5 Pembelaan pemerintah saat daging sapi hilang di pasar
Pedagang menuding penyebab masalah tingginya harga jual daging sapi lantaran adanya 'mafia sapi'.
Daging sapi kini menjadi barang mewah. Pasalnya, bahan makanan ini tengah sulit ditemukan dan berharga mahal.
Hilangnya daging sapi dari pasaran juga disebabkan oleh aksi mogok sejumlah pedagang sejak 9 Agustus lalu hingga 12 Agustus nanti. Pedagang menuding sulitnya pedagang mendapat daging sapi disebabkan pemerintah mengerem impor.
Ketua Kelompok Asosiasi Pedagang Sapi (APDS) se-Jabodetabek Pasar Senen, Entis Sutisna menuturkan, masyarakat tidak mampu membeli harga daging sapi semahal itu. Dia meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi segera melakukan tindakan guna mengatasi persoalan ini.
"Kita saja di sini (Pasar Senen) harga jualnya itu Rp 120.000. Kami memohon pemerintah sebagai penanggung jawab, harus segera mengambil sikap," kata Entis di Jakarta.
Pihaknya menuding penyebab masalah tingginya harga jual daging sapi lantaran adanya 'mafia sapi'. Selain itu, izin impor sapi untuk kuartal III-2015 hanya sebesar 50.000 ekor. Alhasil ini memicu terjadinya kelangkaan di pasar.
Pasalnya, stok sapi impor kuartal II-2015 sudah habis pada musim Lebaran. Biasanya, kata Entis, per kuartal sapi impor itu dikirim hingga 250.000 ekor.
Terhadap aksi mogok penjual daging tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemerintah akan terlebih dahulu mempelajari secara rinci akar persoalan tersebut.
"Nanti kita pelajari masalahnya apa. Kalau permasalahannya suplai ya kita perbaiki suplainya," tutur JK.
JK juga akan melihat kebijakan kuota impor daging sapi. Apabila kuota impor yang menjadi persoalan, maka hal itu akan diperbaiki pemerintah.
"Kalau itu masalahnya ya kita perbaiki tapi nanti kita lihat penyebabnya," ujar JK.
Sementara, Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo mengatakan naiknya harga daging sapi di pasaran bisa dilihat beberapa sebab. Pertama, pasokan sapi di berbagai daerah yang masih belum cukup. Kedua, adanya permainan harga daging sapi di pasaran.
Atas permasalahan ini, para pembantu Presiden Joko Widodo memiliki pembelaan tersendiri. Berikut merdeka.com akan merangkum pembelaan pemerintah tersebut.
-
Apa perbedaan utama antara daging sapi dan daging kambing? Kedua jenis daging ini menawarkan berbagai keunggulan nutrisi yang unik, serta perbedaan dalam hal kandungan lemak, tekstur, dan aroma.
-
Apa perbedaan utama antara lemak daging sapi dan daging kambing? Serat pada daging sapi halus dan memperlihatkan garis-garis lemak yang mencolok. Lemaknya cenderung berwarna putih kekuningan. Sebaliknya, lemak pada daging kambing lebih berstruktur halus dengan warna putih.
-
Resep masakan apa saja yang cocok dibuat dari daging sapi? Resep masak daging sapi khas Nusantara bisa jadi referensi untuk mengolah daging kurban. Di momen Idul Adha, stok daging sapi biasanya akan melimpah. Anda bisa mencontoh resep-resep di bawah ini untuk membuat variasi hidangan dari daging.
-
Apa yang menjadi ciri khas bumbu krengsengan daging sapi? Seperti disebutkan di atas, bumbu krengsengan daging yang menjadi ciri khas pada hidangan ini adalah penggunaan petis udang.
-
Bagaimana cara memasak krengsengan daging sapi? Rebus daging dua kali dan ambil kaldunya pada rebusan kedua.Tumis bumbu halus, lengkuas, serta daun salam hingga harum.Campurkan potongan daging sapi bersama dengan kaldunya (air rebusan kedua), petis udang, kecap manis, dan bumbu seasoning sesuai selera.Aduk masakan hingga daging benar-benar empuk dan periksa rasanya.Siapkan krengsengan daging sapi untuk disajikan. Tambahkan bawang goreng untuk menambah cita rasa.
-
Apa yang istimewa dari resep soto daging sapi? Resep soto daging sapi adalah salah satu makanan khas Indonesia yang mempunyai banyak penggemar.
Stok daging sebetulnya cukup untuk 4 bulan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengakui adanya kenaikan harga daging sapi. Namun dia menjamin masih ada stok daging sapi selama empat bulan mendatang.
"Tapi hitungan kami Mentan dan Mendag sampai empat bulan. Terakhir 160 ribu ekor, jadi itu cukup 4 bulan karena 40 ribu per bulan," kata Amran usai rapat mengatasi kekeringan di Kantornya, Jakarta.
Dia membantah jika kenaikan harga daging sapi lantaran aksi mogok para pedagang pada hari kemarin.
Pengusaha menjadi biang kerok kenaikan harga
Langkanya pasokan daging sapi saat ini tengah mempengaruhi stabilitas perekonomian nasional. Bagaimana tidak, seluruh pedagang daging sapi di Tanah Air kompak melakukan aksi mogok berdagang lantaran merasa rugi jika tetap menjual daging sapi di harga Rp 130.000 per Kg. Sedangkan, kondisi ini diperparah dengan pasokan yang mengalir ke mereka terhambat.
Setelah Menteri Pertanian, kini giliran Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang mengklaim jika stok daging sapi masih cukup. "Sebetulnya, di feedloter stok dari sapi cukup. Mentan sudah memberi tahu kepada saya," ujar Menteri Rachmat di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
Menteri Rachmat menilai, langkanya pasokan daging sapi lantaran ulah dari segelintir importir yang masih menahan stok yang ada. "Hanya mereka menahan karena impor sapi yang belum dikeluarkan," ujarnya.
Selama bergantung impor, kelangkaan akan terus terjadi
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut angkat bicara terkait aksi mogok pedagang daging sapi karena kelangkaan pasokan dan mahalnya harga. Menteri Susi melihat, kondisi ini terjadi karena Indonesia terlalu mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
"Apapun produk pangan, kalau kita masih mengandalkan impor, keberlanjutan pemenuhan yang konstan itu akan sering terganggu. Bukan cuma dari stok saja," ujar Menteri Susi saat ditemui di Kantornya.
Sebagai langkah antisipasi, Kementerian Perdagangan berencana membuka keran impor sapi dari Australia sebanyak 50.000 ekor. Menanggapi itu, Menteri Susi melihat langkah tersebut bertolak belakang dengan semangat swasembada pangan.
Pemilik maskapai Susi Air ini menyarankan untuk tidak melakukan impor. Lebih baik melakukan diversifikasi daripada harus impor.
"Pemerintah sudah sangat betul, ini kita mengeluarkan energi untuk swasembada pangan. Karena pangan itu fatal dan vital, jadi tidak bisa bergantung impor," tegasnya.
Kelangkaan daging untungkan industri perikanan
Kelangkaan daging sapi di pasar tradisional dinilai bisa menjadi berkah buat industri perikanan. Mereka bisa menggenjot pasokan ikan sebagai sumber protein alternatif.
"Hilangnya daging sapi ini jadi kesempatan untuk perikanan bisa berbisnis luar biasa. Dolar naik dan pasar lokal menjadi semakin terbuka. Masyarakat bakal mencari substitusi pengganti protein. Mudah-mudahan harga ikan membaik. Jadi saya pikir ini jadi kesempatan yang bagus untuk sektor perikanan," ujar Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti di kantornya, Jakarta.
Susi menambahkan pihaknya harus meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat.
"Kami juga akan gencarkan kampanye gemar makan ikan. Sumber protein kan bukan daging sapi saja, ikan juga," pungkas dia.
Siap penjarakan pengusaha nakal
Aksi mogok jualan yang dilakukan oleh para pedagang sapi membuat Menteri Perdagangan Rachmat Gobel meradang. Alasannya jelas, aksi tersebut menghambat roda perekonomian nasional.
"Ini sudah mengajak dan menghasut sehingga mengganggu roda ekonomi kita," ujar Rachmat di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
Mendag Rachmat memaparkan, kelangkaan pasokan daging sapi di kalangan pedagang lantaran adanya oknum importir nakal. Mereka sengaja menahan pasokan dengan cara tidak melempar stok daging sapi ke pasar.
"Jadi semestinya stok yang ada di feedloter (penggemukan sapi) itu dilepas, karena ditahan sehingga harganya naik. Siapa yang menahan, kita saat ini sedang mencari tahu. Karena di feedloter stoknya cukup," tegasnya.
Rachmat Gobel tidak bisa menahan kekesalannya. Dia mengaku tidak segan mempidanakan importir nakal yang kedapatan sengaja menahan pasokan daging sapi yang seharusnya dilempar ke pasar.
"Jika ada feedloter yang bermain maka saya akan pidana mereka. Untuk menjaga agar pedagang tidak ada masalah," tegasnya.