tidak serta merta kedua gerbang tol langsung dibongkar. Hanya, transaksi masyarakat yang biasa terjadi di kedua gerbang itu tak lagi dilakukan. "Tapi kita akan lihat lagi, sebelum terjadi kemacetan di ujung-ujungnya," katanya.
Dengan adanya pemberlakuan tersebut, waktu transaksi diperkirakan akan lebih efisien. Sebab, masyarakat yang sebelumnya harus melakukan dua kali transaksi, kini cukup sekali transaksi.
Adapun pengguna jalan tol dari arah Jakarta menuju Ciawi akan membayar tol di akses keluar atau off ramp. Sedangkan, pengguna jalan tol dari arah Ciawi menuju Jakarta akan membayar di akses masuk atau on ramp.
Sementara itu, hingga kini belum ditetapkan tarif yang akan dibebankan kepada masyarakat dengan pemberlakukan itu.
GT Cibubur Utama dan Cimanggis Utama kerap menjadi momok para pengendara roda empat saat melintas di wilayah tersebut. Kemacetan menjelang pintu GT tersebut sering kali mengular. Dengan dihilangkan, minimal panjang antrean sudah hilang di Cibubur dan Cimanggis.
Semakin lancarnya lalu lintas di Jagorawi ini dinilai dapat menjadi daya tarik baru untuk para pekerja di Ibu Kota yang menginginkan hunian di daerah sekitar Jakarta. Hal itu mengingat tingginya harga lahan di Jakarta dan terbatasnya lahan untuk hunian.
Salah satu jalan keluarnya adalah apartemen yang bisa menjadi pilihan hunian. Masyarakat produktif lebih mempertimbangkan akses transportasi, fasilitas dan yang paling penting peluang investasi di masa depan.
Pendapat senada juga diutarakan oleh Chief Marketing Officer (CMO) Megakarya Propertyndo, developer dari proyek Jakarta Pavilion Apartment di Cibinong, Awing Priscilla yang melihat peluang menarik yang dapat menyerap pasar apartemen di daerah pinggir Jakarta. Namun, kendati berpeluang baik, masyarakat harus pintar dan cerdik melihat potensi apartemen itu sendiri.
"Tak hanya melihat kondisi dan situasi saat ini yang masih dalam pengembangan, tetapi juga dengan melihat masa depan dari daerah itu sendiri," jelas Awing.
"Bagi pengembang, memilih lokasi membangun apartemen haruslah memiliki penilaian sunrise properti. Pertimbangan ini jugalah yang akan menguntungkan pembeli yang hendak berinvestasi," tambahnya.
Menurut Awing, kategori sunrise property adalah lokasi yang memiliki akses jalan yang sudah ada. Selain itu, kedekatan dengan pusat bisnis atau industri yang sedang mengalami kemajuan.
"Secara keseluruhan, lokasi menentukan pangsa pasar yang diinginkan dan besaran keuntungan yang hendak diraih," pungkasnya.
-
Mengapa jalan tol dibangun di Indonesia? Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) tengah gencar membangun infrastruktur untuk menekan biaya logistik. Salah satunya jalan tol.
-
Apa yang dimaksud dengan jalan tol? Jokowi menilai, pembangunan jalan tol dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru selain di Jakarta atau pulau Jawa. Sehingga, biaya logistik dapat lebih murah.
-
Bagaimana proses pembangunan Tol Yogyakarta-Kulon Progo? Pemda DIY Terbitkan IPL Tol Rute Yogyakarta-Kulon Progo, Begini Rencananya Rute jalan tol direncanakan melewati empat kecamatan dan 12 kelurahan. Pemerintah DIY telah menerbitkan Izin Penetapan Lokasi (IPL) lahan pembangunan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo untuk seksi Yogyakarta-Kulon Progo. Rencananya seksi pembangunan tol itu akan melewati Kabupaten Sleman dan Bantul. “Rencana jangka waktu pembangunan dilaksanakan selama kurang lebih 36 bulan setelah tahapan pelaksanaan selesai dilakukan,” Menurut Benny, lokasi rencana pembangunan terletak di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul dengan perkiraan luas tanah yang dibutuhkan mencapai lebih kurang 159,053 hektare.
-
Apa yang rusak akibat proyek jembatan tol? Fasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
-
Apa tujuan pembangunan Tol Yogyakarta-Kulon Progo? Selain itu, pembangunan jalan tol tersebut juga memberikan pilihan transportasi dengan biaya lebih rendah dan waktu tempuh lebih cepat. “Ini dipastikan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing melalui pengurangan biaya distribusi dan menyediakan akses ke pasar regional maupun internasional. Serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.”
-
Di mana Tol Jogja-Solo akan dibangun melayang? Di kawasan Ring Road Utara Yogyakarta, jalan tol itu rencananya dibuat melayang.
Baca juga:
Mudik Lebaran, Kementerian PUPR gratiskan tiga tol Trans Jawa
Jaga keamanan pemudik, polisi dirikan 3 pos terpadu di Tol Soker
Ini rincian kantong parkir raksasa untuk pemudik di jalan tol
Tangkal macet Brexit, pemerintah buka akses tol hingga Weleri
5 Fakta di balik keharusan bayar tol non-tunai Oktober 2017
Memantau proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Bocimi di Cigombong
Bayar tol pakai uang tunai tak diterima mulai Oktober 2017