5 Fakta bikin geleng-geleng soal naiknya harga pangan saat Natal dan Tahun Baru
Salah satu bahan pangan yang mengalami kenaikan cukup tinggi adalah cabai rawit merah berkisar Rp 45.000 sampai Rp 50.000 per kilogram (Kg). Kemudian, disusul oleh kenaikan harga bawang putih dipatok pada harga Rp 36.000 per Kg. Selain kedua bahan makanan tersebut, harga tomat dan bawang merah juga merangkak naik.
Perayaan Natal dan Tahun Baru nampaknya tak pernah lepas dari kenaikan harga sejumlah bahan pangan.
Salah satu bahan pangan yang mengalami kenaikan cukup tinggi adalah cabai rawit merah berkisar Rp 45.000 sampai Rp 50.000 per kilogram (Kg). Kemudian, disusul oleh kenaikan harga bawang putih dipatok pada harga Rp 36.000 per Kg.
-
Kapan perayaan Tahun Baru Hijriyah? Perayaan tahun baru Hijriah jatuh pada tanggal 1 Muharam, dalam kalender Hijriah.
-
Apa yang dirayakan saat ulang tahun? Ucapan selamat ulang tahun untuk teman ini juga berisi doa-doa terbaik yang dipanjatkan. Mengingat ulang tahun adalah momen paling bahagia dalam hidup seseorang.
-
Apa tema perayaan ulang tahun kantor tersebut? Alih-alih membuat pesta yang besar dan meriah, ulang tahun kantor satu ini mengangkat tema cosplay.
-
Kapan Kirana akan berulang tahun? Nanti tanggal 8 November 2023, Kirana bakal genap 16 tahun.
-
Kenapa kutipan semangat tahun baru itu penting? Setiap pergantian tahun memberikan kita kesempatan untuk merayakan pencapaian dan merenung pada perjalanan yang telah kita lalui.
-
Kapan ulang tahun Nurah? Ibu sambung Teuku Rassya merayakan ulang tahunnya yang ke-32 hari Selasa lalu.
Selain kedua bahan makanan tersebut, harga tomat dan bawang merah juga merangkak naik. Masing-masing berada pada harga Rp 16.000 per Kg dan Rp 24.000 per Kg. Sementara itu, telor ayam ras diperdagangkan dengan harga Rp 28.000 per Kg.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai adanya kartel harga dan stok bahan pangan jelang Natal dan Tahun Baru. "Supply cukup, distribusi kami akan amankan, pesan untuk para kartel pemain bahan pokok hati-hati kami mengawasi," ujar Tito.
Untuk mengawasi pergerakan kartel harga, Polri sudah membentuk Satgas Pangan bentukan mabes dan daerah. Satgas akan terus memonitor harga maupun stok di lapangan selama Hari Raya Natal dan Tahun Baru.
"Setiap hari mereka akan memonitor harga ketika terjadi kenaikan langsung dicari letak masalahnya di mana dan dilakukan penyelesaian agar harganya segera diturunkan," ucap dia.
Atas kejadian naiknya sejumlah harga pangan saat ini, merdeka.com mencatat sejumlah fakta di baliknya. Selamat membaca.
Harga daging ayam bisa sampai Rp 1 juta
Harga sejumlah kebutuhan pokok di perbatasan Malaysia, Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, melonjak naik menjelang perayaan Natal. Harga daging ayam cukup mencengangkan, karena dijual mulai harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta per ekor.
Salah satu penyebab melonjaknya harga kebutuhan pangan di daerah tersebut adalah akses darat dari Samarinda menuju lokasi yang tergolong minim. Sehingga, pedagang harus menyewa perahu untuk melakukan perjalanan melalui sungai.
Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh, tidak menampik tingginya harga kebutuhan pangan dipengaruhi akses darat yang cukup sulit. Hal tersebut kemudian berimbas pada ongkos angkut dan harga jual yang mahal.
Harga cabai dan tomat naik lebih dari dua kali lipat
Sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengalami kenaikan. Kenaikan ini diperkirakan karena Hari Raya Natal 2017 dan jelang Tahun Baru 2018.
Pedagang bumbu dapur, Titi Ismiyati (45), mengatakan sudah sekitar seminggu kenaikan harga terjadi. Misalnya cabai rawit biasanya Rp 10.000 per kilogram (Kg) menjadi Rp 45.000 per Kg. Cabai keriting biasanya Rp 15.000 Kg menjadi Rp 40.000 per Kg.
Bawang dari Rp 13.000 menjadi Rp 15.000 per Kg. Sementara, tomat dari Rp 7.000 menjadi Rp 15.000 per Kg.
"Yang paling parah naik cabai rawit dan tomat. Padahal pas sebelum mau Natal stabil," katanya.
Pemerintah sebut kenaikan harga saat pasokan melimpah
Ketersediaan dan harga bahan pangan diklaim aman dan stabil menyambut Natal dan Tahun Baru 2018. Namun, kenyataan di lapangan, harga berbagai bahan pangan dalam menyambut Natal dan Tahun Baru 2018 terjadi anomali cukup siginifikan.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono mengatakan, berdasarkan pantauan dan identifikasi tim cabai dan bawang di lapangan, sejumlah bahan pangan mengalami surplus pasokan karena hasil panen melimpah.
"Kita perlu waspada dengan adanya pihak-pihak yang memanfaatkan momen hari besar dan kondisi cuaca ini, untuk menaikkan harga bahan pangan pokok di pasar sedangkan harga di petani kami tetap rendah," kata Spudnik.
Surplus bawang merah bahkan sampai mampu diekspor
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono, mengatakan saat ini harga bawang merah di tingkat petani/produsen Rp 7.000 (Demak, Pati dan Cirebon), Brebes dan Rp 8.000, Bima Rp. 9.000, Solok Rp 11.000, Garut, Majalengka dan Malang Rp 12.000.
Harga pasar induk Kramat jati Rp 12.000 sedangkan harga rata rata Rp 13.077. Namun, harga di tingkat konsumen mencapai Rp 30.000. "Ada peningkatan harga 400 persen bila dibandingkan dengan harga di tingkat petani," ujarnya.
Adapun lokasi panen bawang merah saat ini yaitu Brebes : 2.800 Ha, Enrekang : 1.084 Ha, Demak : 921 Ha, Solok : 689 Ha. "Bawang merah sudah kita ekspor kurang lebih 10.500 ton ke beberapa negara ASEAN seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste," ungkap Spudnik.
Kenaikan harga Natal dan Tahun Baru masih lebih rendah dari Lebaran
Salah seorang pedagang Pasar Kaget, Sumi, mengatakan kenaikan harga memang terjadi seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Namun demikian, kenaikan harga saat ini masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan Lebaran 2017.
"Kalau harga naik tidak kaget ya, namanya juga ada hari raya Natal dan Tahun Baru. Ini malah masih lebih murah daripada Lebaran. Lebaran kemarin cabai rawit merah sampai Rp 60.000 per Kg," ujar Sumi di Pasar Kaget Cawang, Jakarta.
Meskipun pasar ini tergolong dekat dengan Pasar Induk Keramat Jati, namun tidak menjamin harga lebih murah. "Kalau dilihat jaraknya lumayan dekat, jadi ongkos kirim dari Kramatjati ke sini harusnya tidak jadi alasan harga naik. Tapi kenapa tetap naik, mungkin sudah tradisi," jelasnya.
Â
(mdk/bim)