Bandara Jenderal Besar Soedirman Siap Dioperasikan Awal Juni 2021
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 98 Tahun 2021 tertanggal 22 April 2021 yang menetapkan secara resmi bahwa pengelolaan Bandara Jenderal Besar Soedirman berada di bawah PT Angkasa Pura II (Persero).
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 98 Tahun 2021 tertanggal 22 April 2021 yang menetapkan secara resmi bahwa pengelolaan Bandara Jenderal Besar Soedirman berada di bawah PT Angkasa Pura II (Persero). Dengan begitu, bandara yang terletak di Purbalingga, Jawa Tengah tersebut siap dioperasikan pada awal Juni 2021 mendatang.
"Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, disiapkan untuk dioperasikan pada awal Juni 2021," ujar President Director AP II, Muhammad Awaluddin, di Jakarta, Kamis (27/5).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Siapa yang kuliah di Bandung? Baik Kika maupun Jema tengah menjalani studi di Bandung, Jawa Barat.
-
Bagaimana bandara Lolak diresmikan? Peresmian ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat tipe DHC-6 Twin Otter maskapai SAM Air sekitar pukul 15.52 WITA.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
Dia mengatakan surat keputusan tersebut menyatakan bahwa bandara yang dikelola AP II total berjumlah 20 bandara. Ada penambahan 1 bandara yaitu Bandara Jenderal Besar Soedirman. "Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan keputusan Kementerian Perhubungan yang menetapkan AP II selaku pengelola 20 bandara di Indonesia," ujarnya.
Kementerian Perhubungan juga telah menerbitkan Sertifikat Bandara Udara No: 0163/SBU-DBU/IV/2021 bagi Bandara Jenderal Besar Soedirman. Dokumen mandatori lainnya pun sudah disusun dan disetujui.
"Dokumen mandatori tersebut adalah Airport Security Programme, Aerodrome Manual, Emergency Plan Document, Safety Management System Manual, Safety Risk Assessment, dan SOP Airside Operation," papar Muhammad Awaluddin.
Dalam rangka persiapan operasional, Muhammad Awaluddin juga telah melakukan pertemuan dan koordinasi dengan Panglima Komando Operasi TNI AU II Marsda TNI Minggit Tribowo. Bandara Jenderal Besar Soedirman sendiri merupakan bandara penunjang penerbangan bagi wilayah sekitar antara lain Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Wonosobo.
"Penerbangan komersial di wilayah kabupaten dan kota tersebut dibuka perdana dengan adanya Bandara Jenderal Besar Soedirman. Dengan kata lain, bandara ini merupakan pelopor konektivitas penerbangan komersial di wilayah tersebut,” ungkap Muhammad Awaluddin.
Persiapan Aspek Operasional
Sebagai bagian dari persiapan aspek operasional, AP II tuntas membangun fasilitas sisi udara (airside) meliputi runway berdimensi 1.600 x 30 meter untuk mengakomodir penerbangan pesawat propeller ATR 72-600 dan sejenis, apron seluas 69 x 103 meter dan taxiway dengan lebar 15 meter.
"Setelah pembangunan tuntas 100 persen, dilakukan proving flight oleh Kemenhub dan Citilink, yang berjalan dengan lancar dan sukses," ujar Muhammad Awaluddin.
Untuk sisi darat (landside), sudah diselesaikan pembangunan terminal penumpang dalam rangka minimum operation. Dia menambahkan personel AP II siap mendukung operasional bandara, antara lain dari unit Aviation Security (Avsec), Apron Movement Control (AMC) dan Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) sudah siap, di samping personel administrasi dan maintenance yang juga sudah siap.
Stakeholder lain yang dipastikan mendukung operasional bandara antara lain ground handling, Pertamina, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes), BMKG, AirNav Indonesia, serta maskapai Citilink, hingga penyedia transportasi moda darat.
"Citilink menyambut positif dan mendukung rencana operasional penerbangan komersial di Bandara Jenderal Besar Soedirman," ujar Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo.
Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno menyatakan kesiapan AirNav Indonesia. "Kami sudah menyiapkan prosedur, SDM dan safety assesment untuk layanan navigasi bandara ini. Semuanya baik dan siap mendukung pengoperasian bandara Jenderal Besar Soedirman yang rencana dioperasikan pada awal Juni 2021," jelasnya.
Seperti diketahui, Pada 1 April lalu, saat uji coba pendaratan pesawat Citilink ATR 72-600 telah diterapkan prosedur pendaratan berbasis PBN (Perfomance Based Navigation). AirNav Indonesia berharap pengoperasian bandara ini dapat mendukung pertumbuhan penerbangan di Selatan Jawa dan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
(mdk/azz)