Badai El Nino hilangkan 300.000 ton produksi padi Indonesia
Badai ini menyebabkan inflasi Indonesia terkerek sekitar 0,14 persen-0,23 persen.
Bank Indonesia menyatakan fenomena badai El Nino di dunia bakal merusak tatanan perekonomian Tanah Air. Pasalnya, musim kemarau yang berkepanjangan ini akan merusak hasil panen pertanian.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengatakan adanya fenomena tersebut membuat produksi beras Tanah Air berkurang.
"Dengan tingkat El Nino tahun ini bersifat lemah sehingga berdampak produksi padi berkurang mencapai 300.000 ton pada tahun 2014," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Kamis (3/4).
Juda menyebut dampak El Nino kali ini terbilang kecil jika dibandingkan pada 1997 di mana badai tersebut menyebabkan penurunan produksi padi mencapai 700.000 ton. "Tahun 2006 El Nino juga menyebabkan penurunan produksi padi 300.000 ton, sedangkan tahun 1997 itu paling tinggi," jelas dia.
Dampak El Nino ini juga berimbas pada besaran inflasi Indonesia, meski tak terlalu besar. "Inflasi sudah kita hitung sekitar 0,14 persen-0,23 persen, itu sudah kita masukkan dalam outlook inflasi 2014 kita 4,5 persen plus minus 1 persen," ungkapnya.
Untuk itu, Juda mengingatkan kepada para pelaku industri pertanian terutama Perum Bulog agar tetap siaga. "Itu kita harus tetap siap-siap terhadap kemungkinan ini, walaupun ini masih prediksi, ini kan ada siklusnya, kemungkinan tahun ini El Nino yang lemah," tutup dia.