Airlangga Yakin Ekonomi RI Jauh dari Resesi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, optimis Indonesia jauh dari resesi. Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 masih tetap kuat, dan tahun 2023 diproyeksikan juga tumbuh positif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, optimis Indonesia jauh dari resesi. Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 masih tetap kuat, dan tahun 2023 diproyeksikan juga tumbuh positif.
"Di tahun 2022 secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi diprediksi tetap optimis di angka 5,2 persen, dan di tahun 2023 itu juga di atas 5,3 persen. Kita ketahui dari berbagai lembaga juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam range 4,7 persen sampai dengan 5,1 persen, artinya tahun depan Indonesia juga diharapkan jauh dari Resesi," kata Airlangga dalam Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan ke-3, Senin (7/11).
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Bagaimana hilirisasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah? Contoh tiga wilayah yang menjadi pusat industri hilirisasi SDA khususnya mineral dan logam, yaitu Sulawesi, Maluku dan Papua, serta Kalimantan, mengalami pertumbuhan ekonomi positif. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai wilayah Sulawesi yakni 6,64% (yoy), disusul Maluku dan Papua yakni 6,35% (yoy), dan Kalimantan yaitu 5,56% (yoy).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh solid sebesar 5,39 persen didukung dengan kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,96 persen.
Sementara dari sisi sektoral, transportasi pergudangan dengan pertumbuhan tinggi sebesar 25,81 persen dan akomodasi makanan dan minuman tumbuh 17,83 persen. Pertumbuhan yang solid tersebut didukung seiring pulihnya mobilitas masyarakat akibat penanganan pandemi yang baik dan terkendali.
Airlangga menegaskan, secara spasial pertumbuhan ekonomi menguat. Hal itu dilihat dari beberapa daerah yang menunjukkan kinerja positif. Hampir seluruh provinsi pertumbuhan ekonominya lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional.
"Tentu dari segi keseluruhan Jawa masih 56,3 persen, dan kemudian wilayah timur kinerjanya impresif, Sulawesi pertumbuhannya 8,2 persen demikian pula demikian di Maluku dan Papua pertumbuhannya impresif," ujarnya.
Oleh karena itu neraca perdagangan masih positif. Namun, tantangan kedepan perlu diwaspadai adanya penurunan harga komoditas dan kelemahan permintaan Global. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, pada September kemarin pertumbuhan neraca perdagangan surplus USD 4,99 miliar, dan ini kontinu 29 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 hingga September 2022.
"Dari Januari sampai dengan September ini total surplus mendekati USD 40 miliar atau USD 39,87 miliar," ujarnya.
Adapun ekspor impor di Indonesia juga tumbuh impresif sepanjang 2022, hal itu didukung oleh harga komoditas ekspor terutama pada ekspor utama RI seperti batubara, CPO dan besi baja. Namun kenaikan harga tersebut dapat berakhir bila komoditas kembali pada situasi normal, karena volume daripada ekspor cenderung tetap.
Di samping itu, pelemahan daripada permintaan Global ini tentu akan menahan laju ekspor Indonesia kedepan dan kondisi ini sudah mulai berdampak beberapa industri, khususnya yang terkait dengan sektor tekstil dan produk tekstil.
"Jadi, kalau kita lihat ekonomi global dihadapkan pada ketidakpastian dan tantangan pertumbuhan terkoreksi ke bawah sementara inflasi naik ke atas. Kita lihat krisis biaya hidup, pangan dan invasi Rusia ke Ukraina dan covid-19 yang berkepanjangan membebani prospek perekonomian ke depan," ujarnya.
IMF di memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat menjadi 3,2 persen dan juga dipangkas tahun 2023 dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen. Bahkan di berbagai negara menunjukkan penurunan pertumbuhan pada 2022 dan berlanjut di 2023.
"Di tengah perekonomian dunia yang terkoreksi kebawah, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan kinerja yang impresif. Ekonomi selama Tahun 2022 telah melebihi pertumbuhan perekonomian sebelum pandemi atau 2019," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)