Bangun PLTP bersama bisa kembangkan industri komponen dalam negeri
Kerja sama tersebut dinilai tepat dalam meningkatkan penguasaan teknologi hasil produk dalam negeri.
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bakal menggandeng Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) terkait pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas 3 megawatt (MW). Kerja sama tersebut dinilai tepat dalam meningkatkan penguasaan teknologi hasil produk dalam negeri.
"Kerja sama PGE dan BPPT sangat positif untuk dapat meningkatkan penguasaan teknologi," ujar Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Abadi Purnomo di Jakarta, Senin (22/2).
-
Mengapa Pertamina Geothermal Energy membangun PLTP Lumut Balai Unit 2? “Melalui groundbreaking Lumut Balai Unit 2 ini, Pertamina Geothermal Energy telah membuktikan keseriusannya dalam pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. Kami optimis kedepannya Pertamina Geothermal Energy mampu mendorong tumbuhnya ekosistem hijau secara global maupun di Indonesia,” ungkap Nicke.
-
Bagaimana Pertamina Geothermal Energy mengelola proyek Lumut Balai Unit 2? Dalam kesempatan ini, Julfi menjelaskan proyek Lumut Balai Unit 2 ini dikelola melalui kolaborasi antara Indonesia dengan negara-negara Indo-Pasifik, yaitu Jepang dan Tiongkok.
-
Bagaimana Pertamina Geothermal Energy mendorong upaya dekarbonisasi di luar pengembangan energi panas bumi? Selain itu Perseroan juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi, "Strategi yang kami jalankan diantaranya dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia yang sedang berkembang dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE)," ungkap Julfi.
-
Apa yang dibangun oleh Pertamina Geothermal Energy untuk menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai? Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 MW, sehingga total panas bumi di wilayah tersebut menjadi 110 MW.
-
Apa kontribusi Pertamina Geothermal Energy pada target dekarbonisasi nasional di tahun 2030? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Bagaimana Pertamina mengadopsi transisi energi? Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
Menurut dia, BPPT tak bisa mengembangkan teknologi apabila tidak diuji coba ke Pertamina. Kendati demikian, teknologi panas bumi yang dimiliki BPPT saat ini belum bisa digunakan untuk pembangkit berskala besar.
"Di lain pihak ada kerjasama BPPT, Pindad, dan NTP mengembangkan pembangkit 3 MW yang perlu diuji coba. PGE membantu program tersebut dengan visi agar turbin dan generator bisa diproduksi di dalam negeri. Kerja sama tersebut berlanjut dengan pengembangan turbin ORC (organic rankine cycle)," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Suryadarma, menilai kerja sama PGE dan BPPT adalah wujud dari upaya membangun kemampuan Indonesia dalam mendirikan industri pembangkit listrik tenaga panas bumi skala kecil baik teknologi condensing maupun binary cycle. Teknologi ini sudah lama digagas Kementerian Ristek dan Dikti agar teknologi ini yang sudah teruji (proven) bisa dibangun sendiri dengan kemampuan Indonesia.
"Kami mendukung upaya itu. Jika hal ini berhasil tentu saja akan dapat di implementasikan pada PLTP lapangan panas bumi lainnya. PGE sudah lama melakukan kajian untuk dapat memanfatkan sisa panas dari brine atau air pemisahan dari fluida yang dihasilkan. Tetapi belum menemukan suatu pola yang tepat agar bisa optimal dalam pengelolaan lapangan uap panas bumi kata Suryadharma.
Sebelumnya, General Manager PGE Unit Kamojang Wawan Darmawan menjelaskan PGE Kamojang akan memasok uap buat pembangkit yang akan dikelola BPPT. Menurut dia panas bumi berasal dari sumur Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Nanti akan ada semacam titik serah di salah satu tempat seperti yang kami lakukan dengan pihak PT Indonesia Power (anak usaha PLN). Bedanya, kami tidak menjual uap. Ini sebagai satu studi penerapan teknologi pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit skala kecil," ujar Wawan dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (21/2).
Pihaknya menambahkan pembangkit listrik PGE akan dikelola BPPT itu menggunakan teknologi siklus biner asal Jerman dan diklaim dapat dihasilkan daya listrik tambahan 500 kilowatt. Menurut dia, uji coba pembangkit tersebut akan dilakukan pada tahun ini.
BPPT mengembangkan serta mendesain rancang bangun pembangkit, ikut menjalin kerjasama pembuatan komponen oleh PT Nusantara Turbin & Propulsi (NTP), PT Barata Indonesia, dan PT Pindad.
Baca juga:
Kerja sama Pertamina-PLN bisa dorong investasi energi terbarukan RI
PLTP Kamojang 4, PLN-Pertamina sepakat harga uap USD 9,4 per kWh
PLN-Pertamina sepakat harga uap PLTP Kamojang USD 6 sen per kwh
Bangun pembangkit listrik 3 MW, Pertamina Geothermal gandeng BPPT
Harga minyak anjlok, Pertamina dinilai untung besar dari jual BBM
Pertamina beri sinyal harga Premium dan Solar turun pada April