Aturan resmi berlaku, hari ini minimarket bersih dari miras
Minimarket sudah menarik stok minuman beralkohol semenjak akhir Maret lalu.
Larangan penjualan minuman beralkohol di sejumlah minimarket mulai diberlakukan tepat hari ini, Kamis (16/4). Larangan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang perubahan kedua atas Permendag No. 20/M-DAG/4/2014 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan penjualan minuman beralkohol.
Pantauan merdeka.com di beberapa minimarket kawasan Tebet, Jakarta Selatan, mayoritas tidak terlihat lagi minuman beralkohol kadar 5 persen baik dalam bentuk botol maupun kaleng.
Salah satu pegawai minimarket, Saripuddin menuturkan pihaknya sudah tak lagi menyimpan stok minuman tersebut. "Kita sudah enggak stok lagi," ujarnya saat ditemui merdeka.com, Kamis (16/4).
Dia mengungkapkan, jika stok minuman beralkohol di tempatnya bekerja sudah ditarik sejak akhir Maret lalu. "Karena katanya ada peraturan larangan dari Pemda. Makanya kemarin akhir Maret sudah ditarik-tarikin barang (minol) nya," jelasnya.
Saripuddin mengungkapkan, sebelum ditarik, pihaknya juga menjual minuman tersebut secara tertutup sejak Februari 2015 lalu.
"Jadi Februari itu kita sudah enggak taruh bir di etalase. Kita simpan di gudang, jadi kalau ada yang mau beli baru dikeluarkan," akunya.
Hal senada juga disampaikan Ferdi, salah satu pegawai minimarket lainnya. "Dari Februari udah enggak jual, udah ditarik stoknya. Udah larangan dari Pemda katanya," tutur Ferdi.
"Kemungkinan karena ada pemberlakuan, yang ada di outlet ditarik ke gudang. Oh iya dikasih tauin, kalo enggak dikasih tahu ya kita masih jual. Fix disemua sevel enggak ada," ungkapnya.
Padahal, Ferdi mengakui jika omzet terbesar salah satunya didapat dari penjualan bir. "Omset terbesar ya di bir itu sebenarnya. Tapi ya sudah ada larangannya," tambahnya.
Di sisi lain, Ferdi juga mengakui, jika minuman beralkohol tersebut kerap menjadi pemicu keributan di sekitar minimarket tempatnya bekerja. "Iya sih memang, yang udah-udah itu pada rusuh di sini kalau abis minum," tandasnya.
Baca juga:
Harga bir di Indonesia murah, penjualannya tak seketat Singapura
Mendag: Minimarket masih jual minuman alkohol, kita cabut izinnya
Ahok mau buat toko khusus jual miras, PKS DKI mendukung
Indonesia larang jual miras di minimarket, publik Australia geger
Djarot: Jangan sampai larangan jual miras matikan pariwisata DKI!
Miras di minimarket dilarang, Ahok khawatir penjualan ilegal
-
Bagaimana si karyawati minimarket itu melahirkan bayinya? Saat tengah bekerja, karyawati itu tiba-tiba mengalami kontraksi dan melahirkan seorang bayi.
-
Apa saja barang-barang yang dijual di toko klenik yang diungkap Pesulap Merah? Di toko tersebut, terdapat banyak sekali barang-barang yang sering digunakan oleh para dukun ketika sedang praktik. Barang-barang itu terdiri dari keris yang berukuran kecil, jimat semar mesem (ilmu pelet), hingga bambu petuk atau bambu keramat.
-
Kenapa mangga yang dijual di pasaran sering terasa hambar? Sayangnya, buah mangga yang dijual di pasaran sering kali terasa hambar karena dipanen sebelum matang sempurna.
-
Kapan Pasar Dondong ramai pengunjung? Suami dari Ibu Martini mengatakan kalau Pasar Dondong ramai pada musim-musim tertentu. Dulu pasar itu bisa ramai sampai jam 9 pagi. Tapi sekarang jam 7 pagi pasar itu sudah sepi.
-
Di mana Kemendag menjajaki peluang pasar minyak goreng Indonesia? Hal ini disampaikan Atdag Kairo M. Syahran Bhakti S saat mengunjungi perusahaan ekspor dan impor El Tawheed di Fayoum, Mesir, Rabu (3/1) bersama delegasi Kedutaan Besar RI (KBRI) Kairo.
-
Kenapa Si-Manis Mart dibentuk? Pejabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan, program Si-Manis Mart merupakan bentuk upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan stabilitas harga di pasar.