Ada Rupiah Digital, Bagaimana Nasib Uang Kertas dan Logam?
Juda mengungkapkan, transaksi digital di Indonesia semakin pesat. Hal itu tercatat dalam laporan tahunan Bank Indonesia 2021, di mana transaksi uang elektronik pada 2021 diperkirakan mencapai Rp40.000 triliun.
Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa keberadaan uang kertas maupun logam tetap berlaku dan tidak akan tergantikan. Meski nanti muncul uang rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).
"CBDC di dalam implementasinya bisa dilakukan secara bertahap. Misalnya 20 persen dari uang beredar, tidak full menggantikan, tetap uang kertas uang logam dan digital itu," kata Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung saat uji kepatutan dan kelayakan bersama Komisi XI DPR RI, Selasa (30/11).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
Dia menegaskan, skema tersebut tentunya untuk mengurangi risiko, seperti gangguan pada sistem atau yang lebih buruk yakni mati listrik. "Kalau semua serba digital akan menjadi risiko besar sehingga harus dilakukan, harus tetap ada uang kertas uang logam," ujar Juda.
Juda mengungkapkan, transaksi digital di Indonesia semakin pesat. Hal itu tercatat dalam laporan tahunan Bank Indonesia 2021, di mana transaksi uang elektronik pada 2021 diperkirakan mencapai Rp40.000 triliun atau akan naik 41,2 persen secara tahunan.
Di sisi lain, BI juga memproyeksikan transaksi e-commerce pada tahun 2021 akan menembus Rp403 triliun atau tumbuh 51,6 persen, dan akan terus meningkat pada 2022 hingga Rp530 triliun atau tumbuh 31,4 persen secara tahunan.
Pembayaran Digital
Selain itu, BI juga memprediksi transaksi pembayaran digital banking pada 2021 naik 46,1 persen atau mencapai Rp40.000 triliun, dan akan terus naik pada tahun 2022 sebesar 21,8 persen atau setara Rp48.600 triliun.
Oleh karena itu, CBDC dinilai sangat penting untuk menjaga efektivitas kebijakan moneter dan menjaga stabilitas keuangan, serta mendorong inklusi keuangan, serta menjaga kedaulatan mata uang dari sebuah negara.
"CBDC pada dasarnya adalah uang rupiah digital. Penerbitan penting untuk menjaga kedaulatan mata uang dari sebuah negara. Dengan CBDC bank sentral tetap menjaga efektivitas kebijakan moneter dan menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong inklusi keuangan," pungkas Juda.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)