Anak Usaha PTPN III Raih Ebitda Rp1,1 Triliun, Dirut Holding BUMN Perkebunan: Ini Masuk Catatan Sejarah
Melanjutkan transformasi PTPN Group, tahun 2023 merupakan tahun pertama SGN mengelola 36 pabrik gula yang semula berada di bawah pengelolaan PTPN gula.
Direktur Utama SGN, Aris Toharisman mengatakan, kunci keberhasilan SGN pada tahun 2023 karena adanya strategi regionalisasi.
Anak Usaha PTPN III Raih Ebitda Rp1,1 Triliun, Dirut Holding BUMN Perkebunan: Ini Masuk Catatan Sejarah
Anak Usaha PTPN III Raih Ebitda Rp1,1 Triliun, Dirut Holding BUMN Perkebunan: Ini Masuk Catatan Sejarah
- Anak Usaha PTPN I Target Pembersihan Areal HGU 100 Hektare Selesai Akhir Tahun 2024
- Aset PTPN Group Naik 15 Persen dalam 4 Tahun, Kini Tembus Rp152 Triliun
- Wujudkan Swasembada Gula, Holding PTPN III Fokus Tingkatkan Kompetensi Petani Tebu
- Kondisi Perusahaan Membaik, PTPN I Bayar Santunan Hari Tua Rp550 Miliar ke Pensiunan
Anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2023.
Perusahaan mencatatkan laba positif dan ebitda hingga Rp1,1 triliun dan net profit positif.
Dia menjelaskan, sistem regionalisasi adalah dengan membagi 36 pabrik ke dalam 7 region.
Masing-masing region, mengatur awal giling sehingga setiap pabrik yang memulai giling mendapatkan kepastian pemenuhan bahan baku.
Pabrik dengan efisiensi lebih tinggi dan harga pokok produksi rendah mendapatkan kesempatan memulai awal giling lebih awal.
"Dengan strategi ini pabrik-pabrik gula dapat beroperasi pada kapasitas optimal dengan meminimalkan kompetisi antar pabrik gula sesaudara. Didukung mitra petani yang menyambut baik pemberlakuan bagi hasil. Alhamdulillah SGN bersama para petani tebu dapat bersinergi secara positif," tutur Aris dikutip dari Antara.
Selain itu, SGN dan petani tebu mitra juga mengembalikan pola kemitraan dari transaksional pembelian tebu menjadi sistem bagi hasil yang menguntungkan kedua pihak.
Sementara itu, melanjutkan transformasi PTPN Group, tahun 2023 merupakan tahun pertama SGN mengelola 36 pabrik gula yang semula berada di bawah pengelolaan PTPN gula.
Walaupun mengalami penurunan jumlah tebu digiling sebagai akibat efek El Nino, namun rendemen yang dicapai naik menjadi 7,19 persen, atau meningkat 111,6 persen dibandingkan tahun 2022.
"Keberhasilan capaian ini merupakan dukungan semua pihak, entitas eks PTPN gula sebagai pengelola on farm, PTPN Group, mitra petani, perbankan dan rekanan yang mendukung proses bisnis berjalan dengan baik. Ke depan kami sempurnakan ekosistem gula yang telah terbentuk ini sehingga apa yang diamanatkan dalam Perpres nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Pencapaian Swasembada Gula dapat kita wujudkan bersama," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PTPN III (Persero), Abdul Ghani sekaligus Komisaris SGN menegaskan komitmen PTPN Group untuk pencapaian swasembada gula nasional sekaligus menigkatkan kesejahteraan petani.
Pihaknya menilai SGN yang baru berdiri di tahun 2021 telah memberikan konstribusi positif di tahun 2023 dan menunjukkan potensi PTPN Group sebagai backbone dari kebangkitan gula nasional.
“Saat ini SGN sudah memberikan harapan sebagaimana yang diharapkan oleh Menteri BUMN pak Erick Thohir bahwa pembentukan Sinergi Gula Nusantara secara internal menjadi perusahaan yang sehat,” katanya.
“Tahun 2023 bisa mengumpulkan atau mencapai ebitda di atas Rp1 triliun itu suatu catatan dalam sejarah, PTPN sudah lebih dari 20 tahun belum pernah membukukan ebitda di atas Rp1 triliun,” kata Abdul Ghani.
Namun demikian, tantangan ke depan tidaklah mudah karena perusahaan sudah diamanatkan oleh pemerintah menjadi bagian dari kemandirian gula nasional melalui perpres 40 tahun 2023 pada 16 juli 2023 PTPN dalam hal ini PT SGN akan menjadi backbone dari kebangkitan gula nasional.
"Hal ini, untuk membangun kemitraan yang saling mempercayai di internal dan membangun persepsi yang sama. Karena kepercayaan adalah modal dasar," katanya.