5 Fakta di balik aksi XL caplok Axis
Petinggi XL optimis langkah perseroan mengakuisisi Axis bakal mendongkrak kinerja perseroan.
Operator telepon seluler XL secara resmi mengakuisisi Axis dengan menunjuk Merril Lynch (Singapore) Pte. Ltd. (Bank of America Merril Lynch) sebagai penasihat keuangan dari XL untuk transaksi ini. Dalam transaksi ini, XL akan membayar nilai nominal saham yang disepakati dan akan membayar sebagian dari utang dan kewajiban Axis .
Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT XL Axiata Tbk ( XL ), Rabu (5/2), akhirnya secara resmi menyetujui aksi perseroan mencaplok PT Axis Telekom Indonesia ( Axis ). Jajaran direksi XL mengklaim aksi ini secara resmi telah mendapat persetujuan dari otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ), Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
-
Siapa yang mendukung merger XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Mengapa XL Axiata tertarik untuk merger dengan Smartfren? Pasalnya, pihak XL Axiata menyadari bahwa persaingan di industri seluler akan berat jika mereka berdiri sendiri dan tidak melakukan merger.
-
Bagaimana XL Axiata mempersiapkan diri untuk memperluas layanan konvergensi? Dalam kerja sama ini, XL Axiata telah menyiapkan perencanaan (planning) dan desain target pasar yang bisa melayani kebutuhan layanan konvergensi (convergence). Sementara itu, Link Net akan melakukan desain jaringan dan kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan target pasar XL Axiata.
-
Kapan Menkominfo meminta agar merger XL Axiata dan Smartfren terjadi? Pada kesempatan yang berbeda, Menteri Kominfo juga pernah mengatakan bahwa merger tersebut diharapkan terjadi secepatnya.
-
Di mana XL Axiata menargetkan perluasan layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
-
Apa yang dibangun XL Axiata di Sulawesi? XL Axiata meresmikan beroperasinya jaringan backbone fiber optic jalur Gorontalo – Palu untuk melayani lonjakan trafik layanan seluler di seluruh Sulawesi dan mendukung layanan internet rumah.
Petinggi XL optimis langkah perseroan mengakuisisi Axis bakal mendongkrak kinerja perseroan. Dengan akuisisi ini, XL secara resmi tercatat sebagai pemilik 92 persen saham Axis . Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi mengatakan, rencana ini berpotensi menghemat belanja modal sekaligus mendongkrak pertumbuhan laba bersih.
"Laba bersih kami akan tumbuh positif dalam lima tahun ke depan, akuisisi ini akan bagus. Untuk tahun ini saja pertumbuhan pendapatan kami positif," ujar Hasnul di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (5/2)
Menurutnya, dengan mengakuisisi Axis , beban operasional perseroan juga bakal semakin ringan. Selisih dari berkurangnya dana operasional dapat digunakan perseroan untuk mengurangi utang. "Makanya beban operasional berkurang dengan akuisisi dan merger ini," kata Hasnul.
Pada September 2013, laba bersih XL merosot hingga 90,5 persen dari Rp 2,19 triliun pada September tahun sebelumnya menjadi Rp 917 miliar. Revenue atau pendapatan XL per September 2013 mencapai Rp 15,9 triliun dengan pangsa pasar telekomunikasi sebesar 18 persen. Sedangkan pendapatan Axis per September 2013 sebesar Rp 2,2 triliun dengan pangsa pasar telekomunikasi sebesar 3 persen.
"Dengan begitu, secara gabungan pendapatan kita Rp 18,1 triliun, dengan pangsa pasar 21 persen," jelas Hasnul.
Merdeka.com merangkum 5 fakta di balik aksi XL mencaplok Axis . Berikut paparannya.
Mahar Rp 10,5 triliun
Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi mengatakan, dengan disetujuinya akuisisi ini, maka proses pembayaran segera dilakukan. Nilainya sekitar Rp 10,5 triliun. "XL akan segera melakukan pembayaran kepada pemegang saham Axis sebesar USD 865 juta," kata Hasnul di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (5/2).
Menurut Hasnul, dana tersebut diperoleh dari utang atau pinjaman yakni dari pemegang saham Axiata sebesar USD 500 juta atau sekitar 58 persen, dan pinjaman dari institusi keuangan sebesar USD 365 juta atau 42 persen.
Hasnul berharap peleburan XL dan Axis bisa mengatasi keterbatasan sumber daya yang kini dialami perusahaan. "Kami berharap upaya yang kami lakukan ini dapat menjadi pengalaman penting dalam upaya melahirkan industri telekomunikasi yang sehat di tanah air," tutup Hasnul.
Berencana gunakan 1 merek
Setelah mencaplok Axis, XL Axiata mempertimbangkan untuk menggunakan satu merek dagang atau brand. Chief Operating Officer (COO) Willem Timmermans mengatakan, rencana jangka panjang perusahaan adalah menggabungkan dua perusahaan telekomunikasi ini menjadi satu.
"Untuk jangka panjang, kami akan mengintegrasikan AXIS dan XL. Traffic kami sangat tinggi, dengan mengakuisisi AXIS. Kedepan kami akan perlahan menggunakan spektrum AXIS," kata Timmermans di tempat yang sama.
Hasnul Suhaimi menambahkan, dari total frekuensi yang dimiliki AXIS sebesar 25 MHz, pemerintah memberi izin penggunaan frekuensi 2G sebesar 15 MHz oleh XL, sisanya dikembalikan kepada pemerintah.
Sebelum rencana itu terealisasi, untuk jangka pendek, perseroan masih akan mempertahankan dua merek dagang yaitu XL dan AXIS. Akuisisi hanya pada perusahaannya saja.
Sudah naksir 2 tahun
PT XL Axiata Tbk (XL) telah lama mempersiapkan proses akuisisi PT Axis Telekom Indonesia (AXIS). Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi mengatakan, perseroan sudah membicarakan proses akuisisi tersebut selama dua tahun.
"Kami bicarakan rencana akuisisi dan merger ini sudah dua tahun dengan target berhasil dan menguntungkan," kata Hasnul di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (5/2).
Hasnul mengakui telah mempertimbangkan data akuisisi dan merger beberapa perusahaan telekomunikasi yang gagal. Namun, Hasnul menilai kegagalan tersebut lantaran kurang matang dalam perencanaan.
"75 persen merger memang gagal, itu data bilang begitu, tapi itu terjadi untuk merger yang tidak dipersiapkan dengan matang," ujar Hasnul.
Jual tower buat bayar utang
Dana USD 865 juta yang digelontorkan PT XL Axiata Tbk untuk mengakuisisi PT AXIS Telekom Indonesia (Axis) diperoleh dari dua jalan. Selain dana dari pemegang saham Axiata sebesar USD 500 juta atau sekitar 58 persen, sisanya sebesar USD 365 juta atau 42 persen merupakan utang dari institusi keuangan.
Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi menuturkan, perseroan sudah punya cara untuk melunasi dana pinjaman yang digunakan untuk proses akuisisi Axis. Perseroan rela melakukan efisiensi sekaligus menjual tower milik mereka.
"Bisa dari cash generater, efisiensi, kita juga bisa sebagian tower akan kita jual," jelas Hasnul di Jakarta, Rabu (5/2).
Saat ini, jumlah tower XL Axiata sebanyak 8.500 tower. Jika ditambah tower Axis menjadi 10.000 tower. Sayangnya, Hasnul masih enggan menyebut waktu yang pasti serta jumlah tower yang akan dijual. "Itu opsi-opsi, kita bisa jual yang memungkinkan kita jual," tutup Hasnul.
Janji tak naikkan tarif
XL berkomitmen untuk tidak menaikkan harga produk dan tarif layanan apabila proses merger dan akuisisi mendapat restu dari berbagai pihak, terutama KPPU yang saat ini masih dalam proses.
"Ke depannya apa yang sudah baik di masyarakat, kami akan pertahankan. Tidak ada sewenang-sewenang menaikkan tarif. Tarif akan tetap sama," tegas Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi.
(mdk/noe)