Airlangga Beberkan Peranan Industri Sawit Pulihkan Ekonomi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan salah satu komoditas pertanian yang mampu bertahan saat pandemi covid-19 adalah industri kelapa sawit. Hal itu terbukti dari kontribusinya terhadap PDB mencapai 3,5 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan salah satu komoditas pertanian yang mampu bertahan saat pandemi covid-19 adalah industri kelapa sawit. Hal itu terbukti dari kontribusinya terhadap PDB mencapai 3,5 persen.
"Salah satu Komoditas pertanian yang mampu bertahan di dalam pandemi covid-19 ini adalah kelapa sawit di mana industri kelapa sawit yang mempekerjakan 16,2 juta mempunyai capaian ekspor yang luar biasa, sampai dengan bulan Oktober kemarin," kata Airlangga dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia, Rabu (17/11).
-
Mengapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor Indonesia pada bulan Oktober 2021 mencapai USD 22,03 miliar. Dan secara nasional kontribusi kelapa sawit sebesar 15,6 persen dari total ekspor non migas dan terhadap PDB adalah 3,5 persen.
Lebih lanjut, dalam 2 tahun ini pandemi covid-19 telah berdampak terhadap perekonomian, dan sosial. Namun, dia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ke-II dan ke-III sudah masuk di jalur positif yaitu 7,07 persen (kuartal II) dan 3,51 persen (kuartal III).
Tentunya capaian tersebut tidak lepas dari upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanganan dan pemulihan ekonomi nasional dengan kebijakan yang didorong oleh Presiden Joko Widodo yakni kebijakan gas dan rem.
Selain itu, industri sawit juga ikut andil dalam upaya pemulihan ekonomi nasional yaitu sawit juga mendorong kemandirian energi, mengurangi emisi gas dan mengurangi impor daripada solar atau diesel sebesar Rp 38 triliun di tahun 2020, dan tahun ini diperkirakan penghematan devisanya dengan program B30 sebesar Rp 56 triliun.
"Program mandatori biodiesel B30 juga mendorong stabilitas harga sawit dan sawit masuk dalam Super Cycle dengan harga sebesar USD 1.283 per ton, dan sawit juga memberikan nilai tukar kepada petani dengan harga TBS yang juga relatif paling tinggi selama periode ini antara 2.800 sampai dengan 3000 per TBS," ujarnya.
Dia menegaskan, peran riset dan teknologi menjadi sangat penting dan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) suatu negara dan sektor sawit dengan didukung peningkatan penelitian pengembangan perlu untuk terus didorong, agar perkebunan sawit mempunyai daya saing dan menjaga kelestarian lingkungan.
Perbaikan
Tentunya diperlukan proses perbaikan yang terus-menerus terutama dari hulu mulai dari perbaikan benih atau varietas, pupuk, alat mesin, budaya, dan cara-cara teknik panen sampai dengan Hilir pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, memperluas pasar serta memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
"Pengembangan ini tentu membutuhkan kerjasama antar lembaga baik dari pemerintah, industri, serta stakeholder terkait," jelasnya.
Dia berharap, riset dari sawit bisa menitikberatkan pada tiga pilar utama, yaitu pertama, aspek penguatan, aspek pengembangan dan aspek peningkatan pemberdayaan industri sawit yang Sinergi baik dari hulu maupun ke hilir.
Kedua, terkait dengan konsilidasi data, produktivitas, peningkatan kapasitas maupun teknologi di pabrik kelapa sawit dan pemberdayaan dari petani sawit. Ketiga, tentunya pengembangan domestik market dengan penggunaan BBM nabati dan tentunya juga perlu riset pengembangan biodiesel B100 .
"Kemarin juga pengembangan untuk avtur, dan juga tentunya pengembangan dari B30 ke B40 bahkan sampai B50. Riset ini harus terus dilakukan agar sawit ini bisa terus memberikan nilai tambah dan hilirnya tentu perlu juga ditingkatkan untuk Oleo-chemical biodiesel, oleo-pangan, biofuel maupun pengembangan biogas," ujarnya.
Airlangga menegaskan bahwa komoditas pertanian termasuk sawit penting untuk pembangunan berkelanjutan terutama mempromosikan pembangunan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan berkontribusi kepada ketahanan pangan, itigasi perubahan iklim dan peningkatan mata pencaharian dari pada petani.
Dengan demikian, riset dan pengembangan harus terus dilakukan guna mewujudkan sawit Indonesia yang berkelanjutan dan berdampak besar serta berkesinambungan.
"Kami melakukan apresiasi apa yang dilakukan oleh BPDPKS dengan berbagai kerjasama dengan pemerintah maupun swasta serta partisipasi para akademisi, terutama agar mendukung BPDPKS terus menjaga budaya penelitian sehingga inovasi teknologi baru dibidang sawit bisa terus dikembangkan," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)