Bank Indonesia Beberkan Peluang dan Tantangan Ekonomi di 2019
Bank Indonesia (BI) optimistis prospek perekonomian Indonesia tetap baik di tahun depan. Kendati demikian, tahun depan perekonomian Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Itu antara lain penyesuaian kembali (rebalancing) komoditas global akibat langkah The Fed dalam melakukan normalisasi kebijakannya.
Bank Indonesia (BI) optimistis prospek perekonomian Indonesia tetap baik di tahun depan. Ini lantaran ditopang stabilitas ekonomi Indonesia.
Kepala Grup Asesmen Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Firman Mochtar, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berkisar antara 5-5,4 persen. Inflasi sekitar 2,5-4,5 persen.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Bagaimana Indonesia berencana untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Bangladesh? Dalam bidang energi dan infrastruktur, disampaikan pula terkait kesiapan Indonesia dalam berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bangladesh melalui konsorsium proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"Adapun defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kami harapkan turun sebesar 2,5 persen dari pertumbuhan ekonomi," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (11/12).
Sementara itu, lanjut dia, BI memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan antara 10-12 persen dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh di level 8-10 persen.
"Kami optimistis bahwa ke depan prospek ekonomi Indonesia tetap baik. Yang ingin kami lakukan adalah menjaga daya tarik pasar keuangan tetap baik yang pada gilirannya bisa support pembiayaan dari CAD," ucapnya.
Kendati demikian, Firman mengakui, tahun depan perekonomian Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Itu antara lain penyesuaian kembali (rebalancing) komoditas global akibat langkah The Fed dalam melakukan normalisasi kebijakannya.
"Terakhir fate fund rate (FFR) naik 2,5 persen dan kami perkirakan masih akan naik. Desember ini pasar sudah pricing naik sekali. Adapun di 2019 FFR kemungkinan akan naik 2 sampai 3 kali lagi," paparnya.
Tantangan kedua, kata dia, kondisi pertumbuhan ekonomi dunia yang diprediksi melandai. Demikian pula dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang diprediksi lebih rendah dari tahun ini karena ekspansi fiskal yang melambat.
"Efeknya apa? Commodity price tidak tumbuh setinggi dari tahun sebelumnya, termasuk di 2019 tetap akan dipengaruhi oleh commodity price. Harga minyak dunia juga masih volatile," ujar dia.
Adapun untuk mengurangi dampak global terhadap perekonomian Indonesia, ada dua hal yang harus dicermati. Pertama terkait lalu lintas perdagangan dan kedua terkait pasar keuangan RI.
"Dua chanel yang harus Indonesia perlu cermati yaitu pertama trade chanel yakni potensi ekspor dan impor RI dan kedua financial chanel yaitu kemungkinan proses aliran modal global masuk ke domestik," tandasnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan arah kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2019 tetap hawkish atau ketat. Upaya ini dilakukan untuk mengimbangi langkah bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Suku Bunga Tinggi, Penerbitan Obligasi Korporasi Diprediksi Turun di 2018
Ini 3 Program BI Kembangkan Ekonomi Pesantren
BI: Terlambat Kembangkan EkonomI Syariah, RI Jadi Sasaran Produk Impor Lebel Halal
Bos BI Sebut Pesantren Bisa Jadi Pendobrak Baru Dalam Menyumbang Pertumbuhan Ekonomi
Ini 45 Perusahaan Fintech Yang Sudah Mendaftar di Bank Indonesia
Mengenal Uang Logam Berlapis Emas yang Pernah Dikeluarkan Oleh Bank Indonesia
Cadangan Devisa November Naik Jadi USD 117,2 Miliar