Askrindo Genjot Bisnis Retail hingga Fintech
Sejak kuartal III 2020, Askrindo semakin aktif menggenjot bisnis retailnya antara lain melalui asuransi kebakaran, kecelakaan hingga perjalanan, dengan total pemegang polis hingga awal Maret mencapai sekitar 21.000 polis dan nilai pertanggungan sekitar Rp24 miliar.
PT Asuransi Kredit Indonesia terus berupaya mengembangkan produk bisnis sesuai dengan perkembangan industri dan kebutuhan masyarakat, sehingga tetap bisa membukukan kinerja positif di tengah pandemi Covid-19. Hal ini, diiringi dengan peningkatan tata kelola perusahaan yang semakin baik.
Asuransi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tengah berupaya mengembangkan produk-produk retail melalui asuransi umum, hingga merambah asuransi bisnis financial technology (fintech). Di samping itu terus menggenjot fokus utamanya di bisnis komersial dan korporasi, sehingga semakin melengkapi keberagaman produk dan layanan yang diberikan.
-
Apa saja asas yang menjamin kelancaran Pemilu di Indonesia? Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2017 memaparkan bahwa asas pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Di mana Asniati mengajar? PNS guru Taman Kanak-kanak (TK) Negeri 3 Sungai Bertam, Kabupaten Muaro Jambi ini tidak lagi diwajibkan mengembalikan Rp75 juta kepada negara.
-
Apa itu Asuransi Lentera? Asuransi LENTERA merupakan produk Asuransi Berjangka atau term life yang memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam kehidupan para pemegang polis dan orang tercinta.
-
Siapakah Asha Ramadia Ananda Tanjung? Asha Ramadia Ananda Tanjung adalah seorang anggota TNI Angkatan Udara dengan pangkat Sersan Dua (Serda).
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
"Kami terus berupaya melakukan diversifikasi produk, sesuai dengan perkembangan digital yang semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir ini," papar Kepala Divisi Pemasaran Digital Askrindo, Ardian Brahmana, Jakarta, Selasa (23/3).
"Produk yang kami tawarkan sudah berbasis digital sehingga kami tidak perlu lagi secara langsung harus bertemu dengan mitra bisnis atau perorangan, proses underwriting hingga pengajuan klaim juga semakin mudah, tanpa mengesampingkan prinsip kehati-hatian," tambahnya.
Sejak kuartal III 2020, Askrindo semakin aktif menggenjot bisnis retailnya antara lain melalui asuransi kebakaran, kecelakaan hingga perjalanan, dengan total pemegang polis hingga awal Maret mencapai sekitar 21.000 polis dan nilai pertanggungan sekitar Rp24 miliar.
Layanan produk retail ini bisa langsung dibeli secara online di website Askrindo dengan proses yang mudah serta proses klaim yang tidak berbelit-belit karena telah ditopang oleh sistem teknologi yang lebih canggih.
Selain menggenjot bisnis retail, anak usaha Indonesia Financial Group ini, juga mendongkrak bisnis fintech yang semakin menjamur di Indonesia, baik melalui produk konvensional maupun produk produktif dan konsumptif.
Fintech yang diincar oleh Askrindo tentunya yang memiliki track record baik dengan tingkat kolektibilitas tinggi, telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menjadi anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Hingga saat ini, Askrindo telah bekerja sama dengan 12 fintech besar di Indonesia dengan potensi nilai ekspansi setiap bulannya sekitar Rp10 triliun sebelum masa pandemi dan saat ini nilai ekspansinya perlahan pulih kembali ke kisaran Rp7 triliun per bulannya. Perseroan menargetkan perolehan premi untuk bisnis retail dan fintech bisa mencapai sekitar Rp20 miliar pada akhir 2021.
"Selama masa pandemi memang terjadi peningkatan rasio kredit bermasalah, namun kami telah melakukan mitigasi risiko bersama mitra kami untuk bisa segera menurunkan kredit yang bermasalah sehingga kami bisa tetap menopang permodalan dan usaha mereka," papar Ardian.
Belanja IT Lebih dari Rp200 Miliar
Untuk menopang dan menggenjot seluruh lini bisnisnya, Askrindo dalam 3 tahun terakhir telah melakukan pengembangan teknologi informasi (IT) sehingga mampu bersaing dalam industri 4.0 saat ini, mulai dari peningkatan teknologi itu sendiri, sumber daya manusia, bisnis proses hingga tata kelolanya.
Diharapkan pada tahun ini, seluruh road map yang telah disusun sejak 2018, sepenuhnya mampu diimplementasikan mulai dari pusat, cabang hingga kepada mitra bisnis. Secara keseluruhan untuk pengembangan teknologi, perusahaan menganggarkan belanja modal sekitar Rp250 miliar.
“Pengembangan teknologi ini sangat diperlukan untuk pencatatan produksi yang tepat serta mempercepat analisa underwriting dengan meminimalisi kerugian karena potensi klaim yang lebih besar di masa mendatang bisa dimitigasi, atau dengan kata lain tingkat akurasi analisa semakin tinggi dan dapat dipertanggujawabkan,” papar Kepala Divisi Pengembangan IT Askrindo Rachmad Hidayat.
(mdk/idr)