70 Persen UMKM di Solo Terdampak Covid-19
Para pelaku UMKM tersebut tidak memiliki modal saat akan produksi. Sehingga sebagian dari mereka berkonsultasi dan minta ditemukan dengan pemilik modal.
Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sekitar 4 bulan sangat dirasakan dampaknya oleh semua kalangan. Tak terkecuali sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Kota Solo mencatat sebesar 60-70 persen atau 2-3 ribu UMKM di Kota Bengawan terdampak. Mayoritas UMKM yang terdampak tersebut merupakan binaan Dinkop Solo. Mereka bergerak di bidang fesyen, boga, dan cindera mata. Kendalanya, soal modal.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
"Ada sekitar 60-70 persen UMKM yang terdampak Covid-19. Mereka ini bisa membuat produk, tetapi tidak ada yang membeli," ujar Kepala Dinkop UKM Kota Surakarta, Heri Purwoko Joko Siswanto, Selasa (21/7).
Bisa juga, para pelaku UMKM tersebut tidak memiliki modal saat akan produksi. Sehingga sebagian dari mereka berkonsultasi dan minta ditemukan dengan pemilik modal. "Ada juga sebagian lainnya yang memilih banting setir," katanya.
Sebagai solusi, pihaknya menggandeng bank pemerintah dan pihak lain yang bersedia memberikan modal ke pelaku UMKM terdampak. Pasalnya, pihak Dinkop UKM tidak bisa menyuntikkan dana lantaran anggaran tahun ini hanya tinggal 40 persen. Anggaran tersebut dipangkas untuk penanganan covid-19 di Kota Solo.
"Kami memang minim anggaran. Anggaran yang kami punya ini diwujudkan dengan memberikan berbagai pelatihan ke para pelaku UMKM," katanya.
Pelatihan tersebut, dikatakannya, mulai dari pelatihan boga, handy craft dan lainnya. Pihaknya juga terus memantau UMKM binaan, baik yang berkembang maupun yang belum. Jika terdapat kendala akan dibantu mencarikan solusinya.
Gandeng Pertamina
Saat ini, lanjut dia, Dinkop UKM tengah menggandeng Pertamina sebagai pihak yang bersedia memberikan stimulus kepada pelaku UMKM terdampak.
"Pertamina akan mengucurkan dana segar bagi pelaku UMKM yang mengajukan proposal.
Harapan kami para pelaku mendapat bantuan hibah, mendapat modal, tanpa bunga, dan tanpa harus mengembalikan," katanya lagi.
Selain itu, Dinkop UKM juga menerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupa material untuk UMKM di bidang boga. Setiap UMKM mendapat bantuan senilai Rp 2,7 juta dalam bentuk telur, mentega, minyak, dan gula pasir. Bantuan ini disalurkan dalam dua tahap. Tiap tahap sebanyak 40 paket.
"Total bantuan yang kami terima ada 80 paket. Sudah ada 100an UMKM yang mengajukan. Tapi harus melewati seleksi dari pihak provinsi," pungkas Heri.