3 Tantangan bisnis properti di tahun kuda
Tahun 2014, bisnis properti diprediksi akan melambat.
Pertumbuhan bisnis properti tanah air cukup tinggi beberapa tahun belakang. Bahkan pemerintah melalui Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan pengetatan penjualan properti.
Kepala Riset Jones La Salle, Anton Sitorus mengatakan untuk tahun 2014 ini bisnis properti akan mulai melambat. Setidaknya ada tiga faktor yang masih menghantui sektor properti di tahun kuda ini. Pertama soal kondisi ekonomi pada kuartal pada kuartal II dan III 2013 yang memberikan dampak tahun ini.
"Naiknya nilai tukar rupiah, suku bunga acuan (BI Rate) yang tidak bagus menjadi faktor utama," ujarnya saat acara 'Property Talkshow Rumah 123.com' di Jakarta, Selasa (11/2).
Bukan itu saja, faktor regulasi juga membuat penjualan pasar properti menurun. "Dan terakhir adanya tahun politik di tahun ini. Yang membuat orang lebih banyak menahan untuk membeli," jelas dia.
Kendati demikian diakuinya kondisi pasar properti ibukota akan kembali pada emasnya seperti 2-3 tahun sebelumnya. Kondisi tersebut akan terwujud dengan asumsi tahun ini yang akan berjalan baik.
"Hanya sebentar saja sebenarnya perlambatan, sehingga nantinya akan cepat disesuaikan," ungkapnya.
Baca juga:
Ini tips sukses berbisnis properti ala AREBI
BSD mulai tancapkan kuku di area kekuasaan Bakrie
Jaga pangsa pasar, BTN belum akan naikkan suku bunga KPR
Kinerja BTN masih didominasi kredit perumahan
Minat beli properti turun 20 persen akibat bunga KPR tinggi
-
Mengapa investasi properti di Lampung menjadi pilihan yang menjanjikan? Meskipun mengalami kenaikan, harga rumah di Bandar Lampung masih tergolong terjangkau dibandingkan dengan beberapa kota besar di Indonesia. Hal tersebut memberikan kesempatan bagi investor dan calon pembeli rumah untuk mendapatkan properti dengan harga yang kompetitif dan potensi untuk mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan di masa depan.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Siapa yang menyampaikan pendapatnya mengenai hilirisasi dan realisasi investasinya? Baru-baru ini, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pun ikut menyampaikan pendapatnya. Bahlil menyampaikan paparan realisasi investasi progresif selama periode pemerintahan Presiden Joko Widodo.
-
Kapan orang kaya berinvestasi? Orang kaya berinvestasi untuk jangka panjang dan tidak panik saat pasar bergejolak.
-
Bagaimana Indra Kenz, Doni Salmanan, dan Wahyu Kenzo mempromosikan investasi bodong mereka? Indra Kenz kerap membuat konten yang memamerkan harta seperti rumah mewah, mobil sport hingga fashion branded.