3 Strategi OJK Tingkatkan Kinerja Bank Saat Pandemi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti kinerja perbankan nasional yang alami penurunan selama masa pandemi Covid-19. Pihak otoritas lantas memaparkan sejumlah strategi agar kinerja bank bisa kembali pulih dan meningkat pasca masa kritis saat ini.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti kinerja perbankan nasional yang alami penurunan selama masa pandemi Covid-19. Pihak otoritas lantas memaparkan sejumlah strategi agar kinerja bank bisa kembali pulih dan meningkat pasca masa kritis saat ini.
Senior Executive Analyst OJK Roberto Akyuwen menjabarkan, sebagian bank seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) memang menunjukan indikator kinerja keuangan yang meningkat. Namun, secara umum industri keuangan dan perbankan justru minus lebih dari 2 persen.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
"Oleh karena itu, saya mengusulkan dengan kata kunci ada tiga, bahwa perbankan nasional termasuk BPR yang pertama perlu melakukan adaptasi-adaptasi, penyesuaian-penyesuaian," kata dia dalam sesi webinar, Kamis (18/2).
Selanjutnya, Roberto meneruskan, bank harus berani dan mau melakukan inisiatif-inisiatif dalam skala bisnisnya. Menurut dia, sektor jasa keuangan tak bisa menunggu pandemi berlalu, sebab mereka akan tertinggal dengan dinamika yang terjadi sekarang.
"Apalagi kita sangat terbebani dengan situasi setelah wabah ini semakin meluas. Kita harus tetap mau dan mampu untuk melakukan inisiatif-inisiatif," ujar dia.
Ketiga, dia mendorong adanya smart collaboration. Roberto menganggap bank besar sekalipun saat ini tidak bisa seluruhnya mandiri dalam menjalankan operasi bisnisnya. "Tetap masih ada yang dikembangkan sendiri, tetapi masih sangat banyak hal-hal yang demi efisiensi dan mendapatkan pendapatan khususnya non-bunga, itu yang bisa dilakukan dengan kolaborasi," imbuhnya.
"Dengan adaptasi, inisiatif dan kolaborasi yang dilakukan dengan cerdas, maka diharapkan pengembangan produk dan layanan menjadi maksimal dalam menyongsong apabila kita memulai enhance diri kita, sehingga kita siap untuk memasuki pada saat menuju kenormalan," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
OJK Beberkan 4 Tantangan Perbankan Nasional
Perkembangan Zaman Menuntut Perbankan Lakukan Transformasi Model Bisnis
Berdampak Positif, Industri Perbankan Dukung Pembebasan Pajak Pembelian Mobil Baru
Dorong Pertumbuhan Kredit, OJK Dukung Relaksasi PPnBM 0 Persen
Bank Bermodal Rp10 Triliun Disebut Sulit Lakukan Digitalisasi
Merger Bank Syariah Tepat Dilakukan saat Pandemi, Ini Alasannya