Amerika Serikat Beri Bantuan Senjata Rp5 Triliun ke Taiwan, China Marah
Jenderal Amerika Serikat menyebut bahwap erang dengan China bisa terjadi 2025.
Pemerintahan Biden menolak untuk memberikan perincian secara terbuka tentang senjata dalam paket bantuan tersebut.
Amerika Serikat Beri Bantuan Senjata Rp5 Triliun ke Taiwan, China Marah
Amerika Serikat Beri Bantuan Senjata ke Taiwan
Amerika Serikat (AS) memberikan paket bantuan senjata ke Taiwan senilai USD 345 juta atau Rp5,21 triliun (kurs Rp15.107) pada Jumat (28/7). Paket bantuan militer ini berpotensi membuat China marah, karena pemerintahan Biden menolak untuk memberikan perincian secara terbuka tentang senjata dalam paket bantuan tersebut.
Reuters melaporkan, Kongres AS telah mengesahkan bantuan senjata Otoritas Penarikan Presiden senilai hingga USD 1 miliar untuk Taiwan dalam anggaran 2023. China sendiri telah berulang kali menuntut Amerika Serikat untuk menghentikan pemasokan senjata ke Taiwan.
Dalam beberapa minggu terakhir, empat sumber mengatakan kepada Reuters bahwa paket bantuan militer itu mencakup empat drone pengintai MQ-9A yang tidak bersenjata. Namun, dalam pengumuman resmi tidak diungkapkan daftar sistem senjata yang disediakan AS.
Pada awal bulan ini, Jenderal Tinggi AS mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya perlu mempercepat pengiriman senjata ke Taiwan di tahun-tahun mendatang untuk membantu pulau itu mempertahankan diri.
"Kami menghargai komitmen kuat AS terhadap keamanan Taiwan dan akan terus bekerja sama dengan AS secara erat untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan status quo di Selat Taiwan," tulis Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei dalam sebuah pernyataan.
Taiwan sebelumnya telah setuju untuk membeli empat drone MQ-9B Sea Guardian yang lebih canggih, buatan General Atomics, yang dijadwalkan untuk dikirim pada tahun 2025.
Pemerintah China sendiri memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya. Bahkan, Beijing telah meningkatkan tekanan militer di pulau itu selama tiga tahun terakhir.
Di sisi lain, Pemerintah Taiwan mengatakan hanya orang Taiwan yang bisa memutuskan masa depan mereka. Pernyataan ini menunjukkan perlawanan nyata Taiwan terhadap China.
Perang dengan China Bisa Terjadi 2025
Sebelumnya, seorang Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bintang empat menyebutkan dalam memonya bahwa firasatnya mengatakan, AS akan melawan China dalam dua tahun ke depan atau pada 2025 mendatang. "Naluri saya mengatakan akan bertarung pada 2025. Saya berharap saya salah," kata Jenderal Mike Minihan, yang mengepalai Komando Mobilitas Udara dalam memonya kepada sekitar 110.000 anggotanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (30/1).
Namun, Pentagon menegaskan bahwa apa yang disampaikan Minihan tidak mewakili pandangannya. "Komentar tersebut tidak mewakili pandangan kami tentang China," ungkap seorang pejabat pertahanan AS. Bagaimanapun juga pernyataan Minihan dinilai menunjukkan keprihatinan di kalangan petinggi militer AS atas kemungkinan upaya China untuk mengambil kontrol penuh atas Taiwan, yang mereka klaim sebagai wilayahnya.