2 hasil industri hutan jadi produk unggulan RI
Dua produk andalan Indonesia yang menjadi fokus bahasan dalam pertemuan ini adalah produk agroindustri, yaitu sawit dan pulp-kertas. Indonesia masih menjadi negara produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Industri pulp Indonesia berada pada peringkat 10, sementara kertas meraih ranking ke-6.
Presiden Joko Widodo mengingatkan peran seorang duta besar negara asing selain menjalankan fungsi diplomasi politik dan juga mampu mengedepankan diplomasi ekonomi. Pertemuan para Calon Duta Besar Republik Indonesia terkait diplomasi ekonomi produk andalan Indonesia. Acara ini dihadiri para Calon Dubes RI, juga Sekretaris Jenderal Luar Negeri, Kristiarto Legowo.
Dua produk andalan Indonesia yang menjadi fokus bahasan dalam pertemuan ini adalah produk agroindustri, yaitu sawit dan pulp-kertas. Keduanya dipilih mengingat kontribusinya yang signifikan dalam perdagangan nasional.
Hingga hari ini, Indonesia masih menjadi negara produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia, disusul Malaysia pada posisi kedua. Total 85 persen pasar sawit global dikuasai oleh kedua negara.
Selama 2016, Indonesia tercatat mengekspor sawit senilai USD 17,8 miliar atau naik 8 persen dari sebelumnya USD 16,5 miliar. Nilai ekspor sawit 2016 ini menyumbang 12,32 persen dari total ekspor Indonesia. Sementara dari sisi tenaga kerja, industri sawit menyerap 4,2 juta tenaga kerja langsung, dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung.
Produk andalan selanjutnya adalah pulp dan kertas. Pada tingkat dunia, industri pulp Indonesia berada pada peringkat 10, sementara kertas meraih ranking ke-6. Untuk tingkat Asia, industri pulp & kertas Indonesia menduduki peringkat ke-3, sementara di tingkat ASEAN, Indonesia paling dominan.
Data tahun 2015 menunjukkan, kontribusi ekspor pulp senilai USD 1,7 miliar, sementara ekspor kertas USD 3,5 miliar. Jika total nilai ekspor kedua komoditas angkanya mencapai Rp 67 triliun. Industri pulp dan kertas mampu membuka lapangan pekerjaan sebanyak 260.000 orang tenaga kerja langsung, dan tenaga kerja tak langsung sebanyak 1,1 juta orang.
Menurut Kementerian Perindustrian, kapasitas ekspor pulp sebesar 3,4 juta ton dan kertas sebanyak 4,2 juta ton per tahun masih terbuka lebar untuk ditingkatkan lagi. Saat ini, kebutuhan kertas dunia sekitar 394 juta ton, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada tahun 2020. Secara estimasi, kebutuhan kertas dunia akan tumbuh sebesar 2,1 persen per tahun, di negara berkembang akan tumbuh sebesar 4,1 persen per tahun dan negara maju 0,5 persen per tahun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida mengungkapkan kondisi pasar dan peraturan yang semakin ketat, perkembangan industri digital, serta perubahan perilaku konsumen menjadi tantangan utama bagi industri pulp dan kertas. Ketiga unsur tersebut akan mempengaruhi output biaya produksi, environmental footprint, serta menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
"Untuk meningkatkan daya saing dan profit dalam industri pulp dan kertas, ada 3 hal yang harus diperhatikan sustainability, inovasi, serta efisiensi sumber daya," kata Liana di Jakarta, Sabtu (11/2).
Liana juga menyoroti berbagai hambatan yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas global, seperti maraknya praktik proteksionisme perdagangan, adanya kecenderungan meningkatnya penerapan instrumen berupa tarif, trade remedies dan non-tariff barriers (hambatan teknis perdagangan), regulasi kebijakan dan sentimen negatif.
Sementara itu, Managing Director Sinar Mas Gandi Sulistiyanto mengatakan penanganan teknis hambatan perdagangan dapat dilakukan melalui sinergi yang solid antara stakeholder. Dalam hal ini pemerintah sebagai regulator dan pelaku usaha sebagai operatornya.
Gandi Menambahkan, Sinar Mas merasakan betul dampak dari kampanye negatif khususnya pada kasus kebakaran hutan dan lahan pada 2015. Serangan itu tidak hanya untuk produk kelapa sawit, tetapi juga pulp dan kertas.
"Perlu bantuan dari berbagai asosiasi untuk para duta besar kita sehingga kesalahpahaman bisa dijelaskan," kata Gandi.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan, produk industri kehutanan nasional yang bahan bakunya dipasok dari konsesi hutan tanaman industri (HTI) menyumbangkan devisa hingga USD 10,7 miliar di tahun 2016.
Baca juga:
Pemerintah Jokowi komitmen dorong pengembangan pesawat lokal
Lembaga FSC harus perbanyak sertifikasi produk industri hutan RI
Sertifikasi SNI dinilai lindungi industri pelumas dalam negeri
Pemerintah minta aturan sertifikasi hasil hutan 1994 dievaluasi
Asosiasi: Mutiara RI bernilai tinggi tapi kualitas rendah
Indonesia punya banyak potensi dukung industri kreatif
Punya nilai tinggi, budidaya mutiara harus jadi fokus pemerintah
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.