ADB Ramal Ekonomi Indonesia Kembali Tumbuh Tinggi di 2022
Wicklein menyatakan, Indonesia akan kembali ke jalur pertumbuhannya pada tahun depan dengan didorong oleh pulihnya perdagangan secara berkelanjutan, kebangkitan sektor manufaktur, dan anggaran pemulihan ekonomi nasional yang besar untuk 2021.
Asian Development Bank (ADB) memprediksi perekonomian Indonesia akan kembali tumbuh tinggi seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19 yaitu pada 2022 dengan angka mencapai 5 persen. Sedangkan tahun ini ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 4,5 persen.
"Indonesia melewati tahun 2020 dengan baik berkat respons krisis yang dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan bagus serta kepemimpinan yang kuat dalam menanggulangi pandemi,” kata Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein dikutip dari Antara Jakarta, Rabu (28/4).
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana Indonesia berencana untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Bangladesh? Dalam bidang energi dan infrastruktur, disampaikan pula terkait kesiapan Indonesia dalam berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bangladesh melalui konsorsium proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disepakati DPR dan Pemerintah untuk tahun 2025? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
Wicklein menyatakan, Indonesia akan kembali ke jalur pertumbuhannya pada tahun depan dengan didorong oleh pulihnya perdagangan secara berkelanjutan, kebangkitan sektor manufaktur, dan anggaran pemulihan ekonomi nasional yang besar untuk 2021.
Wicklein menuturkan pengeluaran rumah tangga di Indonesia diperkirakan akan meningkat pada 2021 seiring melajunya program vaksinasi dan makin banyak sektor perekonomian yang kembali beroperasi.
Untuk investasi diharapkan akan meningkat lagi bersama dengan membaiknya prospek ekonomi sedangkan laju pemulihan pembiayaan atau kredit masih akan tertinggal mengingat ketidakpastian sentimen investor.
Kemudian untuk inflasi yang mencapai rata-rata 1,6 persen tahun lalu diperkirakan akan naik ke level 2,4 persen pada 2021 sebelum akhirnya turun lagi ke level 2,8 persen pada 2022.
Angka inflasi ini masih berada dalam rentang target Bank Indonesia karena tekanan inflasi akibat depresiasi mata uang dan permintaan pangan yang lebih tinggi akan diimbangi sebagian oleh penurunan harga barang yang ditetapkan pemerintah.
Selanjutnya, ekspor bersih yang didukung oleh kuatnya ekspor komoditas akan menjadikan defisit transaksi berjalan sebesar 0,8 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2021.
Seiring naiknya investasi tahun depan serta volume barang modal impor yang lebih tinggi seperti mesin dan peralatan maka diperkirakan akan mendorong defisit transaksi berjalan Indonesia hingga 1,3 persen PDB pada 2022.
Risiko dan Ancaman
Wicklein menyebutkan, terdapat beberapa risiko terhadap perkiraan ini di antaranya terganggunya pemulihan global oleh ancaman dari mutasi Covid-19, laju vaksinasi yang tidak merata di dunia, dan pengetatan keuangan global yang tidak terduga.
Sementara di dalam negeri, pemulihan ekonomi dapat melambat bila terjadi lonjakan kasus Covid-19 selama bulan Ramadan, keterlambatan dalam upaya vaksinasi, dan melemahnya pendapatan pemerintah.
Oleh sebab itu, ADB merekomendasikan agar Indonesia memobilisasi sumber daya domestik dan memastikan pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan.
Kemudian untuk mengatasi kekhawatiran mengenai utang yang berlebihan dapat diatasi dengan reformasi fiskal untuk memperluas basis pajak, meningkatkan administrasi dan kepatuhan pajak, serta menutup celah-celah perpajakan.
"Juga dengan mendorong pemulihan yang ramah lingkungan akan melindungi lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi serta membuka lapangan kerja," katanya.
(mdk/idr)