Airlangga Klaim Industri Otomotif Indonesia Bisa Kalahkan Jepang
Jepang merupakan rumah bagi produsen kendaraan kelas dunia. Tapi industri otomotif Indonesia berhasil mengalahkan Jepang.
Industri otomotif Indonesia diklaim berhasil mengalahkan Jepang.
Airlangga Klaim Industri Otomotif Indonesia Bisa Kalahkan Jepang
Padahal, Jepang merupakan rumah bagi produsen kendaraan kelas dunia.
"Industri, plus motor lebih besar dari di Jepang. Karena otomotif ini tidak hanya di sektor manufaktur, tapi juga perdagangan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan saat membuka ajang Pameran GIIAS 2023 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Kamis (10/8).
Saat ini, industri otomotif sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional.
Dia mencatat, industri otomotif berkontribusi pada penyerapan 1,5 juta lapangan kerja.
"Otomotif ini salah satu penopang ekonomi kita. Kontribusinya sudah menyerap 1,5 juta tenaga kerja," katanya.
Merdeka.com
Dia mencatat, saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan roda empat. Adapun, total kapasitas produksi mobil sebanyak 2,35 juta unit per tahun.
Pada kuartal kedua tahun 2023 pertumbuhan industri alat angkutan tumbuh sebesar 9,66 persen. Adapun, kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 1,42 persen. "Dan seluruh backbonenya (tulang punggungnya) adalah industri otomotif," ungkap Menko Airlangga.
Sementara untuk tahun 2023, pemerintah menargetkan ekspor mobil dalam bentuk utuh (Completely Build Up/CBU) mencapai 500.000 unit. Target ini meningkat 30.000 unit dari realisasi ekspor mobil CBU 470.000 unit di 2022 lalu. "Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekspor, kalau tahun lalu ekspornya 470 ribu, targetnya 500 ribu tahun ini," ujar Menko Airlangga.
Dia menargetkan, transaksi penjualan mobil dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 mencapai Rp15 triliun. Target ini melampaui realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp14,3 triliun.
"Kita berharap transaksi (GIIAS 2023) bisa Rp15 triliun. Lebih tinggi dari tahun lalu sampai di atas Rp14,3 triliun. Itu saya rasa tahun ini juga minimal targetnya lebih baik," ucapnya.
Airlangga menyampaikan, target tinggi ini ditopang oleh kondisi perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan perbaikan pasca pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Tanah Air yang mencapai 5,17 persen secara year on year (yoy). "Pertumbuhan ekonomi ini selama 7 Kuartal berturut-turut di atas 5 persen. Jadi, kita punya kemampuan untuk resiliensi yang kuat," pungkas Airlangga.