5 Tips ampuh kelola utang yang sudah menumpuk agar cepat lunas
Ada dua jenis utang yang harus dikelola dengan bijak.
Utang bisa membuat kondisi hidup menjadi sangat rumit jika tidak bisa mengelolanya dengan bijak. Namun di sisi lain, utang bisa menjadi penggerak hidup jika digunakan untuk hal yang produktif.
Perencana Keuangan dari Fokus Finansial, Martiana Budiarti mengungkapkan, ada dua jenis utang, yakni utang konsumtif dan utang produktif.
-
Bagaimana cara menghindari utang dalam tips keuangan? Hindari utang dalam tips keuangan dengan menjalani gaya hidup yang tidak bergantung pada pinjaman atau utang berlebihan. Selain itu, Anda bisa bijak dalam mengelola uang Anda. Hal ini dapat membantu kalian membuat keputusan keuangan yang lebih bijak di masa depan.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Apa tips keuangan yang paling penting sebelum memulai liburan? Sebaiknya kegiatan liburan direncanakan sejak jauh-jauh hari.Dengan rencana yang matang, Anda bisa lebih efisien dalam mengatur budget dan mencari promo-promo menarik.
-
Apa saja tips Caca Tengker untuk orang tua dalam menanamkan kesadaran finansial pada anak? Jadilah Contoh untuk Anak Dalam talkshow yang bertepatan dengan Hari Anak Nasional itu juga, Caca menceritakan tentang kesulitannya memberikan pengertian konsep value of money kepada anaknya. Jadi, Caca menyarankan cara terbaik bahwa orang tua harus bisa memberikan contoh buat anak-anaknya. Kenalkan habit finansial pada anak, misalnya dengan menjadi contoh untuk tidak belanja impulsif. Menurut Caca, hal ini bisa mempengaruhi sifat dan tingkah laku anak ketika dewasa nanti.
-
Apa yang menjadi fokus utama dari tips finansial untuk bulan Ramadan ini? Pentingnya bagi semua orang tetap menyusun rencana keuangan sejak awal. Tidak perlu muluk-muluk yang terpenting adalah membagi pengeluaran ke dalam beberapa hal penting.
-
Kapan Caca Tengker memberikan tips tentang kesadaran finansial pada anak? Hadir dalam sesi talkshow di acara DXPO Talks by Danamon di Central Park Mall pada 23 Juli lalu, Caca banyak berbagi kepada para orang tua.
Utang konsumtif bisa juga disebut dengan utang jahat karena utang disebabkan oleh pembelian barang yang nilainya cenderung turun mengikuti waktu. Contoh dari utang ini adalah utang kartu kredit, utang KTA (kredit tanpa agunan), pinjaman kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan pribadi, utang barang elektronik dan juga pinjaman kepada seseorang/lembaga yang mempunyai bunga tinggi (rentenir).
Sementara utang produktif sifatnya berlawanan dengan utang konsumtif. Utang produktif bisa juga disebut utang baik karena utang tersebut digunakan untuk sesuatu yang nilainya positif seiring waktu atau nilai barang yang dibeli cenderung mengalami kenaikan bahkan bisa melebihi suku bunga atau margin utangnya. Contohnya adalah Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Apartment (KPA).
Untuk mengelola utang, Martiana mengatakan perlu melakukan analisa utang terlebih dahulu.
"Apakah kita berani mengetahui berapa total jumlah utang yang kita punya? Banyak yang terjerat utang tapi enggan dan menghindar untuk mengetahuinya sehingga masalah jadi lebih parah," kata Martiana kepada merdeka.com, Kamis (9/6).
Martiana memberikan beberapa tips untuk mengelola utang agar tidak menyulitkan hidup.
Berikut penjelasannya:
Buat daftar dan cek rasio utang
Dalam mengelola utang, Martiana menyebut langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat daftar, kemudian jumlahkan semua utang yang dimiliki, seperti cicilan KPR, cicilan mobil, tagihan kartu kredit, pinjaman dari keluarga dan teman, atau lainnya.
"Kemudian cek rasio utang yakni besarnya angsuran atau cicilan seluruh utang Anda, tidak boleh lebih 30 persen dari pendapatan bahkan jika termasuk utang konsumtif sebaiknya rasio kurang dari 30 persen," ucap Martiana.
Bandingkan juga antara utang dengan total aset dan kekayaan yang dimiliki (dengan mengeluarkan komponen utang KPR dari asset pribadi). Rasio ini menunjukkan kemampuan dalam membayar utang. "Angkanya harus lebih rendah dari 50 persen," tutur Martiana.
Lalu bagaimana dengan yang sudah terlanjur memiliki utang melebihi batas 30 persen dari pendapatan?
Jangan tambah utang baru dan siapkan anggaran
Setelah menghitung jumlah atau rasio utang, Anda lebih baik jangan menambah utang baru. Lebih baik rencanakan anggaran baru, batasi pengeluaran agar sesuai dan tidak melebihi anggaran.
Cek ulang tujuan keuangan. Liburan yang sudah direncanakan, mobil baru yang diinginkan atau beberapa tujuan keuangan lain yang mungkin ditunda dulu.
"Sesuaikan gaya hidup, jika perlu cari sumber pendapatan tambahan baru," ungkap Martiana.
Kaji aset yang ada
Kaji kembali asset yang ada, apakah terpaksa harus ada yang dijual untuk menutupi rasio utang yang lebih besar dari 30 persen. Jika sudah mendesak bisa dipertimbangkan untuk menjual kendaraan bermotor, perhiasan, benda berharga, dan lain-lain untuk membayar utang. Â
"Kurangi juga bahkan dihindari pengeluaran yang tidak penting agar pendapatan bisa dialokasikan lebih fokus membiayai utang," tegas Martiana.
Lunasi utang konsumtif
Utang konsumtif harus menjadi fokus utama untuk dilunasi. Khusus untuk utang kartu kredit, apabila dikalkulasi secara sederhana dengan asumsi kartu kredit dibayar minimum 10 persen secara konsisten dari saldo tagihan awal dengan asumsi bunga 3 persen per bulan dan tidak ada pemakaian tambahan, dapat dihitung bahwa utang baru lunas lebih dari 24 bulan.
"Diperlukan niat dan tingkat disiplin yang tinggi dalam melaksanakan rencana melunasi dan mengelola utang dengan benar," ucap Martiana.
Kembali berpikir perlu atau tidak berutang
Pada akhirnya, lanjut Martiana, sebelum berutang sebaiknya munculkan pertanyaan 'Apakah saya benar-benar membutuhkan barang tersebut, hingga terpaksa berutang untuk membelinya?'. Jika memang niat sudah bulat untuk mengambil utang, hitunglah besarnya rasio utang dengan pendapatan.
"Jangan sampai melebihi rasio yang seperti disebutkan di atas, agar kondisi keuangan sehat dan hidup bisa lebih tenang," tutup Martiana.
(mdk/idr)